CHAPTER 2

23.4K 1.1K 22
                                    

Komen dong karena aku pengen tau gimana reaksi kalian tentang cerita ini, biar aku makin semangat juga ngetiknya nih

o O o

Makan malam bersama Keluarga Gullivan yang terjadi tanpa kesengajaan ternyata berakhir berjalan lancar. Vivian maupun Jake sama-sama memilih tidak membuka suara tentang kesalahpahaman tersebut. Makan malam yang terkesan sempurna di mata keluarganya ini membuat Jake tidak memiliki ruang kesempatan untuk memberitahu kebenaran.

Sementara Vivian yang terlanjur terseret ke dalam masalah ini hanya bisa pasrah. Ia bahkan tidak bisa melakukan apapun karena Jake sendiri tak membuka suara. Hanya melihat bagaimana dia sesekali resah memeriksa ponselnya, Vivian tahu kekasih asli Jake sedang dibuat kesal dan tidak segan mengirimkan pesan berisikan kata-kata melontarkan amarah.

Ya Tuhan, bukan keinginan Vivian untuk berakhir di dalam ruangan VIP Keluarga Gullivan malam ini. Dirinya juga korban dalam kesalahpahaman ini.

"Aku akan lebih sering menghubungimu mulai sekarang, Vivian."

Menerima perlakuan penuh kasih sayang dari Mrs. Gullivan tentunya menjadi satu kesenangan tersendiri bagi Vivian. Tapi, kesalahan kencan ini tidak sebaiknya dibiarkan berlarut lama. Vivian maupun Jake harus membereskan masalah ini sebelum segalanya berjalan semakin jauh dan menjadi sulit.

Upaya Vivian dalam mengumpulkan niat untuk memberitahu kebenaran harus ia urungkan karena menerima cengkraman kuat di tangannya. Lantas ia melirik Jake dengan tatapan bingung.

"Sekarang bukan waktu yang tepat." Bisik pria itu tepat di telinganya. Sehingga mau tak mau, Vivian kembali bungkam dan melanjutkan perannya sebagai kekasih Jake.

"Aku sudah mengikutimu di Instagram, calon kakak ipar. Kau dan aku harus lebih sering pergi keluar bersama agar semakin akrab." Monica menggandeng lengan Vivian lalu mengajaknya untuk mengambil foto selfie berdua dalam sekali percobaan.

"Perfect! Aku akan menandaimu dalam postingan terbaruku."

"Apa itu benar-benar perlu dilakukan?" Tanya Jake.

"Mengapa tidak, huh?" Monica berbicara sambil mengutak-atik layar ponselnya. Berpikir keras untuk menuliskan sebuah caption yang bagus. "Seluruh dunia harus tahu siapa wanita yang dikencani oleh saudaraku."

Diam-diam Jake hanyalah bisa menghela nafas berat. Monica yang selalu update mengenai kehidupannya di sosial media tentu tidak akan melewatkan kesempatan ini. Memikirkan seluruh dunia ikut salah paham karena postingan terbaru Monica saja sudah membuat kepala Jake pening. Jangan lupakan perut Vivian yang terasa mual karena membayangkan hal itu.

Memainkan peranannya sebagai sepasang kekasih yang nyata, Vivian terkesiap ketika Jake melingkarkan tangannya ke pinggulnya tanpa peringatan. Perlakuan manis tersebut semata-mata untuk menambahkan kesan pasangan romantis di depan anggota keluarganya yang mulai meninggalkan halaman restaurant.

Saat kedua mobil mewah tersebut tak lagi terlihat setelah melewati gerbang, Jake langsung menarik tangannya dan Vivian bergeser menjauh darinya. Suasana berubah hanya dalam hitungan detik saja. Tanpa adanya mata yang memperhatikan, mereka tak perlu lagi berpura-pura.

Vivian berdeham pelan seraya mengambil ponsel di dalam tasnya untuk memesan taksi karena ia tahu Jake tidak akan mau merasa repot untuk mengantarkannya pulang. Lagi pula, Vivian tidak berharap dia berbaik hati untuk menawarkannya tumpangan. Melihat bagaimana pria itu bersikap dingin dengan pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata sudah menyadarkan Vivian.

STOLEN SWEETHEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang