1

690 55 7
                                    

  Note: Semua karakter disini bukan milik saya. Mereka tentu milik sang pencipta, ke-dua orang tua, dan para Fans. Cerita ini murni milik saya, jika ingin copas mohon untuk meminta izin agar tidak terjadi kesalah fahaman. "Mohon maklum jika banyak kesalahan-kesalahan seperti Typo atau bahasa yang masih kurang pas"    


.

.


Mereka berjuang, untuk menyelamatkan para keluarga, teman dan saudara satu bangsa. Para militer angkatan laut, udara dan darat. Meninggalkan orang terkasih untuk memerdekakan negara.

"Aku akan merindukan mu." Kwon Jiyong Kapten pasukan tempur angkatan udara memandang penuh binar kasih sayang pada sosok mungil wanita cantik di hadapannya. Wanita itu tersenyum pedih, walau tak rela dia harus bisa memaksakan diri membiarkan Jiyong-nya pergi.

"Jaga diri mu baik-baik. Aku disini akan selalu menunggu kepulangan mu." Kim Taeyeon mengangkat salah satu tangannya, mengelus lembut sebelah pipi Jiyong hingga menghantarkan kehangatan yang begitu Jiyong rindukan.

"Ya aku tau. Aku janji aku akan pulang dan tak akan gugur."

Seulas senyum memancar di wajah cantik Taeyeon, wanita mungil itu mengangguk kecil dan bergumam "Hem" guna membalas perkataan Jiyong.

Disisi lain, tepatnya di sebelah pekarangan rumah Jiyong dan Taeyeon juga terdapat satu pasangan suami istri muda lainnya.

"Oppa jika kau tidak kembali aku akan membawa semua harta-harta mu." Im Yoona, wanita dengan tubuh semampai dan wajah cantik sempurna mulai mengajukan sebuah ancaman yang sialnya dia hanya mendapat respon berupa kekehan kecil dari Donghae.

Lee Donghae adalah Kapten Militer pasukan darat yang berugas di bagian timur. Sungguh sangat berlawanan dengan tempat tinggal dia dan sang istri yang berada di bagian barat Korea Selatan.

"Oppa aku serius." Yoona kembali berbicara, kali ini berhasil menghentikan kekehan kecil Donghae.

Raut wajahnya berubah, pun dengan tatapan mata lembut dan penuh keteduhan. Lagi, membuat Yoona jatuh dalam pesona luar biasa seorang Lee Donghae.

"Aku akan pulang. Itulah janji ku. Kau tidak lupa bahwa aku tak akan mengingkarinya bukan?"

Menghela nafas, Yoona memandang sedih pada sosok Donghae yang berada di depannya. "Aku hanya takut. Sekali pun aku sangat percaya pada mu. Tetap saja rasa takut itu tak akan pernah hilang sebelum kau berhenti untuk berperang." Kali ini sebuah dengusan geli keluar dari arah Donghae. Pria tampan itu dengan gemas menyubit kedua pipi tirus Yoona.

"Itu tidak mungkin sayang. Jika aku berhenti, lalu siapa yang akan memerdekakan negara ini?"

Okay, Yoona menyerah jika harus berdebat dengan Donghae, dia tidak akan pernah menang. Pada akhirnya wanita cantik itu bergeming. Membiarkan pertanyaan Donghae mengambang tanpa adanya jawaban.

Donghae tersenyum, sekali lagi dia memandang Yoona penuh sayang dengan sepasang mata teduhnya. Sebuah kecupan di layangkan pada kening indah Yoona sebelum pria itu mencium ringan bibir tipis Yoona dengan penuh kelembutan.


****


Suasana tegang tak dapat di tampik ketika dua pria tampan itu berdiri tegak dihadapan seorang pria paruh baya yang berpangkat tinggi memimpin mereka.

AbandonedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang