5

280 47 12
                                    

Dengan cekatan Jiyong memasang alat pelacak pada seorang pria paru baya didepan sana. Samar bibirnya membentuk sebuah kurva, memunculkan sebuah senyum kemanangan pada wajah tampan itu. Segera tubuh tegap nan atletis tersebut berbalik, sepasang kaki jenjangnya mulai berjalan, melangkah cepat meninggalkan tempat acara sebuah pesta meriah di adakan.

"Mission clear. Aku sudah memasangkannya. Hyung, ganti."

"Aku mengerti. Selanjutnya akan ku lakukan."

Sepasang mata itu bergerak cepat, telaten dan cekatan. Seakan dia tak bisa melewatkan satu pun objek di depan penglihatannya. Jari-jari yang tengah bergerak di bawah sana menunjukan bahwa dia tengah mengerjakan sesuatu.

Satu bunyi 'klik' yang terdengar menghentikan pergerakannya. Dia tersenyum sangat puas, lalu dengan santai direbahkan punggung itu ke belakang senderan kursi.

"Kembalilah Dragon, aku sudah menyelesaikan semuanya."

Donghae meletakan Walkie-talkie ke samping setelah dia berhasil menghubungi Jiyong dan memintanya untuk kembali, beberapa detik terlewat, salah satu tangannya bergerak pelan mengusap kasar wajah yang kini terlihat begitu pias. "Aku merindukan mu Yoong."

****

Tak ada yang begitu mereka rindukan selain sang kekasih hati.

Tugas ini begitu menyiksa, sungguh. Baik Donghae maupun Jiyong bahkan tak dapat menerima kabar apapun dari sang pujaan hati masing-masing. Yang mereka tahu hanyalah wanita-wanita itu dalam keadaan baik selama mereka berada di bawah penjagaan pihak pemerintah.

Gejolak rindu, cinta yang tak terbendung-tak tersampaikan, menyiksa hingga titik dasar kelemahan mu.

Setiap malam mereka bermimpi, memasukan angan kembali berjumpa pada sang pujaan hati.

Mereka terpaut jarak dan waktu. Namun rasa mereka masih tetap sama, dengan sebuah doa yang sama.

Namun, akankah sebuah kebahagiaan berpihak pada mereka? Atau mungkin hanya salah satu dari mereka? Donghae selalu berherapa yang terbaik untuknya, Yoona dan kedua orang yang sudah dia anggap sebagai adik. Mereka semua adalah orang-orang yang begitu mempunyai arti dalam kehidupannya. Berbeda dengan Jiyong. Dia tidak berherap, namun dia ingin mewujudkannya. Terkesan naif memang, tapi itulah Kwon Jiyong sang Kapten Perang Angkatan Udara yang tegas dan berani mengambil resiko dengan tingkat kegagalan hampir 0%. Dia tidak pernah gagal karena ada sebuah cahaya dalam hidupnya, dan dia tidak bisa membiarkan cahaya itu meredup. Tidak. Dia memang akan selamat, tapi tidak dengan mengorbankan orang lain. Jika dia selamat maka Donghae pun harus selamat.

"Karena aku adalah Kwon Jiyong. Percaya pada ku Hyung." 

****

Awalnya tingkat keberhasilan misi ini sangat tinggi. Tanpa adanya celah kegagalan yang terselip. Namun ketika waktu sudah mendekati akhir dari tugas ini, mereka di hadapi dengan suatu masalah besar, dimana sedari awal keberadaan mereka telah menjadi rahasia umum pada kalangan petinggi Korea Utara.

Kejadiannya begitu cepat, mereka meminta sandra. Dan Donghae mengajukan diri. Jiyong pada keputusan akhir tak bisa berbuat apapun. Kesepakatan mereka terjadi dengan pihak Korea Utara membiarkan Jiyong kembali dan mengatakan semua pada pihak Korea Selatan.

"ARGH!"

PRANG! Ditengah gelapnya lampu temaram, sepinya ruang kamar Jiyong membanting benda-benda apapun yang berada tepat didepan jarak pandang mata. Kesal, amarah dan kesedihan bercampur aduk menjadi satu. Penyesalan sangat membekas di hati. Kenapa dia terdiam kaku ketika Donghae memutuskan untuk menyerahkan diri? Kenapa disaat-saat seperti ini dirinya malah jadi begitu lemah.

"SIALAN! AGRH!"

Lagi dan lagi. Jiyong melemparkan barang-barang yang berada dalam jarak pandang matanya.

Mengamuk hingga tubuhnya sudah tak lagi sanggup untuk berdiri. Tak lagi sanggup untuk bertahan. Amburk dan jatuh dalam sebuah kubangan keterpurukan.

****

Yoona dapat merasakan hatinya gundah, tak ada lagi kabar yang dia dengarkan dari seseorang sumber di sana. Tubuhnya bergerak kesana-kemari hingga membuat Taeyeon menatap aneh.

"Ada apa Yoong?"

"..." Yoona bergeming, hal ini tentu menjadi masalah tersendiri untuk Taeyeon. Tidak biasanya Yoona bertingkah begini.

"Yoong, kau baik-baik saja?" Merasa gemas, Taeyeon menyentuh salah satu pundak Yoona yang membuat wanita cantik itu terlonjak kaget.

"Ah! Unnie, kau mengejutkan ku."

"Ada apa dengan mu? Kau terlihat sangat aneh. Seperti ada sesuatu yang menganggu mu."

Oh tidak! Yoona terdiam untuk beberapa saat. Hingga Taeyeon memutuskan untuk menegur wanita cantik itu kembali.

"Hem aku tidak apa-apa hanya merasa gugup menunggu hari-hari kelahiran anak ku." Cerdik Yoona! Yoona menunjukan seulas senyum kecil untuk meyakinkan Taeyeon. Dan hal ini tentu sangat sukses. Terbukti ketika kini Taeyeon juga ikut memberuk sebuah kurva di wajah cantiknya.

"Ah ya, aku juga sangat gugup. Tapi sepertinya kegugupan mu lebih parah dari yang ku duga."

"Hehehe.."

****

Butuh waktu seharian penuh untuk membuat fikirannya kembali waras. Dari awal Jiyong sudah memutuskan untuk pulang bersama Donghae dan itu tidak akan pernah berubah. Dengan segera dia mengambil beberapa barang yang di butuhkannya, mengacuhkan fakta keadaan sekitar yang sangat mengenaskan.

"Maafkan aku Taeng, sepertinya kau harus menunggu beberapa waktu lagi. Aku masih punya waktu 3 bulan untuk benar-benar menyelesaikan misi ini."

Dalam pembicaraannya, Jiyong terlihat fokus mengerjakan sesuatu setelah pria itu mengepak beberapa barang kebutuhan untuk membawa Donghae pulang bersamanya.

"Ini aku, sepertinya kami mempunyai penghianat. Kami ketahuan. Dan Aku tidak akan pulang sebelum membawa kembali Donghae Hyung bersama ku."

Jiyong menuliskan suatu pesan rahasia yang akan dia sampaikan kepada pihak pemerintah sebelum pria itu melangkah pergi ke tempat dimana Donghae berada.

****

.

.

.

Sooo long time no see...

kembali update dengan cerita ini. Ada yg nungguin? Ada yang masih tertarik? Semoga ada yaah. Oke disini aku gamau banyak bercakap. Yg penting selamat membaca. Btw Typo itu adalah teman setia ku. Jd mhn maaf jika masih banyak Typo yg bertebaran merusak pemandangan yaah. 

AbandonedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang