Nat memarkirkan mobilnya di baseman salah satu club malam terkenal yang ada di bangkok.
"nahh ayo nong" nat mematikan mesin mobilnya dan melepaskan seatbel yang terpasang.
"khab phi"Nat merangkul bahu singto untuk mengajaknya masuk kedalam club malam itu, terlihat senyum dari penjaga pintu club tanda menyambut pelanggannya.
"ramai sekali phi" tanya singto sambil melihat sekeliling
"ya memang, kau seperti orang yang baru pertama kali saja datang ke club malam" bisik nat di telinga singto "bukankah dulu kau sangat sering datang ketempat seperti ini?" lanjutnya"sejak aku berpacaran dengannya aku tidak pernah lagi datang ketempat seperti ini phi" tanpa singto menyebut nama kekasihnya saja nat sudah tau siapa yang di maksud singto
"ahh baiklah, lebih baik kita nikmati saja malam ini nong" nat mengajak singto duduk di salah satu tempat favoritnya, yaitu tempat paling pojok dibar itu agar tidak ada paparazi yang melihat kegiatan mereka."duduklah nong aku akan memesan dulu minumannya"
"khab phi"Singto terduduk dan sesekali dia memikirkan bagaimana nasib hubungannya dengan krist saat ini.
Dia menyandarkan kepalanya kebelakang sembari menutup mata dan menikmati aliran musik beat yang mengalun di club itu."nong, are you okay?" nat menepuk bahu singto dan duduk di samping singto
"ah tidak apa-apa phi" singto membenarkan duduknya "aku hanya sedikit lelah"
"kalau kau lelah kenapa kau mengajak ku kesini? " nat merangkul bahu singto"akan lebih lelah lagi kalau aku tidak kesini phi"
"apa kau sedang ada masalah dengan kekasihmu?"
"yaa begitulah phi, hanya masalah biasa"
"jika kau membutuhkan orang untuk mendengarkan ceritamu aku siap nong."Singto sedikit tertegun dengan kata-kata yang dikeluarkan lawan mainnya itu.
"eekhem.... Minumannya sudah ada phi chearss" singto mencoba untuk tidak melanjutkan kembali pembicaraan mereka dengan mengangkat gelas minumannya.
"chearsss" balas natBotol pertama,
Kedua,
Ketiga,
Keempat,
Sampai kelima."arggghhh kit.... Maafkan akuu kit.. Aku sungguh mencintaimu" singto mulai kehilangan kesadaran, yaa dia mabuk dan sesekali menangis mengigaukan nama kekasihnya.
Nat yang tidak terlalu mabuk menepuk nepuk pipi singto.
"nong sepertinya kau mabuk ayo kita pulang"
"ahaha untukkhh apa kitaa pulang phi, akkhu masih ingin disinihh" singto berontak tidak ingin diajak pulang
"ayolahh kita besok harus syuting lagi nong" nat memaksa singto untuk berdiri dengan mengalungkan tangan singto ke lehernya dan mulai memapah singto keluar dari bar itu
"kitt...aku merinn..duhkanmuhhgg" diperjalanan menuju parkiran singto tetap mengigaukan nama kit kekasihnya.Nat disitu hanya bisa memandang nanar wajah pria yang berada di rangkulannya.
"yapp duduklah nong" nat memasangkan seatbel pada singto
Singto sudah mulai tertidur.
Nat duduk di kursi kemudi dan mulai menatap lekat wajah pria yang ada di sampingnya."sing..andai kau tau..sebenarnya.." nat tampak menggantungkan ucapannya,
Dia mendekatkan wajahnya ke wajah pria yang sedang terlihat tak sadarkan diri dan sekarang jarak nat dan pria itu hanya tinggal beberapa centi saja.
Dia terus mendekati wajah singto sampai akhirnya singto membuka mata dan tanpa aba aba singto malah menarik wajah nat sehingga membuat bibir mereka saling menempel satu sama lain.
Nat masih kaget dan membelakkan matanya tak percaya singto bisa melakukann ini.Ciuman yang awalnya hanya kegiatan menempelkan saja kini berubah menjadi kegiatan yang lebi panas.
Singto membuka mulutnya untuk menerima lidah nat untuk masuk dan menari nari dalam mulutnya, begitupun nat dia mulai memejamkan mata tanda menikmati kegiatannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/138967195-288-k826076.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust
FanficBukan kah kepercayaan adalah pondasi untuk sebuah hubungan? Lalu bagaimana jika sebuah hubungan akan bertahan jika didalamnya tidak ada sebuah kepercayaan? Akankah hubungan itu berakhir bahagia? Atau malah sebaliknya, berakhir dengan luka?