Dari Nol

127 15 5
                                    

"Ayo." Malaikat maut mendekati Jonghyun.

"Kemana?" Tanyanya.

Malaikat maut memberi isyarat untuk mengikutinya. Rumah sakit. Disanalah Jonghyun sekarang. Menatapi dirinya yang sedang mendapat pertolongan dari dokter. Dia juga melihat Yerim yang duduk sendirian dengan keadaan berantakan. Mantelnya penuh dengan bercak darah setelah memeluk Jonghyun.

Air mata jatuh dari mata Jonghyun. Perlahan dia mendekati Yerim. Langkahnya gontai. Dia berhenti di depan Yerim dan berlutut di hadapannya.

"Maafkan aku, Yerim-a. Maafkan aku," katanya sambil mencoba untuk menggenggam tangan Yerim yang dingin. Tapi hasilnya nihil, tidak bisa.

"Aku seharusnya mengatakannya lebih awal padamu. Tentang perasaanku," kata Jonghyun lagi. Kali ini ia mengusap air mata yang terus mengalir dari matanya.

Di saat ia akan melanjutkan perkataannya, tiba-tiba seorang perawat dengan jubah operasi berlari dari ruang operasi. Perawat itu terlalu tergesa-gesa sampai-sampai Yerim yang baru saja berdiri tidak sempat bertanya.

"Yerim-a.. uri jonghyuni ottokhae?!!" Seorang ibu datang dengan tergesa-gesa dengan ditemani oleh seorang perempuan lainnya.

"Ibu.. unnie.." Yerim berhamburan ke pelukan ibu Jonghyun. Ibu Jonghyun terduduk lemas di lantai rumah sakit yang dingin itu.

"Maaf, bagaimana keadaannya?" Tanya kakak perempuan Jonghyun, Sodam. Ia mencegat seorang perawat yang hendak masuk kembali ke ruangan operasi.

"Pasien dalam keadaan tidak stabil, saat ini dia butuh banyak darah, permisi." Kata perawat itu lalu berlari ke dalam ruang operasi.

"Aigoo~ eottokhae?!" Ibu Jonghyun kembali ambruk.

Jonghyun yang melihat kejadian itu juga cukup terguncang. Melihat bahwa orang-orang yang dicintainya, sangat mengkhawatirkannya, takut kehilangannya. Pandangan Jonghyun beralih kepada sang malaikat.

"Apakah aku akan meninggal?" Tanya Jonghyun dengan suara bergetar.

"Tidak ada yang bisa merubah takdir." Jawab sang malaikat.

Tiga jam berlalu. Ketiga orang yang mencemaskan Jonghyun masih disana. Menanti kabar baik dari dokter. Ya, mereka menanti kabar baik. Tapi sayangnya dokter berkata hal lain.

"Maaf, kami sudah berusaha yang terbaik.. tapi pasien tidak bisa diselamatkan."

Di saat itulah tangis mereka pecah. Ibu Jonghyun bahkan hampir kehilangan kesadarannya.

Jonghyun melihat semuanya. Dia mendengarnya. Tak tertolong. Itu artinya dia sudah pergi. Tak berhak lagi berada diatas dunia ini.

Dengan langkah gontai dan mata berkaca-kaca Jonghyun menghampiri ketiganya. Berdiri di hadapan mereka.

"Aku disini.. aku tak kan pergi kemana-mana.." ucapnya lirih.

Terlalu pahit.

"Eomma.. aku ada disini, kenapa kau menangis?" Ia berlutut di depan ibunya.

"Nuna.. kalian semua kenapa? Aku akan segera kembali, jangan menangis..." Jonghyun mencegah agar air matanya juga tidak ikut mengalir.

"Apakah tidak ada jalan lain ha? Apakah kematianku tidak bisa diundur?" Jonghyun bertanya pada sang malaikat dengan lemas.

"Tidak, kematian tidak akan pernah bisa diundur." Jawab sang malaikat tegas.

Sekali lagi Jonghyun melihat orang-orang yang dicintainya, hanya untuk beberapa saat.

"Ayo, pintu surga telah terbuka untukmu."

"Jonghyun~aaa.." ibu Jonghyun memekik hampa.

"Jika takdir tak bisa diubah," perkataan Jonghyun terhenti. Ia menoleh melihat orang-orang yang dicintainya, sakit.

"Maka tutuplah pintu surga itu untukku, sebagai gantinya beri aku kesempatan kedua." Ucap Jonghyun dengan pasti. Tak ada keraguan di matanya.

"Apa maksudmu? Kesempatan kedua?" Sang malaikat berpikir keras.
Jonghyun menantikan jawabannya.

"Hm, baiklah, berapa lama waktu yang kau perlukan. Tiga bulan?"

"Tunggu tunggu.. kau setuju?" Jonghyun terkejut.

"Apa tiga bulan terlalu lama, dua bulan? Kalau begitu tiga minggu?"

"Wait wait.. satu bulan, aku rasa satu bulan sudah cukup. Baiklah, bagaimana aku bisa kembali ke dunia? Dengan memasuki tubuh orang lain yang hampir mati?" Jonghyun meminta penjelasan lebih.

"Tidak, kita tidak boleh mencuri tubuh orang lain. Gunakanlah tubuhmu sendiri,"

"Apa? Bagaimana bisa?"

"Hanya itu syarat yang diberikan surga pada orang-orang sepertimu. Setelah aku pergi semuanya akan kembali dari awal. Di saat semua orang tak pernah mengingatmu. Dan kau tak pernah ada di dunia ini. Sampai jumpa."

Begitulah akhir dari perkataan sang malaikat maut sebelum menghilang.

Dan semuanya kembali lagi dari nol.

~To Be Continue~

Day by day passed empty. Night dark Sky dark. In the dream, I stand. Curled up in the sad, embracing the wound.

Really miss you,
My Kim Star❤

Before Our Spring (It's Me, Jonghyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang