Essay

27 2 0
                                    



Kasadean adalah sebuah kota kecil yang berada dipesisir pulau jawa bagian barat. Terlalu jauh untuk dicapai dari kota manapun, kasadean dikelilingi hutan jati seluas puluhan hektar yang membuat siapapun harus menempuh belasan kilometer ditengah jalan berkabut untuk mencapai kota tetangga terdekat. Entah itu cirebon, kuningan atau bandung. Satu-satunya akses yang mereka punya adalah jalan provinsi yang menembus melewati belantara. Seperti ular hitam yang membelah dataran kering pohon jati. Tidak ada akses kereta, beberapa proyek rel yang dimaksudkan untuk dijadikan transportasi provinsi dibiarkan terbengkalai hingga besi-besi rel nya mulai berkarat. Tidak ada sarana lain selain kendaraan.

Terlalu jauh untuk masuk wilayah pegunungan, juga terlalu jauh untuk mendekati wilayah pantai. Kasadean lebih seperti daratan datar yang tandus meskipun terdapat bukit-bukit kecil dipinggiran kota. Udara selalu panas pada siang hari. Orang-orang berpikir kalau itu adalah efek dari hutan jati di sekitar mereka yang tidak terlalu memberikan banyak oksigen. Tapi sampai kapanpun tidak ada yang bisa menjelaskan mengapa kabut turun saat siang maupun malam di hutan jati itu dan membuat udara luar biasa dingin saat malam lebih dari tempat lain di pulau jawa. Dan Hujan aneh yang tidak hanya turun pada musim hujan. Pada musim panas sekalipun, saat hari sangat cerah hujan tetap bisa turun.

Masyarakatnya. Ada sekitar enam ribu jiwa yang tinggal di Kasadean. Ukurannya sangat kecil dibandingkan dengan penduduk kota lain. Enam ribu jiwa yang tinggal di kota yang dipagari oleh hutan jati dan berkabut, dan akses keluar kota yang minim. Siapapun harusnya tertantang untuk tinggal di Kasadean. Kebanyakan orang-orang yang tinggal dan menetap adalah keluarga-keluarga lama yang sejak awal garis keturunan sudah berada di kota tersebut sejak awal berdiri. Sejak sebelum indonesia merdeka mungkin, tidak ada yang mengetahui seberapa lama keluarga-keluarga itu telah menetap. Keluarga-keluarga ini diklaim tidak berasal dari suku manapun di pulau jawa atau bahkan indonesia. dalam gaya bicara merekapun tidak akan ditemukan aksen atau logat bahasa manapun, bahkan jawa atau sunda, kedua suku yang ada di dekat merekapun mereka tidak memiliki gaya bahasanya. Meskipun begitu masyarakat Kasadean selalu saling mengenal hampir setiap orang di kota mereka. Dan ditempat ini pun terkenal dengan tempat peribadatan yang lengkap bagi semua agama. Kristen, islam, budha dan konghuchu. Meskipun sangat beragam, masyarakat Kasadean hidup dengan harmonis.

Tidak ada objek wisata di Kasadean, hanya saja banyak gedung-gedung tua yang tidak begitu menarik untuk dijadikan objek wisata, selayaknya Kota Tua yang ada di jakarta ataupun Lawang Sewu di Semarang. Tapi setidaknya taman kota kami berfungsi, dan kami memiliki dua Mall yang cukup besar dan lengkap untuk melakukan rekreasi pada akhir pekan. Tidak ada universitas di kota kami. Tapi sekolah menegah kami cukup komplit dengan adanya SMA, SMK atau bahkan boarding khusus perempuan/ laki-laki dan pondok pesantern. Kau akan kaget betapa bahagianya kami berada di tempat yang mungkin terdengar sangat aneh seperti ini. Karena ini kota kami yang Indah. Kasadean.

~Essay oleh Sabila Wina yang ditemukan setelah puing-puing Tragedi Besar.

MISTY ROADWhere stories live. Discover now