⏳1

241 19 24
                                    

Haloo semuanyaaa👐selamat malam:)
Sebelumnya aku mau minta maaf sama kalian karna sebelumnya aku unpublish cerita ini karna mau fokus ke cerita AKSA. Tapi pas aku nulis cerita AKSA aku malah punya banyak ide buat lanjut cerita ini:) Chapter yang ini gak ada yang berubah, tapi ada nama tokoh yang di ganti yaa🙏
Happy reading❤

••


"Dam, gebetan lo!" Adit menunjuk ke suatu arah.

Adam menghentikan jalannya, melihat arah yang di tunjuk adit kemudian membuang tatapannya ke lain arah sambil mengangkatkan sebelah alisnya. 

"Apaan si dit. Gak jelas!" Bantah Adam.

Adam pun lanjut berjalan menuju kantin mendahului Adit dan Hendrik.

Sesampainya dikantin, mereka duduk di meja panjang yang berada di pojok kantin. Dengan lahap Adam menyuap nasi uduknya, sesekali sambil menyeruput teh manis hangat. Adit dan hendrik tak ikut makan karena mereka selalu menyempatkan sarapan di rumah bersama keluarga. Terkadang Adam merasa iri pada kedua temannya, mereka mempunyai keluarga yang hangat. Lain dengan Adam, papahnya selalu sibuk dengan urusan bisnisnya di luar kota.

"Eh Adam." tiba-tiba perempuan menghampiri mejanya. Suara perempuan yang sangat ia hafal suaranya.

"Dit, Drik, cabut. Gue udah kenyang." Adam membayar makanannya dan pergi meninggalkan kantin.

Adit dan Hendrik ikut berdiri, menatap perempuan itu sekilas.

"Kita duluan ya Jul." mereka pun pergi mengejar Adam.

"Udahlah Jul, mungkin Adam belum bisa maafin lo." Aura mengusap pundak Julia.

"Maybe. Yaudah kita ke kelas, sebentar lagi bel bunyi."

Jam pelajaran pertama pun dimulai. Bu Rina-guru bahasa indonesia sekaligus walikelas- masuk ke kelas 92 sepuluh menit setelah bel berbunyi.

"Hari ini ada Pr?" Tanya bu Ratih.

"Ngga ada bu."

"Orang ibu gak ngasih tugas."

"Yah bu, kan pr nya udah di nilai."

"sudah, Stt diem." bu Rina menggertak meja hingga seluruh siswa pun kaget.

"Adam, coba ibu liat buku kamu."

"Buku saya di Adit bu." Adam berdiri menunjuk Adit yang berada di meja depannya.

"Sebentar bu, saya lagi nyalin Pr." Ucap Adit dengan tangan masih mencoret coret bukunya. Seluruh siswa termasuk bu Rina menatap tajam padanya.

Sadar dirinya sedang di perhatikan oleh seisi kelas, Adit nyegir.

"Hehe sorry, keceplosan." ia pun menutup bukunya dan mengembalikan buku milik Adam.

"Kedip laa. Pada ngeliatin gue semua si, sampe foto jokowi sama jusuf kala juga ikutan ngeliatin gue. Jadi ngeri."

"Bu, saya izin ke kantin ya. Eh ko kantin, ke WC maksudnya." kata Adit tak merasa bersalah sama sekali.

"ADIIIIIIIIIIITTT" seisi kelas meneriakinya. Adit langsung berlari keluar kelas dan tertawa melihat aksi jahilnya berhasil.

"Astagfirullah halazim" Ucap bu Rina.

"kerja lembur bagai quda, sampai lupa oran'g tu'a,oh hatii terasa durhaqa,maqsud hati bahagiakan oran'g tu'a, apa daya di valaq preman. Eh lah ko gua nyanyi" Ucap Abai.

Seisi kelas pun terbahak.

⌚⌚⌚

Pada saat perjalanan pulang, Adam melihat perempuan yang sepertinya ia kenal. Bukan sepertinya lagi, tapi Adam memang kenal bahkan akrab. Adam pun menambah laju kecepatan motornya.

"Kamu Aura ya?" Tanya adam dengan logat seperti dilan.

"Iya. Udah gak usah basa basi gue mau kok bareng lo." Dengan cepat,Aura langsung menaiki motor Adam.

"Lah, Kok, Woi. Terserah lo lah." Adam langsung menuju rumah Aura. Dengan skill naik motornya yang lincah, adam dapat menerobos kemacetan. Ia senang kebut-kebutan di jalanan hingga lupa bahwa ada Aura yang berada di jok belakangnya.

Tangan kiri Adam mengatur kaca spion agar terlihat wajah Aura. Wajahnya pucat, kakinya gemetar, dan tangannya sudah meremas jaket Adam.

Saat itu juga Adam tertawa lepas dan Aura hanya terdiam.

Tak lama, mereka sampai dirumah Aura.

"Woi lo gak turun?" Tanya adam.

"Eh bangke,Turun!" Adam turun dari motornya, dan menarik tangan Aura agar ikut turun juga.

"Woi kesambet lo?" Adam heran.

"BAPAK LO KESAMBET. LO TAU GAK, HAMPIR JANTUNGAN GUE DI BONCENGIN SAMA LO. UNTUNG AJA GUE GAK MATI, KALO GUE MATI LO MAU TANGGUNG JAWAB? GILA LO YA. BODO INTINYA GUE KESEL GAK MAU TAU. GAK LAGI LAGI GUE NEBENG SAMA LO. LO TUH----"

"BACOT TAU GAK BACOT." Adam memotong ucapan Aura. Ia tau jika ia terus mendengar ocehannya, bisa bisa ia akan pulang larut malam.

"LAH KOK LO YANG NGEGAS SI?" Aura meninggikan nada suaranya.

"LAH SUKA-SUKA SIAPA?" Adam mencoba untuk membela diri.

"SUKA SUKA GUE LAH."

"SUKA LO AJA GIMANAAA?" sesekali Adam menggoda Aura.

"BODO AMAT. UDAH SANA LO PULANG!CEPETAN PULANG."

"BACOT KAMU YAHHH. Gue balik ya, jangan kangen, jangan rindu, jangan liatin foto gue nanti malem."

"NAJISSS." Aura langsung masuk ke rumah nya,sedangkan Adam sudah meninggalkan halaman rumah Aura.

⌚⌚⌚

20.13

Erik alfaiji
Sinilah kerumah gue, gak gabut emg?

Hendrik ardiansyah
Yud, gas gak nih?

Fidal efsyar
Gue sama yuda drik.

Naiya yuan
Yuan mau ikutt, nebeng kek.

Erik alfaiji
Ramein lah:)

Yudha patriatama
@Naiya yuan lo sama Hendrik aja.

Aqilla maharani
Gue ikut dong.

Hendrik ardiansyah
@Naiya yuan otw.

Aura puteri
Qil, lo sama gue ya. Bentar lagi gue jemput.

Erik alfaiji
Gudlah,rame..

⌚⌚⌚

Masih noob bikin cerita:v

Happy reading 🍃

Suram KlepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang