Where Were You in the Morning? - [WenYeol]

794 81 8
                                    

Kepalanya semakin merangsek kedalam dekapan sosok yang kini memeluknya. Tangan besar milik lelaki itu bertambah erat seiring dengan kecupan yang ia jatuhkan pada puncak kepala gadisnya.

"Baumu masih sama."

Chanyeol tidak menjawab. Bibirnya tersenyum. Senyuman yang tidak mampu Seungwan lihat.

"Kau juga terlihat baik-baik saja, Seungwan."

"Tidak sebaik ketika aku bersamamu."

"Picisan." Seungwan tertawa. Tawa yang juga menjadi favorit Chanyeol selama bertahun-tahun. Tawa yang tidak akan pernah membuatnya bosan meski setiap hari selalu ia dengar.

Malam semakin larut. Jendela besar yang memperlihatkan hamparan lampu kota itu tampak memanjakan mata. "Dingin."

Chanyeol semakin mendekap Seungwan. Kemudian menarik selimut hingga batas dagu gadis itu. "Masih dingin?"

Seungwan mengangguk polos. "Ku rasa saling menghangatkan secara langsung tidaklah buruk."

Mendengar itu, senyuman Seungwan muncul perlahan. Tanpa hambatan apapun, Seungwan menarik kaus yang Chanyeol kenakan. Lalu melemparnya kesembarang arah.

Dirinya yang memang sejak awal hanya mengenakan heavy tank top pun tidak sulit untuk menanggalkannya. Meninggalkan bra sewarna kulit yang ia kenakan.

"Sudah?" Chanyeol bertanya ketika mereka kembali saling memeluk. Dagunya bertumpu pada puncak kepala Seungwan yang kini mulai tersandar pada dada bidangnya. Dirasakan Seungwan yang mengangguk lemah sembari menggumam pelan.

"Jangan pergi, Chan."

"I won't."

"Promise me you won't go."

Chanyeol hanya tersenyum. Kemudian kembali mengecup puncak kepala beraroma vanila kesukaannya.

"I'm afraid. I'm afraid when i opened my eyes then you would disappear." Kepalanya semakin merangsek. Dekapan itu semakin terasa erat. Seperti ia takut apabila dekapan itu ia lepas maka tidak lagi akan ia rasakan.

"I won't."

"Hold my promise."

"I won't go anywhere."

Seiring dengan suara yang semakin meredup, mata Seungwan terbuka. Retinanya masih berusaha untuk membiasakan dengan cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamarnya. Tempat ini masih sama.

Matanya turun. Menatap heavy tank top yang ia kenakan semalam masih melekat ditubuhnya. Sebelah tempatnya tertidur terasa dingin. Bekas kaus lelaki yang ia lempar semalam tidak ia temukan di manapun.

"Chan..."

Tidak ada jawaban apapun.

Suara deringan ponsel dimeja nakas mengalihkan perhatian Seungwan.

Seulgi menghubunginya.

"Seungwan?"

"Ya?"

"Aku sudah di depan rumahmu. Kau tidak ingin berkunjung ke makam Chanyeol?"

**

Eennnggggg

Pikiran gue lagi penuh sama plot cerita. Tapi bingung nulisnya. Yaudahlah bye.

𝐉𝐔𝐒𝐓 𝐔𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang