Monday Morning - [WenYeol]

759 97 4
                                    

Seungwan berlari kencang menyusuri trotoar menuju sekolah, dirinya sudah ketinggalan bus. Itu yang dia tau. Umpatan keluar dari mulutnya ketika mendapati jarum jam dipergelangan tangan menunjukkan pukul tujuh kurang 10 menit.

"Sial! Aku akan terlambat! Ini semua gara-gara Donghyuck! Ck awas saja dia!" mulutnya masih memaki Donghyuck, adiknya. Dirinya berhenti di ujung zebra cross. Nafasnya terengah.

Sebuah motor berhenti didepannya. Ketika sang pemilik membuka helm, dengusan otomatis keluar dari mulut Seungwan. "Wah! Murid teladan sekolah, terlambat?"

"Diam kau, Park Chanyeol!"

"Kau tidak akan sampai tepat waktu," Chanyeol menyeringai. "Mau berangkat bersama?"

"Jangan harap!" Seungwan segera melangkahkan kaki untuk menyeberang. Sekolahnya sudah tidak lagi jauh, namun seperti yang ia perkirakan, dirinya akan tetap terlambat.

"Ya!! Kau serius tidak ingin berangkat bersamaku?" suara teriakan Chanyeol menyapa gendang telinganya. Hal itu membuat beberapa pejalan kaki menjatuhkan tatapan tidak mengerti mereka ke arah Seungwan. "Dalam mimpimu!!"

Seungwan bersumpah, dirinya tidak akan berangkat dengan orang seperti Chanyeol. Jangankan berangkat bersama, berdekatan radius 5 meter saja Seungwan malas.

Dia jelas tidak akan lupa apa yang sudah Chanyeol perbuat padanya sebulan lalu. Bagaimana bisa pemuda itu menyembunyikan rok seragamnya. Membuat Seungwan harus mengikuti pelajaran dengan tetap mengenakan celana olahraga, dan kemeja bagian atas.

Tolong jangan bayangkan. Mengingatnya saja Seungwan ingin mengunyah pemuda itu.

Dirinya menjadi bahan tertawaan anak satu kelas karena hal itu. Membuat rasa bencinya pada Chanyeol semakin meluap. Seungwan heran, kenapa anak itu suka sekali mencari masalah dengannya.

Seungwan menatap ke dalam kawasan sekolah. Dirinya mendapati murid-murid sudah berbaris untuk upacara. Tanpa pikir panjang, Seungwan melempar tasnya ke arah pos satpam dekat gerbang, "maaf, nanti saya ambil. Tolong jaga sebentar ya, Pak."

Penjaga sekolah heran menatap ke arah Seungwan yang notabene tidak pernah terlambat sebelum ini.

Seungwan berdiri disamping Seulgi, "kau terlambat?"

"Menurutmu?" Seungwan menatap Seulgi jengah. "Kau terlambat."

Seungwan mengusap dahinya, lalu dirinya sadar bahwa dia tidak mengenakan topi, "ya tuhan! Topiku!"

"Itu juga yang ingin aku tanyakan padamu, Seungwan. Kemana topimu?"

"Aduh, jangan bilang kalau topiku tertinggal. Seulgi, bagaimana?"

"Bagaimana apanya? Aku tidak tau. Salah sendiri tidak bawa."

"Aku lupa."

"Lupa? Seperti bukan dirimu."

"Aahhh bagaimana. Aku tidak mau dihukum!"

Seungwan masih saja merengek, membuat wajahnya semakin imut. Seulgi hanya menatap sembari meyakinkan bahwa tidak apa-apa sesekali dihukum. Sekolah jika hanya diisi dengan patuh pada tata-tertib, tidak akan seru.

"Omong kosong macam apa yang coba kau katakan, Seulgi?"

"Apa? Aku bilang, tidak apa-apa jika dihukum. Paling tidak, agar buku kesiswaan milikmu tidak sepi."

"Terserah!!" Seungwan menggeram khawatir. Guru kesiswaan mulai berjalan menuju para murid untuk melakukan inspeksi.

Ketika salah satu guru tergalak hampir dekat, Seungwan merasakan sebuah benda diletakkan diatas kepalanya. Dirinya menoleh kebelakang, mendapati Chanyeol yang tersenyum tiga jari kearahnya.

"Kau bisa pakai milikku."

"Kau?"

Chanyeol tidak menjawab. Dirinya mengacak pelan puncak kepala Seungwan. Lalu berlari menuju tiang bendera dan berdiri disana bersama beberapa murid yang tidak mengenakan atribut lengkap.

Seungwan tidak mengerti harus bersikap seperti apa. Disebelahnya, Seulgi menatap tidak percaya.

"Apa yang baru saja aku lihat?"

Namun, Seungwan hanya terdiam. Dirinya meremas pelan topi yang kini ada digenggamannya. "Seungwan, pakai topimu atau kau ingin maju kedepan."

Mendengar celetukkan gurunya, beberapa pasang mata menatap tidak mengerti kearahnya. Membuat Seungwan kembali mengenakan topi pemberian Chanyeol yang terasa kebesaran.

"Tenang, Seungwan. Anggap saja aku tidak melihat apa-apa." Seulgi menepuk pundaknya dari samping, "dan Chanyeol baru saja menyelamatkanmu."

Seungwan menghembuskan nafas.

Bagaimana dia harus bersikap pada Park Chanyeol, si berandal sekolah setelah ini?

**

Gue buat ini karena kejadian temen gue pada suatu pagi wkwk. Dan bagian 'gapapa dihukum jaman sekolah' itu beneran motto temen gue. Hwhw.

𝐉𝐔𝐒𝐓 𝐔𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang