Author.
Berlin kini tengah duduk ditepi kolam renang di halaman bagian belakang. Pikirannya menerawang sambil menengadah keatas sambil bermain air. Ia melihat dirinya di air karena pantulan bulan purnama. Suara dering telfonnya pun memecah lamunannya."Haloo?". Tanya Berlin di telfon.
Tidak ada jawaban..
"Halo ini siapa ya?". Tanyanya sekali lagi.
"Halo ada orang disana?".
Ia mulai geram dan langsung menutup telfon tersebut.
"Nih orang kurang kerjaan banget sih. Ga tahu apa disini lagi bingung. Malah nambah-nambahin bingung gue." Berlin memasuki rumahnya dengan hati kesal.
Ia masuk ke kamar yang terletak di lantai dua. Kamar Berlin sangatlah cantik, ini adalah hasil dekorasi dari almarhum ayahnya. Kamar yang bernuansa Quenn ini tertata rapi. Semua bernuansa Maroon, dan itulah warna kesukaannya. Ia merebahkan tubuhnya dikasur yang empuk. Ia mencoba untuk menutup mata tapi, tidak berhasil. Ia tidak bisa tidur malam ini. Jam sudah menunjukan pukul 22:30. Akhirnya ia mengambil handphone yang ada di laci meja. Ia berniat untuk mengirim message kepada Selin dan berharap si bocah rempong ini belum tidur. Pada saat ia ingin mengirim pesan ada satu pesan masuk sekitar 5 menit yang lalu. Ia tidak tahu siapa yang mengirim pesan untuknya. Hanya tertulis nama "Bad Human". Lalu ia mencari tahu nomor id orang tersebut. Ternyata nomor ini adalah nomor yang tadi menelefonnya. Ia pun mulai membukanya.
*Line Chat*
Bad Human: Malem 🌛... apakah benar ini dengan saudari Berlin?
readBerlin: Y
readBad Human: Alhamdulilah kalo benar. Ngomong-ngomong situ apa kabar?
readBerlin: Ngomongnya biasa aja kale. Ga usah formal gitu. Hamdalah gue baik.
read.Bad Human: Mama lo, tukang kebon lo, sopir lo, tukang jamu komplek lo apa kabar? Sama satu lagi tuh Pak Gundul yang disamping rumah gimana dia sekarang?
readBerlin: Eits dah buset. Lo tanya gue apa mau wawancara gue sih. Tanya aja ndiri sama orangnye. Tapi, tunggu dulu deh. Kok lo tahu gue punya tukang kebon, sopir, dan Pak Gundul tetangga gue? Lo penggemar gue ya?
read.Bad Human: Haha.. kalo iyah kenapa? Lo masih cengeng kaya dulu ga?
readBerlin: Apaan sih resek deh. Gue udah besar kale.
readBad Human: bagus deh kalo gitu. Gue kangen..
readBerlin: Apaan dah pake kangen segala:v. Emang kita pernah ketemu ya? Kok gue ga tahu lo?
readBad Human: Gue itu kenal lo banget malah.
read.Berlin: Siapa?
readBad Human: Have a nice dream princess ❤
readBerlin: Eh tunggu dulu. Lo belum kasih tahu nama lo?
*Chat Off*
***
Berlin bangun tepat pukul 04:00.
Ia menuju ke kamar mandi dan mengambil wudhu. Ia ingin sholat shubuh di masjid kompleknya bersama mamanya. Berlin mengenakan juba berwarna navy dan tak lupa menutup kepalanya dengan jilbab warna biru dongker hingga menutupi dadanya. Berlin sangat cantik dan anggun seperti mamanya. Ia berjalan melewati komplek sambil mengobrol dengan mamanya. Dari kejauhan seseorang perempuan melambaikan tangan kearah mereka. Mama Berlin pun langsung membalas lambaian tersebut sambil tersenyum seolah mengenal wanita itu. Berlin hanya menatap Ranti bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEED U {On Editing}
Teen Fiction{ADA REVISI CERITA YAH. JADI, MOHON UNTUK DIBACA ULANG AGAR TIDAK SALAH PAHAM. TERIMA KASIH} Seorang anak kecil tampan telah menanamkan janjinya kepada seorang gadis kecil cantik. Semuanya tidak berjalan sesuai rencana. Dan membuat gadis kecilnya ke...