⏳4

111 9 4
                                    

Pikirannya kacau. Hendrik mengikuti ambulance tersebut bersama Fidal dan Adam ke suatu rumah sakit. Hendrik melihat Gadis itu di bawa menggunakan brankar. Saat hendrik menghampiri, benar saja perempuan itu adalah 'Naya'. Hendrik bingung harus apa. Ini semua salah Raka, ia harus balas dendam. Tetapi tidak seluruhnya murni salah Raka, ia juga salah.

"Dal ko lo panik gitu sih?" Tanya Adam.

"Emangnya lo gak panik?" Fidal kembali bertanya.

"Kagak."

"Yaudah gak jadi panik." Jawabnya enteng.

"Eh pea!" Hendrik memanggil Adam dan Fidal.

"Kenapa Drik?" Tanya Adam,Hendrik diam.

"Lagian gak kasian napa sama temen lo." Ucap Hendrik.

"Temen gue, Pacar lo juga!" Jawab Fidal asal.

Hendrik mengerutkan dahinya "Maksud lo?"

"Padahal ngerti tapi pura pura ngga ngerti, kayak cewe sumpah." celetuk adam.

"shit! " Cicit Hendrik.

Tak lama keluarga Naiya pun datang. Mamahnya panik tak karuan melihat anaknya yang berlumuran darah.

"Kamu temennya Naya?" tanya mamahnya kepada Hendrik.

"Iyya tante." Jawab Hendrik.

"Naya kenapa?" Hendrik pun menjelaskan kejadian yang sebenarnya ke mamah Naya. Mamah Naya ingin marah kedapa Hendrik,tapi Hendrik tidak salah. Hendrik pun pamit untuk pulang di susul dengan Adam dan Fidal.

•••

Sudah satu minggu Naya tak masuk sekolah. Hendrik pun belum sempat menjenguknya karena ia sibuk dengan jadwal futsal timnya yang sangat penuh pada minggu ini.

Setelah pulang futsal, Hendrik berniat menjenguk Naya bersama teman temannya. Sebelumnya, Hendrik menyuruh teman temannya untuk duluan sedangkan Hendrik membeli buah terlebih dahulu. Setelah membeli buah, Hendrik langsung menuju rumah Naya. Teman temannya sudah berada disana. Hendrik pun masuk kedalam.

Dari pintu terlihat gadisnya sedang duduk di sofa dan tertawa bersama teman temannya dengan perban yang di ikat di kepalanya. Melihat keadaan itu tanpa sadar senyumnya mengembang.

Hendrik pun menghampiri mereka.

"Nih." Hendrik memberikan paper bag yang berisikan buah. Naya pun mengambilnya.

Hendrik mengacak-acak rambut Naya menghadirkan lekungan senyum di bibir Naya.

"Aaaaa."  Ucap Nisul dan diakhiri dengan tawanya.

"Ternyata gak semua cowo sama ya." Ucap Aura.

"ngeyel!" Yudha menepuk pundak Aura.

"Cerita cinta gue miris banget deh kayaknya." Ucap Julia

"Yap betul!" Aqilla mengacungkan jempolnya.

"Lagian yang gak pasti di harapin." Celetuk kevin.

JLEB.

Semuanya tertawa melihat ekspresi Julia dan Aqilla yang melas.

"Sebentar ya." Naya mengambil tongkatnya.

"Kaki lo kenapa? "tanya Hendrik.

"Kata mamah, tulangnya geser." jawab Naya.

"Mau kemana?" Hendrik berhasil mengambil tongkatnya.

"Mau ambil minum." Naya mencoba merebut tongkatnya.

"Biar gue!" Hendrik meletakkan tongkatnya di sebelah Naya dan pergi ke dapur.

"Nay kenapa lo gak jadian aja sih sama Hendrik?" Tanya Fidal membuat Naya mengerutkan dahinya.

"Yaelah dal, lo gak liat Naya senengnya ke DNA kalo di deket Hendrik? Hendriknya aja yang bego." jawab Kevin.

"Gue denger itu!" Hendrik yang baru saja mengambil minum, meletakkan minumannya di meja dan kembali duduk di sebelah Naya.

"Kapan nih jadiannya?" goda Adam.

"Yaelah jalanin aja dulu, ya gak Nay?" Hendrik menyenggol lengan Naya.

"Hah?Apa?" Naya terkejut.

"Jangan mau Nay. Jalan tol aja masih ada hambatannya, gimana yang jalanin aja dulu?" Celetuk Abai membuat semuanya tertawa.

"Lah bai, sejak kapan lo bijak?" Tanya Adam.

"Sejak 2 tahun yang lalu." Jawabnya.

"kenapa lo bisa bijak?"

"Karena faktor ekonomi." Abai menjawab dengan logat seoramg cabe-cabean. Fix hari ini humor mereka rendah.

Sudah dua jam mereka berada di rumah Naya, dan sekarang waktunya untuk pulang.

"Nay, kita pulang dulu ya." Ucap Nisul.

"iya, hati hati ya. " jawab Naya.

"Drik, lo gak pulang?" Tanya Abai.

"Yaelah bai dia mah betah." Celetuk Adam.

"kalian duluan." Ucap hendrik dan mereka pun langsung meninggalkan rumah Naya.

"Lo gak pulang?" Kini hanya tinggal Naya dan Hendrik yang berada di ambang pintu.

"Ngusir?" Hendrik sedikit nunduk menatap Naya karena tinggi Naya yang hanya sebahunya.

"Eh ngg..ngga." Jawabnya gugup.

"Gue anter lo dulu ke kamar." Ucap Hendrik.

"Gue bisa sendiri." Naya mencoba masuk.

"Gak usah batu." dengan Sigap Hendrik menggendong Naya menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

"Hendrikkkk ihh turuninn!!" Teriak Naya sambil memukul lengan Hendrik yang kekar.

"Yakin mau gue turunin?" Hendrik mencoba melepaskan pegangannya.

"Aaaaa,,bego!" Teriak Naya.

Hendrik pun mendudukkan Naya di kasurnya.

"lo cantik." Ucap Hendrik tiba tiba membuat Naya kaget.

"Karna lo cewek!" Sambung Naya.

"Udah ah Drik gak lucu!" Naya memalingkan pandangannya.

"Baper?" Tanya hendrik.

"Gak!"

"Yakin?"

"Iya!"

"kok bulshing?"

⌚⌚⌚

Oyasuminasai❤

Hendrik&Naya back!
Jangan lupa tinggalkan jejak❤

Arigato🙏

Suram KlepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang