Ini sudah gelas ketujuh yang ia tegak dalam tiga puluh menit setelah dirinya memasuki bar.
Sepasang mata menatapnya nanar. Berpikir bahwa lelaki itu pasti sudah hilang kesadaran terlalu jauh.
"Sudah cukup, Junmyeon. Kau terlalu banyak minum!"
Namun, bukannya berhenti dengan minuman beralkohol didepannya, lelaki yang diketahui bernama Junmyeon itu semakin beringas menuangkan botol berisi cairan bening memabukkan itu.
Chanyeol, lelaki bertelinga caplang itu menghela napas lelah. Melihat teman yang sudah ia anggap sebagai kakaknya itu menggila, karena sesuatu yang menurutnya sangat konyol.
Perempuan.
Ck. Merepotkan. "Berhenti, kataku!" bersamaan dengan teriakannya itu, tangan Chanyeol tergerak guna mengambil paksa gelas yang hendak Junmyeon gunakan untuk minum.
Junmyeon menggeram marah, "berikan gelas itu, Park Chanyeol!"
"Tidak!"
Junmyeon tersenyum sinis dengan mata yang sudah separuh tertutup, "baiklah. Ka-kau bisa ambil gelas itu. Aku tidak butuh!"
Hal selanjutnya adalah mata Chanyeol yang terbelalak melihat Junmyeon menegak minuman itu langsung dari botolnya.
Berapa tertekannya dia hingga melakukan hal bodoh seperti ini? Chanyeol tau bahwa Junmyeon mencintai Joohyun, perempuan yang hampir empat tahun ia pacari. Namun, Chanyeol tidak mengira bahwa lelaki itu akan sampai seperti ini.
"Kenapa? Apa yang salah denganku? Apa aku terlalu egois? Atau, apa aku terlalu tidak peduli. Hingga dia memilih untuk pergi? Jawab aku, Chanyeol! Jawab aku!" Junmyeon berteriak histeris. Bersyukur karena dentuman musik yang cukup keras, hingga mampu meredam suara Junmyeon.
"Tidak ada yang salah denganmu. Hanya ada masa yang salah."
Junmyeon menunduk, memandangi botol berisi cairan yang sempat ia minum. "Jangan menyiksa dirimu sendiri karena hal konyol bernama cinta, Junmyeon. Jika dia pergi, itu artinya, dia memang bukan untukmu. Gunakan akalmu!"
Alih-alih mendengarkan Chanyeol, Junmyeon meraih ponselnya.
Mendial nomor yang sudah sering ia panggil.
"Halo?"
Hanya ada senyap. Junmyeon yakin perempuan diseberang sana mengangkat dan mendengarkannya.
"Joohyun...." Junmyeon hanya mampu mengucap nama perempuannya.
"Joohyun... Aku mohon..."
"Aku masih mencintaimu..."
"Aku mohon... Kembali padaku." Suara lelaki itu jelas sekali terdengar putus asa. Seolah permohonannya itu akan menentukan hidupnya setelah ini.
Sayang, semesta seperti tidak ingin bermurah hati. Junmyeon tidak mendapatkan apapun selain panggilan yang terputus sepihak.
When i took a look at you
I decided to giving you everything
When all you only do
Is giving me nothing
**
Sekalinya nulis SuRene malah begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉𝐔𝐒𝐓 𝐔𝐒
Fanfic𝐖𝐡𝐚𝐭 𝐢𝐭'𝐬 𝐚𝐥𝐥 𝐚𝐛𝐨𝐮𝐭? This book is a work of fiction. Hanya sebuah tempat sederhana penyalur ide-ide dan plot cerita. It's just a place where I could put my thoughts in, write everything that comes on my mind. 𝐂𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧𝐭: 𝟏. Shor...