1.

303 24 0
                                    

Hujan mengingatkan ku padamu - Windy

------

17:05 KST

Pulang kuliah

Hujan deras mengguyur kota Seoul sejak satu jam yang lalu.

Saat yang lain lebih memilih untuk berteduh menunggu hujan reda, seorang mahasiswi jurusan Arsitektur memilih menerobos hujan tanpa menggunakan payung menuju Cafe kopi tidak jauh dari kampusnya. Bukan tidak membawa payung, ia membawa payung di dalam tasnya. Hanya saja gadis itu sangat menyukai hujan.

Sampai di depan pintu cafe, gadis itu menepuk-nepuk pakaiannya yang basah dan merapikan rambutnya. Ia kemudian memasuki kedai dan menghampiri meja barista tanpa memperdulikan pengunjung cafe yang menatapnya aneh. Mungkin karena pakaiannya basah kuyup.

"Ck. Sudah ku katakan berkali-kali jangan main hujan kau masih saja main hujan. Kau memang keras kepala Windy." Barista bername tag Qian Kun menegurnya.

Gadis yang di panggil Windy itu terkekeh lalu duduk di kursi tinggi depan meja barista. Windy sudah terlalu sering mendengar ocehan Kun yang selalu memperingatkan agar tidak main hujan karena Windy itu mudah terkena Flue. Tapi mau bagaimana lagi hujan adalah favoritnya.

Iya favoritnya untuk dua tahun belakangan ini.

"Hot Chocolate please !!!"

Kun memutar bola matanya malas.

"Ini Cafe Kopi Seo Windy bukan Cafe coklat." Gerutu Kun namun tetap saja menyiapkan pesanan pelanggan setianya ini.

"Tapi di menu tertulis Qian Kun" Gumam Windy.

"Iya iya. Kau tunggu saja di lantai 2 aku akan menyusul mengantarkan pesananmu setelah mengantar kopi ke meja 25" Suruhnya

"Baiklah."

Windy beranjak dari kursi tingginya lalu menuju lantai 2 seperti yang di perintahkan pemilik cafe, Qian Kun.

Windy melepas sepatu kemudian memasuki ruangan pribadi Kun. Ruangan pribadi yg lengkap dengan kamar tidur, ruang tamu, dapur kecil, kamar mandi dan balkon seluas 3 x 3. Kalau Kun malas pulang dia akan tinggal di sini.

Karena pakaiannya cukup basah tidak mungkin Windy duduk sembarangan di sini jadi ia memilih untuk berdiri di balkon sembari menatap hujan dan jalanan aspal Seoul yang sudah basah di guyur hujan.

"Hari ini hujan turun, tiba-tiba aku jadi ingat padamu" Monolog Windy dalam hati.

Windy menutup kedua matanya lalu mengirup aroma khas hujan yang menenangkan hatinya.
Ia teringat dengan perkataan orang yang membuatnya menyukai hujan

'Kau tau. Banyak orang membenci hujan, entah karena membuat beberapa hal jadi kacau atau  menghambat aktivitas seseorang. Tapi tidak untukku, aku suka hujan. Hujan tau kemana ia kan pulang, meskipun hujan dijatuhkan ke bumi berkali-kali entah di belahan bumi bagian manapun dan sesering apapun pasti akan kembali lagi ke satu tempat, yaitu ke langit. Hujan akan selalu kembali ke langit. Seperti halnya hati, sejauh apapun hati itu pergi jika sudah saatnya pasti akan menemukan jalan pulang ke rumah yang tepat. Meskipun harus singgah dulu ke rumah lain yang lebih nyaman.'

Kata kata itu memang tidak puitis dan sedikit membingungkan tapi kata-kata itu mampu membuat seorang Windy yang benci hujan tiba-tiba sangat menyukai hujan. Ah mungkin bukan hujannya tapi lebih ke kenangannya bersama seseorang itu.

Pluuuuk

Windy membuka matanya saat merasakan handuk berwarna biru muda menutupi atas kepalanya dan pelaku yang melemparnya adalah Kun.

