.ulangan semester ganjil.

1 0 0
                                    

Seperti katanya.memilikimu ibarat menggapai bintang.

Waktu bergulir begitu cepat.akhirnya aku dan kawan kawan akan mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian semester ganjil.kali ini tidak sama seperti ulangan tengah semester,yang kala itu sekolah ku sedang mengalami masa masa konflik yang begitu rumit.maka dari itu sebagian dari mereka ada yang meliburkan diri dan sebagian ada yang sekolah meski hanya beberapa anak saja., kali ini kelas ku duduk berdampingan dengan kakak kelas 11 ips 3.
*******

Pagi ini begitu cerah.mentari begitu bersemangat untuk menunjukkan sinarnya yang begitu di butuhkan para manusia untuk kebutuhannya sehari hari,belum lagi burung burung yang sudah berkilauan di dahan pohon,seakan akan mereka bernyanyi menyambut pagi yang cerah itu.

Lain halnya dengan ku.meskipun ayam sudah berkokok di mana mana,ternyata tidak mampu membangunkan putri yang sedang tidur kala itu.

Tiba tiba terdengar suara seperti teriakan yang membuat aku terbangun dan mengusap usap telingaku akibat teriakannya.

"Nandaaaaaa..nek hudang moal maneh.ngeus berang yeh.sakola moal,,ceunah ulangan atuh." Kata ibuku artinya 'mau bangun gak kamu,sudah siang ini,sekolah gak,,katanya ulangan kan.",berteriak di depan pintu kamar sambil memegangi gayung yang berisikan air dan siap siap menyiramkannya ke wajahku.

"Ih mamak,,5 menit lagi.."jawabku merengek.
"Ai maneh ,hayang di banyur make cai sa gayung yeh"...katanya lagi 'kamu mau di guyur pake air satu gayung yah'.
"Iya,iya.ihh ini juga udah bangun.."
Terkadang aku bercakap cakap pun menggunakan bahasa indonesia dengan keluargaku,karna sudah dari kecil aku dan adiku dibiasakan kedua bahasa tersebut.

Aku bergegas mandi.dan menunaikan sholat subuh.sekitar pukul 07.01.Aku berpamitan dengan ibuku untuk pergi ke sekolah.

"Ma duit." 'Ma uang.'Kataku sambil menengadahkan tanganku pada ibuku,pada saat aku minta uang jajan.

"Duit duit weh,belajar sing bener." 'Uang uang aja.belanja yang benar' jawabnya padaku

"Mamak we tuh teuterang mun nanda tuh budak pinter." 'Mamak aja gak tau kalo nanda tu anak pintar'.

"Nyak heeh kudu pinter,tiap poe di jejelan ku sayur kangkung teh kudu cerdas." 'Ya iya harus pintar,tiap hari di kasih sama sayur kangkung tu harus cerdas' sergahnya sambil membersihkan tangannya yang berlumuran tepung dengan serbet,

"Nu aya hewai wae meuren." 'Yang ada ngantuk terus paling' gumamku pelan.

"Assalamualaikum mak." Lansung aku bersalaman mencium tangan ibuku yang masih bau tepung tadi.

"Waallaikummussalam.ati ati.." katanya yang masih memperhatikanku.sampai aku berbelok dan bayang ibuku sudah tak terlihat lagi..

****

Sampai di depan perpustakaan,aku memarkirkan motorku.karna dulu belum di buat gor untuk memarkirkan motor di sana.Aku sudah di sapa oleh teman satu bangku ku.dia Mar'ati Dhina Muniroh.pindahan dari sekolah madrasah metro..jujur saja dia yang dulu dengan yang sekarang beda.karna aku begitu paham dengan sifatnya dia yang jauh berbeda.ini versi dhina yang dulu sahabat ku,tempat curhatku,sahabatku sekaligus teman satu bangku ku.

Lelaki Bersuara Merdu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang