Bab III

42 5 2
                                    

¤kopi¤

Kopi ku mulai dingin tapi ampas nya belum mengendap, masih saja pekat kental sekali.
//
Sama seperti sedih ku masih di permuka'an melekat di dinding hati. Jika sudah mengendap lalu Terhempas jatuh terlelap tidur di antara sisa tangis yang membasahi bantal~

¤Aku hanya sejarah, aku akan pergi¤

Tak ada bedanya dulu dan sekarang tak berubah sedikit pun. Jangan kan perasa'an mu menoleh pun kau tak mau.
//
Hujan mu sudah reda tapi tidak hujan ku masih panjang, biar saja aku jadi memori tak apa.
Aku hanya sejarah, aku akan pergi!

¤Batas¤

Aku sudah sampai batas
Jari ku sudah tidak bisa lagi menulis sajak tentang rindu atau rasa sakit.
//
Aku sudah sampai batas otak ku sudah keruh tak bisa mikir. Aku sudah sampai batas, terima kasih sudah menjadi fana ku yang nyata.
//
Terima kasih sudah menjadi yang tak ter'ucap, yang tak tersampaikan kepada siapa pun.
Bahkan pada angin sekali pun.

¤mabuk¤

Kau memang racun
Sakaw mu memang lebih hebat dari asap yang tiap hari aku hisap.
//
Lebih dari jarum yang aku tusuk di lengan. Tapi sayang kau hanya sisa mabuk ku semalam.

¤ sajak di luar cinta padamu¤

Telivisi masih saja gaduh menyu'arakan perubahan. Halah tai, mereka yang berdasi lagi lagi obral janji sana sini.
//
Jual mimpi isi negeri hanya demi bisa duduk di kursi, Tapi demokrasi cuma basa-basi. Bukan harga mati.
//
Suap sana-sini jual beli suara. Tak malu asal bisa berdiri tak peduli sana-sini.
//
Mereka yang berdasi tapi TAI!
Mengaku ber budi tapi korupsi sana-sini.hidup dari keringat isi negeri. Mereka memang babi!

Kita Di Dalam Ruang HampaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang