-seminggu kemudian-
"ini sudah seminggu kit, kau meninggalkanku tanpa kabar" lirih singto sambil memandang bingkai foto yang memperlihatkan dia dan kekasihnya tengah tersenyum bahagia.
"aku sungguh merindukanmu, sangat merindukanmu" lirihnya sekali lagi
Memang hari ini adalah hari ke 7 semenjak krist meninggalkan apartement singto tanpa kabar, setiap kali singto menghubunginya pasti tidak ada jawaban dari krist.Dan setiap singto menghampiri tempat syuting krist, dia Nampak menghindari singto.
Awalnya singto mencoba untuk memahami sifat krist yang kadang-kadang memang sering labil dan cepat marah, tapi kali ini sikap krist sungguhlah berbeda. Ini adalah waktu terlama krist marah padanya, biasanya kemarahan krist hanya kuat satu sampai tiga hari setelah itu ia akan luluh kembali.
Singto sadar kesalahannya kali ini memang sungguhlah fatal, ia sudah tidak mengggap keberadaan kekasihnya dihadapan pria lain. Tapi andai saja krist mau mendengarkan penjelasan alasan singto berbicara seperti itu mungkin semuanya takkan seperti ini.
Singto POV
Tok tok tok
Terdengar suara seseorang mengetuk pintu apartementku, aku segera terbangun dari atas ranjang dan segera berlali kearah pintu berharap bahwa yang mengetuk itu adalah krist kekasihku.
"kit aku sangat me....." belum sempat aku menyelesaikan kata kataku senyumku langsung hilang, semua harapanku pupus ternyata orang yang mengetuk pintu itu bukanlah dia 'kekasihku' melainkan mantan kekasihku.
"morning sing" dia mengembangkan senyuman di depanku.
Aku masih diam, lidahku seolah kelu untuk membalas sapaan manis dari mantan kekasihku itu.
"sing ? apa kau sakit?" dia menggoyangkan bahuku
"ahh khonhod phi, ada perlu apa kau kemari?" tanyaku langsung
"em tadi aku tak sengaja melewati gedung apartementmu dan entah kenapa aku langsung saja merasa ingin bertemu denganmu" jawabnya sambil menerobos masuk ke apartementku.
"sepertinya kekasihmu tak ada disini ?" sambungnya
"ahh khab phi, dia sedang sibuk syuting sekarang"
"ohh " dia mengangguk dan segera duduk di atas sofa
"phi ingin minum apa ?" tanyaku sembari berjalan kearah dapur
"tidak usah repot repot sing aku tidak akan lama"
"tetap saja kau adalah tamu phi, aku siapkan seadanya saja ya"
"baiklah terserah kau saja"
Dia adalah p'pin mantan kekasihku beberapa tahun lalu, dia juga adalah seniorku dulu saat masih kuliah, kami memang masih dekat meskipun sudah tidak lagi bersama. Krist juga tahu bahwa kami masih dekat sampai saat ini. Tapi entah kenapa aku merasa tidak enak hati saat ini, aku merasa aka nada sesuatu hal yang akan terjadi.
'cepatlah pulang phi' bisikku dalam hati
"nahh ini untuk phi" aku menyodorkan gelas berisi teh manis
"ahh terimakasih sing" dia membawa gelas dari tanganku
Hening yang dapat ku rasakan saat ini, aku merasa bingung harus mulai pembicaraan darimana tidak seperti biasanya, mungkin ini karena aku sedang banyak fikiran jadi aku hanya ingin diam dan tidak banyak berbicara.
'pranggg
Tak sengaja aku malah menjatuhkan gelasku dan isi dari gelasku tumpah mengenai pakaian p pin.
![](https://img.wattpad.com/cover/138967195-288-k826076.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust
FanfictionBukan kah kepercayaan adalah pondasi untuk sebuah hubungan? Lalu bagaimana jika sebuah hubungan akan bertahan jika didalamnya tidak ada sebuah kepercayaan? Akankah hubungan itu berakhir bahagia? Atau malah sebaliknya, berakhir dengan luka?