"Mandi dan ganti pakaianmu. Kau bisa sakit nanti. Aku sudah siapkan baju ganti di kamarku" suruh Kun

Windy mengangguk . Ia menurut saja apa yang dikatakan Kun. Ia memang sudah kedinginan. Kulit telapak tangannya saja sudah memutih dan keriput.

15 menit kemudian Windy keluar dari kamar mandi menggunakan kaos lengan panjang dan celana training milik kun yang bisa dibilang lumayan kebesaran untuk Windy. Mungkin jika untuk Kun ukuran L tapi untuk gadis itu ukuran XL. Sementara Windy sendiri biasanya memakai ukuran M.

Kun yang duduk di sofa terkekeh melihat tangan Windy ditenggelamkan lengan kaos yang di pakainya.

"Kemarilah" Kun menepuk sisi sofa di sebelahnya.

Windy menghampiri Kun dan mengambil tempat kosong di sebelahnya.

Kun meraih kedua tangan Windy lalu perlahan menggulung lengan kaos yang di pakai Windy hingga pergelangan. "Lihatlah betapa kecilnya dirimu ini Seo Windy." Kata Kun.

"Bajumu saja yang kebesaran. Bukan aku." protes Windy tidak terima

"Aku heran Johnny saja tingginya seperti tiang listrik kenapa kau sebagai adiknya pendek sekali."

Windy mencubit lengan Kun dan membuatnya meringis. Lelaki ini selalu mempermasalahkan tinggi badan Windy yang hanya setinggi dadanya.

"Johnny Oppa mengambil tinggi dari Appaku, sementara aku mengambil tinggi dari Eommaku." Jelas Windy seraya meraih cangkir coklat di coffetable di hadapannya kemudian menyesapnya sedikit demi sedikit.

"Siapa yang menjaga cafemu kalau kau di sini ?" Tanya Windy

"Ada Lucas dan Mark."

"Kau tidak membantu mereka.?"

Kun menggeleng "Aku akan menemanimu di sini."

Windy mengulas senyumnya.
"Teman yang setia" Windy kembali menyesap coklat panasnya.

Pandangan Windy teralihkan dari cangkir coklatnya ke foto yg terpajang di samping televisi di depannya. Windy beranjak dari sofa untuk mengambil foto itu dan kembali duduk di sofa

Foto Kun, Jungwoo dan Lucas di Cafe Kopi milik Kun 2 tahun yang lalu saat cafe masih baru buka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto Kun, Jungwoo dan Lucas di Cafe Kopi milik Kun 2 tahun yang lalu saat cafe masih baru buka. Windy ingat betul jika dirinya yg mengambil foto itu dengan kamera miliknya.

"Kau sangat tampan Kim Jungwoo" Windy mengusap foto lelaki dengan kaos bergaris hitam putih yang duduk diantara Kun dan Lucas.

Kim Jungwoo. Lelaki yang membuatnya menyukai hujan. Kekasih Windy.

"Aku juga tampan." Kata Kun seraya menunjuk dirinya di dalam foto.

"Ya kau tampan, Lucas juga tampan. Tapi Jungwoo ku paling tampan."

"Iya Jungwoo mu selalu tampan di matamu."

Jika Windy sudah membahas Jungwoo, Kun pasti kalah. Jungwoo memang terlalu perfect di mata gadis itu. Jungwoo menguasai 65% pikiran dan hati Windy, separuh lebih.

"Minggu depan ulang tahun Jungwoo, aku akan ke Jepang. Kau mau menemaniku kan Kun?" Kata windy seraya menatap Kun

Kun mengangguk. "Aku akan mengajak Mark dan Lucas juga."

"Gomawo." Windy menyesap coklatnya lagi

"Selama kau senang"

----

New story

Iseng aja buatnya

Selamat membaca :)

Vote gak vote gak masalah
sehappy kalian saja 😘

Missing You (Rain)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang