Tour keliling Luhur Mulia selesai pukul delapan. Dengan guide langsung kepala sekolah. Sekitar satu jam sudah Jack merasa jadi bebek-bebek yang mengikuti sang pemilik untuk digiring ke sawah. Kalo bahasa jawanya angon bebek. Dan sumpah! Kalau bukan karena ini adalah hari pertamanya sebagai siba alias siswa baru, Jack tak akan sudi capek-capek jalan ginian plus dengerin ceramah panjang lebar soal sejarah sekolah, tata tertib, dan cara berpakaian yang baik dan benar. Sumpeeee yaaa emang ini sekolah gak sanggup bikin buku sejarah sekolah gitu? Dan Jack ini tidak rabun jadi masih bisa baca tatib.
Yang paling ngeselin adalah saat Jack diajak ke perpustakaan dan diajarkan cara pinjam buku. Dalam hati Jack mengumpat sendiri. Kaya di sekolah lama gue gak ada perpus.
"Nah ini kelas kamu, Jek. Kebetulan guru yang mengajar baru ada diklat. Jadi ada tugas. Kamu gunakan jam kosong ini untuk berkenalan dengan teman-teman ya? Setelah itu kamu bisa bergabung mengerjakan tugasnya."
Yes jam kosong. Emang rezeki anak sholeh banget hari pertama sekolah kena jam kosong.
"Bapak tinggal ya, Jek? Jangan lupa mengerjakan tugasnya."
"Ya."
Mengerjakan tugas? Haduh, bumi ini bisa gempa kalo gue nyentuh yang namanya tugas.
Setelah memastikan si kepala sekolah itu--yang namanya Jack lupa--sudah berbelok di ujung koridor dan tak terlihat lagi dari pandangannya. Jack yang berada di ambang pintu langsung berjalan keluar--bukannya malah masuk dan cari tempat duduk.
"Jack!"
Langkah Jack terhenti begitu tangannya dicekal seseorang. Terpaksa ia balik badan. Melihat di depannya berdiri seorang cewek yang menurutnya kampungan abis. Jack gak tahu namanya apa, tapi mata gadis ini diwarnain, bibirnya juga! Dan pipinya juga dikasih pink-pink. Mana alisnya lempeng banget kaya jalan tol. Haduh. Rambutnya juga dicat warna coklat, persis banget kaya rambut jagung. Gimana ya bukannya Jack jahat tapi dia udah kasih julukan sama cewek yang ia tak tahu namanya ini. Apa? Cabe-cabean!
"Kenalin gue pansy."
Suaranya kaya tikus yang lagi kejepit engsel pintu. Batin Jack.
"Terus?" tanya Jack. Tidak membalas jabatan tangan Pansy.
"Gue penguasa nomer satu di sekolah ini."
"Oh? Gue gak peduli tu."
Setelah mengatakan itu, Jack balik badan. Berjalan keluar kelas dengan dua tangan dimasukkan ke saku celana. Meninggalkan Pansy yang hanya melongo di tempat. Anak-anak kelas yang ikut menyaksikan dalam hati tertawa cekikikan.
Ada yang berani sama Pansy? Wow.
☀☀☀
"Heh lo! Iya yang pake kacamata. Sini lo!"
Lelaki jangkung berkacamata yang dipanggil Jack barusan langsung menghadap dengan tergopoh-gopoh. Dia lagi buru-buru mau buang hajat ke toilet. Eh Malah diganggu. Alamat deh dia harus nahan. Moga aja gak jadi batu. Tapi toh dia datengi juga. Gak tahu kenapa, nada otoriter dalam suara cowok itu entah mengapa mengintimidasi dia. Padahal dia sama sekali belum pernah lihat wajah ni cowok di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
átaktos
Подростковая литератураRaja jalanan, hobi trek-trekan. Pejuang dalam barisan terdepan saat tawuran. Merokok dan mabuk sudah menjadi kebiasaan. Tak hanya itu, Jack Wurlbatz mencatat rekor terbaik dalam sejarah hidupnya. Drop out lima kali! Membuat orang tua J pusing tujuh...