2. Missy

14K 1.1K 173
                                    

"Missy!" Gue memanggil kucing peliharaan gue yang sedari gue bangun gak terlihat, padahal, biasanya dia yang bangunin gue dengan menyibakan ekornya ke muka gue.

"Bu? Missy mana ya?" Tanya gue ke Ibu yang lagi bikin lemper.

"Ndak tau, ndak liat dari kemaren."

"Ilang??!!"

"Ya ndak tahu, Tar!"

"Ah Ibu!"

Gue langsung menuju dapur untuk mengambil snack makanannya, lalu keluar sambil membunyikan plastik makanan tersebut.

"Missy!" Seru gue, tapi kucing manis kesayangan tersebut belum menampakan batang hidungnya yang pesek itu.

"Missy?!!"

Berkali-kali gue menyerukan nama kucing gue, tapi dia gak muncul-muncul juga.

"Ngapain, Mas?" Gue menoleh, Bi Isma baru pulang dari pasar.

"Missy kemana ya, Bi?" Tanya gue.

"Nah, kayanya dia dikawinin deh sama kucing liar. Gak balik-balik Mas dari kemarin."

"Anak gue dikawinin siapaaa???"

"Eh? Gak tau pasti loh ya, Mas. Itu sepengelihatan Bi Isma aja."

"Duhh! Beranak dong nanti??"

"Kasih aja ke orang, pasti pada mau anaknya Neng Missy, kan dia cantik."

"Bantuin cari dong Bi?"

"Yaudah, Bibi naro belanjaan dulu ya?"

Gue mengangguk, gue langsung ke dalam rumah, meletakkan kembali cemilan si Missy lalu duduk santai di sofa.

"Kamu gak ke kampus?" Tanya Ibu dari ruang makan.

"Engga, Bu. Nanti ada kelas jam 2 sampe jam 6 sore." Sahut gue sambil memilih channel yang asik ditonton pagi-pagi begini.

"Kucingmu ketemu?"

"Bi Isma mau nyari."

"Lha? Terus yang masak?"

"Ya kan masak bisa nanti, Bu. Makan siang kan masih lama."

"Hadeeh! Kucinggg teruuuss!"

"Gak apa Bu, kesayangan." Sahut gue.

"Cari istri sana!" Celetuk Ibu. Gue udah biasa nih disindir kaya gini, untungnya gue gak baperan.

"Nanti dicari yang kaya Gigi Hadid!"

"Itu siapa? Istrinya Rafi Ahmad? Cantik yaa? Bening!"

"Salah orang, Ibuuuu!" Seru gue.

Ibu tak menjawab seruan gue, yaudah gue lanjutin nonton tips oy-oy dari duo koplak Andre-Hesti yang bikin gue geleng-geleng kepala.

"Tara, kamu gak ada niat nengok adekmu?" Tiba-tiba pertanyaan itu keluar dari mulut Ibu. Bikin gue menoleh ke ruang makan saking kagetnya. Ibu waras nanya kaya gitu? Busetdah!

"Sorry nih, Tara gak punya adek!"

"Katanya dia masuk kampusmu loh!"

"Gak peduli!!!"

"Dia anak Bapakmu, Tara."

"Bapaknya Tara udah mati pas Tara kelas 6 SD, Bu!"

"Jangan gitu ah!"

Ya, Ibu gue diselingkuhi oleh Bapak ketika gue masih kelas 5 SD, perdebatan demi perdebatan menjadi makanan harian gue selama satu tahun, sebelum akhirnya Ibu mengambil langkah berani dengan meminta cerai.

TANTE MER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang