2.

183 20 1
                                    

Aku rindu hujan- Windy

***

09:00 am KST

Seperti hari kemarin.

Hujan masih turun dan membasahi bumi.

Untuk kali ini Windy hanya bisa menatap hujan dari jendela kamarnya tanpa bisa keluar menikmati setiap tetes hujan di luar sana.

Windy terserang flue. Badannya demam tinggi, hidungnya mampet, dan beberapa kali bersin - bersin. Inilah akibat dari main hujan kemarin.

Jennie, gadis kecil berusia 5 tahun keponakan Windy bahkan sampai meledeknya karena di umurnya yang  ke 22 tahun masih suka main hujan. Dan parahnya sekali kena hujan langsung sakit.

Payah.

Jika Jungwoo tau Windy sakit karena hujan pasti akan meledeknya habis-habisan dan menertawakannya. Memang benar Jungwoo suka hujan dan penyebab Windy menyukai hujan, akan tetapi Jungwoo tidak pernah menyuruh gadis itu untuk bermain hujan. Karena Jungwoo tau windy mudah sakit dan terserang flue.

"Aiguuu. Apa apa an ini. Hidung merah seperti rudolf yang ingusan."ledek Jungwoo saat menjenguk windy kekasihnya yg tengah terbaring di kasur dengan plester penurun demam di kepala Windy dan tissue menyumpal salah satu lubang hidung Windy."

"Aku hanya ingin mencoba menyukai hujan sepertimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku hanya ingin mencoba menyukai hujan sepertimu. Dan ternyata main hujan itu mengasyikan."

Pletaak

Satu sentilan melayang di dahi Windy yang tertutup plester penurun panas sampai membuat pemilik dahi meringis kesakitan.

"Heii. Kau boleh suka hujan tapi kau harus tau kondisimu sendiri pabo-ya. Kau itu gampang sakit flue. Jadi jangan menyakiti diri sendiri sayang."

"Ck. Kau dulu mengajakku main hujan" ujar windy yg tak mau di salahkan

"Itu kan dulu. Sebelum aku tau kau itu mudah sakit saat terkena hujan."

"Iya-iya aku yang salah. Jungwoo ku selalu benar" Windy mempoutkan bibirnya.

"Makannya lain kali ajak aku kalau mau hujan. Kan kalau sakit, sakitnya berdua. Romantis" bisik Jungwoo yang mendapat hadiah cubitan di perut oleh Windy.

Jungwoo terkekeh kemudian mengacak gemas puncak kepalanya.

"Cepat sembuh sayangku"

"Jangan tertawa. Aku bukan dirimu yang kebal dengan hujan. Lagian aku main hujan karena merindukanmu bodoh.." Windy bermonolog dengan foto Jungwoo yang sedang berpose tertawa di ponselnya.

Windy menaruh ponselnya lalu mengambil secangkir teh madu yang masih mengepul asapnya dan menyesapnya perlahan.

"Jungwoo aku rindu padamu"

Windy menghapus air matanya yang entah sejak kapan turun ke pipinya.

****

Cafe Kun terlihat sangat ramai untuk siang hari ini. Biasanya memang ramai tapi tidak seramai hari ini. Dan pengunjung hari ini terbanyak adalah kaum hawa. Ini karena Mark dan Lucas mengajak beberapa teman kuliah mereka yang tampan-tampan untuk part time di Cafe.

Kun mengawasi barista-barista magangnya yang kerepotan menerima orderan di tambah permintaan foto bersama dengan pelanggan.

Drrrt drrrt...

Ponsel kun bergetar.

Ada panggilan masuk dari temannya yang berada di Jepang.


"Hallo dengan Qian Kun yang tampan di sini" gumam Kun seraya mendekatkan ponselnya di telinga

'Ck kau terlalu narsis Kun.' decak penelfon di seberang

Kun terkekeh. "Haha. Aku tidak narsis aku memang benar benar tampan"

'Ck aku menelponmu bukan untuk mendengarkan kenarsisan mu itu.'

"Hehe maaf. Ada apa ?"

'Sebenarnya tidak ada apa apa, aku hanya sedang bosan dan tidak ada kerjaan jadi aku menelponmu.'

"Kupikir ada apa. Kenapa kau menelpon lelaki di saat kau punya kekasih. Bodoh"

'Terserah diriku. Eh kau sedang di Cafe ?'

"Hmm. Iya aku sedang di Cafe. Kau tau Cafe ku ramai sekali sekarang. Itu karena Mark dan lucas mengajak teman-teman mereka untuk kerja partime di sini. Aku bisa cepat kaya kalau setiap hari seramai ini"

'Andai saja aku di sana pasti Cafemu akan makin ramai.'

"Percaya diri sekali dirimu"

'Hei disini banyak wanita mengejarku, aku ini sangat tampan'

"Narsis- ah iya rencananya aku Windy, Lucas dan Mark akan ke jepang minggu depan."

'Are you serious ?'

"Im serious. Eh tapi jangan katakan ke Windy jika aku memberitahumu."

'Ck iya. Santai aja. Bagaimana kabar Windy ?'

"Windy baik-baik saja."

'Mungkin dia sudah melupakanku sekarang.'

"Ya sepertinya. Salahmu sendiri membawa kabur Rapunzel"

'Rapunzel itu milikku, kalau Windy merindukannya dia bisa menemuinya besok di Jepang"

"Baiklah. Aku akan beritahu dia nanti."

' Eh ada yang memanggilku. Sudah ya kututup. Titip salam untuk Windy, Mark dan Lucas. Hubungi aku jika sudah di jepang'

"Oke"

Sambungan telepon terputus.

"Dasar Yuta." Gumam Kun

Kun membuka aplikasi LINE karena mendapatkan notifikasi pesan masuk dari Windy

Windy : Aku sakit :'(
Windy : Kau tidak mau menjengukku Kun ?

Kun menghela nafas berat. Dia sudah tau kalau akhirnya akan seperti ini. Gadis keras kepala itu memang tidak ada jera nya. Mulut Kun sampai berbusa memperingatkan Windy untuk tidak main hujan.

Hujan hanya membuatnya sakit.

Kun lebih dulu mengenal Windy semenjak menjadi teman sebangkunya sewaktu sekolah dasar sebelum Jungwoo. Kun ingat betul jika Windy sangat tidak suka dengan hujan. Gerimis saja windy meminta Kun untuk mencarikan payung untuknya, beruntung Kun selalu membawa payung.

Tapi semenjak Jungwoo hadir, Windy tiba-tiba gila hujan. Entah sihir apa yang diberikan Jungwoo kepada Windy sampai membuat gadis itu berubah sampai sekarang.

"Ck bocah kepala batu. Gadis bodoh." decak Kun.

Kun meraih coatnya yang disampirkan di sandaran kursi kerjanya kemudian mengendarai mobil Mini Coopernya membelah jalanan Seoul yang sudah basah oleh hujan menuju rumah Windy.

"Kapan kau akan sadar Win kalau hujan itu hanya membuatmu sakit" Kata Kun

°°°°°

Missing You (Rain)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang