siapa yang kesel sama jake? cung tangan
selamat membacaoOo
Setelah ditinggalkan di jalanan yang sepi, Vivian memutuskan untuk berjalan kaki, berharap setidaknya ada mobil yang melintas agar ia bisa meminta sebuah tumpangan. Namun seakan nasibnya sial, yang terjadi tak sesuai harapannya.
"Thanks, goodness." Dari jarak tak terlalu jauh, Vivian akhirnya dapat bernafas lega ketika melihat ada sebuah pengisian bensin yang tak terlalu besar. Beruntung di tempat pengisian tersebut ada toserba, sehingga ia dapat berdiam di sana sambil berupaya menghubungi Cali.
"Sialan, Jake." Vivian membuka penutup segel minuman kaleng bersoda yang ia ambil dari dalam lemari pendingin toserba lalu duduk di kursi mengarah ke pompa bensin yang telah disiapkan.
Setelah meneguk beberapa tegukan soda, Vivian melirik kearah sepatu hak tinggi miliknya yang tergeletak di atas meja. Ia menghela nafas berat. Sekarang kakinya sedikit lecet karena berjalan kaki terlalu banyak.
Karena malam yang sudah sangat larut, tidak memungkinkan Vivian memesan Uber karena jam operasional telah tutup. Bahkan sejak ia tiba di sini, tak satupun ada mobil berhenti untuk mengisi bensin. Untung saja toserba ini buka selama 24 jam dan penjaga kasirnya seorang wanita, jadi Vivian tak terlalu khawatir.
Vivian meraih ponsel di dalam tasnya lalu mencari kontak Cali. Tanpa banyak berpikir ia langsung menghubungi nomor tersebut.
"Tolonglah angkat." Ia bergumam cemas karena panggilan telah berdering cukup lama. Hanya Cali saja harapannya malam ini. Jika dia tak mengangkat telepon, mau tak mau Vivian harus menginap di sini.
"Halo?"
"Oh, syukurlah kamu mengangkat." Ucap Vivian akhirnya dapat bernafas lega.
"Ada apa, Vivi? Apakah Jake mengantarmu dengan selamat?"
"Kamu tidak akan memercayaiku, Cali." Vivian tertawa hambar. "Pria berengsek itu menurunkanku di tengah jalan gelap dan sepi. Bisa kau percaya itu?"
"Sial." Terdengar suara Cali yang penuh keterkejutan di ujung telepon sana. "Di mana kamu sekarang?" Tanyanya sedikit tak sabaran. Vivian segera melirik papan petunjuk di luar sana lalu menyebutkan lokasinya kepada Cali.
"Baiklah, jangan pergi kemana-mana. Aku akan temukan cara untuk ke sana."
"Aku tidak punya tujuan apapun selain di sini menunggumu."
"Aku tutup dulu."
Setelah terdengar suara bip, Vivian segera menjauhkan ponsel dari telinga. Sebuah rasa cemas yang bersarang dibenaknya seakan-akan luruh berkat Cali. Ia bahkan tak tau harus bagaimana jika hidup tanpa keberadaan wanita itu. Persahabatan yang sudah berjalan selama enam tahun ini benar-benar berpengaruh besar dalam kehidupan Vivian.
Baginya Cali tak hanya seorang sahabat. Tetapi dia adalah saudari perempuan yang tak pernah ia miliki. Hingga seiring waktu berjalan, dia menjadi orang yang paling penting di dalam hidupnya setelah kedua orang tuanya.
•
•
•
Vivian menyalakan ponselnya lalu melirik jam di layar. Hampir satu jam berlalu setelah ia menelepon Cali, beberapa mobil terlihat singgah, namun tak satupun dari kendaraan tersebut merupakan jemputan yang ia nantikan.
Di tengah kebosanan menunggu, sebuah mobil Jeep Rubicon berhenti di depan toserba. Vivian membuang muka, sedikit pun tidak mengharapkan Cali akan turun dari sana. Namun, perkiraannya itu salah. Benar-benar salah karena secara tak sengaja ia menyaksikan wanita itu turun dari sana kemudian di susul oleh seorang pria yang sama sekali tak ia kenali.

KAMU SEDANG MEMBACA
STOLEN SWEETHEART
RomansaKetika sebuah kesalahpahaman tentang pengenalan seorang kekasih membawa Jake Gullivan kepada pengalaman baru tentang jatuh cinta yang sesungguhnya. SLOW UPDATE! DILARANG PLAGIARISME KARNA SELURUH ALURNYA BERDASARKAN KARYA IDE SAYA SENDIRI!