08; genius

36.8K 5.8K 1K
                                    

[𝕝𝕠𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘...]
[𝕤𝕪𝕟𝕔]

Cahaya terang dari lampu yang tersusun rapi di atas sana menerangi ruangan itu dengan baik.

Haru dan beberapa penilai lainnya kini duduk di belakang meja panjang besi yang terletak beberapa langkah di depan panggung.

Panggung itu tidak terlalu tinggi, hanya dengan tiga anak tangga di setiap ujungnya. Ruangan ini biasanya digunakan untuk penampilan showcase bagi artis yang melakukan debut atau comeback. Lampu sorot yang berada di atasnya kali ini tidak dinyalakan karena ini hanyalah acara evaluasi untuk menilai kemampuan para trainee.

Haru duduk dengan tegang di kursinya, tangannya memegang map dengan kertas penilaian yang berupa tabel-tabel dari nama trainee, penilaian untuk vokal, gerakan, dan lain sebagainya.

Aneh rasanya duduk di sana, mengingat bahwa ia biasanya merupakan orang yang berdiri di atas panggung itu sendirian. Sementara trainee lain biasanya akan membentuk kelompok untuk tampil di evaluasi tahunan dan evaluasi spesial.

Tentu saja, Haru ramah, baik, dan sebagainya. Ia punya teman selama masa trainingnya. Namun trainee lain tidak pernah mengajak gadis itu untuk masuk dalam satu tim. Jangan mengira bahwa ia tidak pernah mengajak orang lain. Sungguh, Haru pernah melakukan itu. Tapi ditolak dengan berbagai alasan.

Memang tidak semua orang menyukai gadis itu. Tapi rasa tidak suka itu lebih mengarah pada iri hati mereka terhadap gadis itu. Pada akhirnya, pelatih vokal Haru pernah berkata padanya 'Jika kau bisa sendiri, kenapa tidak?'.

Dan semenjak saat itu ia selalu sendiri setiap mengikuti evaluasi, selama enam tahun berturut-turut.

Mungkin karena itu juga, agensi memutuskan Haru untuk debut solo.

Fokus Haru teralihkan begitu peserta pertama naik ke atas panggung. Dua orang perempuan yang mengenakan baju garis-garis kini memperkenalkan dirinya masing-masing.

Dapat terlihat jelas bahwa mereka berdua masih SMP. Ini juga pertama kalinya Haru melihat mereka. Sudah pasti mereka adalah trainee baru. Pandangan Haru masih terpaku pada kedua gadis kecil itu. Ketika mereka memulai penampilan, pikiran Haru tidak berada di tempatnya.

Mereka berdua mengingatkan Haru dengan dirinya sendiri. Masa saat ia merasa terombang-ambing. Ia hanya mengikuti arus, mengikuti apa yang orang tuanya perintahkan.

Saat ia terpaksa harus berpisah dengan teman-teman dan orang tuanya di California dan terbang kembali ke tempat kelahirannya, Seoul. Hanya untuk menjadi seorang Idol.

Tujuh tahun lalu, ia dititipkan di rumah pamannya yang terletak di tengah-tengah kota hingga akhirnya agensi menawarkan gadis itu untuk tinggal sendiri di apartemen saat ia sudah mulai dewasa.

Segala tekanan yang ia rasakan semenjak berpisah dengan orang tuanya semakin meningkat saja saat ia mulai masuk bersekolah. Butuh waktu lama baginya untuk membiasakan diri dengan sistem pembelajaran di Korea, juga disertai dengan beberapa culture shock karena selama hidupnya ia tinggal di Amerika.

Namun entah bagaimana, disinilah Haru akhirnya. Gadis itu telah berhasil melaluinya, bahkan mencapai tujuannya.

Tanpa terasa, penampilan kedua gadis kecil itu telah selesai.

Haru kini bimbang. Ia tidak memperhatikan penampilan mereka. Sekarang, bagaimana ia harus memberi nilai?

Gadis itu menghela napas. Penampilan selanjutnya, ia harus memperhatikan agar dapat memberi nilai objektif.

SYNCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang