Louis

112 15 1
                                    

"aww" kenapa harus selalu jatuh sih setelah membuka pintu" nicky mengeluh. Ternyata chang berada di paling bawah tumpukan para manusia ini. Kemudian mereka berdiri.

"apa yang kalian lakukan dari gudang?" seorang wanita berwajah afrika berjalan mendekati. Ternayat mereka telah kembali berada di dalam kereta. Gerbong 7.

"oh maaf.. apakah ini kereta menuju atlantis?" james bertanya

Ha?? Wanita itu bingung dengan apa yag dibicarakan james.

"baiklah... maaf, kami akan mencari tempat duduk." Erick memecah kebuntuan. Ia memimpin teman2nya berjalan menuju kursi.

"apa yang barusan terjadi?" louis bertanya, ia memandang seram pintu gudnag dari kursi tenmpat duduknya.

"sepertinya kita telah melewati 1 tantangan. Selanjutnya kita cari timeaus di sini." Chang mengeluarkan es krim dari tasnya. Ia memberikan juga pada keith dan nicky.

"ini es krim amadeus robot tua itu?" nicky heran. Chang hanya tersneyum malu.

"buka buku petunjuknya lagi" erick meminta tas chang.

"dia adalah orang yang berbeda. Hmmm jadi pasti dia di gerbong ini." James sangat yakin.

"bisa jadi, mari kita analisis setiap penumpang." Keith menambahkan.

"tapi sebelumnya lebih baik kita beristirahat dan mandi, aku muak dengan bau badan ini" louis mencium ketiak. Parfum coach nya terjatuh ketika mereka dikejar oleh robot sialan itu.

Louis paling awal menuju toilet, erick dan chang membereskan barang bawaan mereka.

"apa kau baik2 saja" james menyodorkan pertanyaan. Ia tak sadar ada dua wanita di hadapnnya.

"baik" keith dan nicky menjawab bersama. Mereka saling tatap dan awkward.

"ohh.. mungkin alasan aristoteles mengirim amadeus karena ia menentang teori atlantis" james memecah keheningan.

"amadeus?" keith merasa asing dengan nama itu.

"robot tua barusan." Niky menjelaskan. Ia melihat lututnya, sapu tangan bertuliskan stargazing masih terikat, kini lusuh dan kotor.

***

"apa luka mu udah baikan?" errick meberikan segelas cokelat hangat ke nicky

"terimakasih. " ia menatap kosong jendela kereta.

"nanti malam kita bisa melihat gunung hollywood"

"benarkah?" erick hanya tersenyum. Malam itu mereka sibuk dengan urusannya sendiri sendiri. Louis membongkar ransel nya, ia kehilangan sebotol parfum dan dua kacamata. Chang sibuk membaca novel the blood o olympus. Novel terakhir karya rick riordan dalam the heroes of olympus. Keith menikmati malam dengan tenang.

Puku 10 malam. Semua penumpang tertidur. Hanya louis yang masih melamun. Ia merindukan kemewahan rumahnya. Ia tidak harus berlari, mengantri ketika mandi, membagi makanan dan lain sebagainya di rumah. Hanya dengan memerintah ia bisa mendapat apa yang diinginkannya.

Tiba2 seorang pria paruh baya bertubuh tinggi memberikan semangkok mie instan.

"oh tidak, terimakasih. Hmm siapa kau"

"aku alba. Maaf tadi saya melihatmu melamun kemudian saya buat 2 mie instan. Apa kau memikirkan sesuatu?"

"tidak. Saya hanya bingung saja. Apakah semua ini nyat......."

"uhuk uhuk" keith terbangun. Ia duduk depan louis.

"maaf nak, klo gitu saya kembali ke kursi saya sebelah sana. di sampingnya ada wanita tua, mungkin istrinya. Ia memakai heels Gucci... oh my god wanita tua memakai heels dan pakain semodis itu." pikir louis dalam hati. Ia justru ingat oma nya di rumah. Setiap hari oma harus memakai dress dan pakaian terbaru dari butiknya. Ia mengelengkan kepala.-wanita memang aneh-

Chang terus saja mendengkur di samping louis membuatnya pusing tujuh keliling. erick tidur di kursi samping bersama james dan.. hmmm james meberikan bahunya untuk nicky. "dasar mesum" louis kemudian menutup mata mencoba tidur dan berharap ini semua segera berakhir.

Trace of HeroesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang