13; then

33.2K 5.5K 733
                                    

[𝕝𝕠𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘...]
[𝕤𝕪𝕟𝕔]

Lelaki itu berjalan mantap menuju meja di pojok sana.

Senyum sumringah terpancar jelas di wajahnya, sudah berhari-hari semenjak ia terakhir bertemu Haru.

"Yoon Haru!" serunya begitu tiba di sana. Segera, ia merangkul pundak gadis itu lalu duduk tepat di sampingnya.

Haru menatapnya dengan aneh. Energi lelaki itu seakan tak ada habisnya, "Kau mengonsumsi berapa banyak gula hari ini, Donghan?"

Lelaki itu hanya terkekeh lalu meminum kopi Haru tanpa aba-aba. Gadis itu menggeleng-geleng, "Jangan dihabisi."

Setelah minum, Donghan duduk bersandar di kursi itu. Ia lalu memandang ke sekeliling kafe yang terletak di bagian depan gedung Fave Entertainment itu. Sore ini, pengunjung kafe itu sepi. Hanya ada dia dan Haru, juga tiga orang staf lainnya yang sedang bercengkrama di meja dekat pintu masuk.

"Kau tidak ada schedule hari ini?" tanya Haru.

Donghan mengangguk tipis, "Eoh, hari ini acara musik tidak tayang."

"Oh, I see." Terkadang acara musik memang tidak tayang jika sedang memperingati hari penting atau memang ada kebijakan dari channel televisinya.

Lelaki itu kemudian sadar mengenai hal yang ia ingin tanyakan kepada Haru sejak beberapa hari yang lalu. Ia menepuk tangannya, lalu menoleh ke arah Haru, "Ya, aku penasaran tentang satu hal."

Haru mengernyit, "Mwondae?" (Apa?)

Donghan menatap gadis itu dengan serius, menyipitkan matanya lalu berkata, "Kau mendekati Jungkook sunbaenim?"

Belum sempat gadis itu menjawab, Donghan segera menambahkan, "Aku mendengarnya dari member lain. Sudah menjadi hot news di kalangan para idol, katanya." Lelaki itu mendesis, "Tapi aku tidak yakin. Itu tidak benar, 'kan?"

Haru mengernyit, "Kenapa kau tidak yakin?"

Donghan menempelkan sikunya di meja, lalu menadahkan wajah dengan telapak tangannya sembari menatap Haru tajam, "Karena biasanya kau tidak peduli masalah lelaki. Semenjak kau putus dengan Dean kau juga tidak pernah meladeni laki-laki yang mendekatimu."

Lelaki itu memang belum cukup lama mengenal Haru, tapi ia tahu banyak mengenai dirinya. Sebagian karena diceritakan oleh gadis itu sendiri, sebagian dari cerita orang lain.

Gadis itu menatapnya dengan alis yang berkerut, "Lalu apa itu berarti tidak mungkin bahwa aku mencoba mendekati seseorang?" tanya Haru, secara tidak sengaja mengkonfirmasi bahwa ia memang mendekati Jungkook.

"Bukannya kau trauma berpacaran?" tanya Donghan bingung.

Haru menghela napas, lalu menyandarkan badannya di tembok yang berada di sisi kirinya. Ia menundukkan kepalanya.

Lelaki itu mengamati bahasa tubuh Haru. Terlihat jelas bahwa ia tidak nyaman membahas hal ini. Setelah terdiam untuk beberapa saat, Donghan berpikir bahwa mungkin ia harus mengubah topik pembicaraan saja. Ia membuka mulut, namun gadis itu kemudian berbicara, "Bukan trauma berpacaran. Aku hanya takut salah memilih pasangan lagi."

"Dan di antara sekian banyaknya orang, kau memilih Jungkook untuk didekati?" kini Donghan makin tidak mengerti.

"Ani, maksudku, aku tahu Jungkook itu sangat tampan, keren, dan lain sebagainya. Aku bahkan mengidolakan dia," tambah Donghan, meluruskan perkataannya. "Tapi aku yakin kau sudah mendengar dari orang lain tentang sikapnya kepada perempuan." (Bukan)

SYNCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang