07; luck

37.9K 6.1K 1.3K
                                    

[𝕝𝕠𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘...]
[𝕤𝕪𝕟𝕔]

Gadis itu segera melangkahkan kakinya ke ruangan yang dibatasi oleh kaca.

Di luar tadi ia telah mengingatkan pada Dean bahwa kali ini mereka hanya harus fokus untuk membuat lagu dan jangan menyangkutpautkan masa lalu, karena sekarang mereka hanya sebatas 'hubungan bisnis'.

Setelah memasang headphone, matanya terfokus pada kertas yang berisi lirik dan blok lagu di tangannya. Studio rekaman itu dingin dan semakin terasa dingin saat ia memegang mic stand yang berada di depannya.

Kini ia melirik pada kaca tembus pandang itu. Matanya bertemu dengan Dean, yang kini duduk di depan komputer dan alat-alat lainnya.

Haru menghela napas, entah sudah berapa tahun ia tidak bertemu dengan lelaki itu.

"Kita akan mulai dalam 3..2..1," ucap Dean melalui mic kecil yang ada di sampingnya, lalu menekan suatu tombol.

Haru mulai mendengar alunan musik di telinganya, ia menarik napas dalam-dalam lalu bernyanyi.

Setelah selesai menyanyikan satu baris, ia tidak mendengar apa-apa lagi. "Ulangi yang tadi, vibrasi di bagian akhir terdengar kurang jelas," ucap Dean yang ternyata telah mematikan lagu tersebut.

Gadis itu mengangguk mengerti dan mengambil kesimpulan bahwa Dean memang seorang perfeksionis jika berhubungan dengan lagu-lagunya.

Rekaman itu berlangsung cukup lama dan tanpa jeda. Ini termasuk salah satu rekaman lagu yang paling melelahkan bagi Haru, padahal kali ini ia hanya menyanyikan sebagian dari lagu itu saja.

Gadis itu bernapas lega begitu Dean berkata, "Okay, yang tadi sudah bagus," saat Haru telah menyanyikan baris terakhir lagunya.

Haru meletakkan headphone di tempatnya kembali, lalu berjalan keluar dari sana.

Dean membuka mulut, lalu mengatupkan bibirnya. Mengurungkan niat untuk memuji suara Haru yang jauh lebih baik daripada beberapa tahun lalu.

"Terima kasih atas kerja samanya," ucap Haru sembari menatap Dean dan Hyun Seok.

Dean hanya mengangguk. Akhirnya, mereka berempat berpamitan secara sopan.

Sebelum Haru keluar dari ruangan itu, ia menoleh sekali lagi dan mendapati Dean sedang menatap lantai dalam diam.

ㅡㅡㅡ

Gadis itu memasukkan lengan bajunya dengan cepat lalu duduk di kursi. Ia lalu menyilangkan kedua kakinya di atas kursi, matanya kini mengarah pada ponsel.

Pesan terakhirnya tidak dibalas oleh Jungkook, hanya sekadar dibaca. Haru memutar otakㅡmencari pembahasan yang bisa ia gunakan. Namun saat ia sedang berpikir, sebuah notifikasi masuk.

Manajer Lee: Jangan begadang!

Haru mendengus kesal. Ia lalu menatap layar komputernya sementara tangannya masih memegang ponsel.

Pada dasarnya, Haru memang pemberontak. Jadi ia mulai menyalakan komputer dan mengetik balasannya.

Haru: Sabar ya, om. Sebentar lagi.

Gadis itu meletakkan ponsel di mejanya.

Komputer Haru telah menyala, ia pun membuka game kesukaannya. Tak lama kemudian, ponselnya bergetar kembali.

.: ??

Gadis itu nyaris menjatuhkan ponselnya. Ia mulai mengutuk diri sendiri. Bisa-bisanya kesalahan seperti ini terjadi.

SYNCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang