¤kopi¤
Kopi ku mulai dingin tapi ampas nya belum mengendap, masih saja pekat kental sekali.
//
Sama seperti sedih ku masih di permuka'an melekat di dinding hati. Jika sudah mengendap lalu Terhempas jatuh terlelap tidur di antara sisa tangis yang membasahi bantal~¤Aku hanya sejarah, aku akan pergi¤
Tak ada bedanya dulu dan sekarang tak berubah sedikit pun. Jangan kan perasa'an mu menoleh pun kau tak mau.
//
Hujan mu sudah reda tapi tidak hujan ku masih panjang, biar saja aku jadi memori tak apa.
Aku hanya sejarah, aku akan pergi!¤Batas¤
Aku sudah sampai batas
Jari ku sudah tidak bisa lagi menulis sajak tentang rindu atau rasa sakit.
//
Aku sudah sampai batas otak ku sudah keruh tak bisa mikir. Aku sudah sampai batas, terima kasih sudah menjadi fana ku yang nyata.
//
Terima kasih sudah menjadi yang tak ter'ucap, yang tak tersampaikan kepada siapa pun.
Bahkan pada angin sekali pun.¤mabuk¤
Kau memang racun
Sakaw mu memang lebih hebat dari asap yang tiap hari aku hisap.
//
Lebih dari jarum yang aku tusuk di lengan. Tapi sayang kau hanya sisa mabuk ku semalam.¤ sajak di luar cinta padamu¤
Telivisi masih saja gaduh menyu'arakan perubahan. Halah tai, mereka yang berdasi lagi lagi obral janji sana sini.
//
Jual mimpi isi negeri hanya demi bisa duduk di kursi, Tapi demokrasi cuma basa-basi. Bukan harga mati.
//
Suap sana-sini jual beli suara. Tak malu asal bisa berdiri tak peduli sana-sini.
//
Mereka yang berdasi tapi TAI!
Mengaku ber budi tapi korupsi sana-sini.hidup dari keringat isi negeri. Mereka memang babi!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Di Dalam Ruang Hampa
Poesíasajak ku adalah senjata untuk melawan sepi yang kau tinggalkan. sajak ku juga tameng untuk berlindung dari rasa sakit yang kau berikan.