Chang

10 1 0
                                    

CHANG
Morena paper tergeletak di atas nakas. -Sebuah berkas Milky Way yang digunakan sebagai bahan rapat internal.-
Chang melirik Bianca yang terparkir cantik di garasi tepat di samping istal Milky Way. Ia bergegas menuju mr Juan untuk meminta bantuan. Bagaimana pun ia harus bertanggungjawab atas menghilangnya keempat teman barunya.
"Ada apa kau kembali Chang?" Manna  melihat sinis kearah Chang yang terlihat membuka knop pintu kamar, ia memperhatikan arloji kuning di tangan kanan Chang.
Chang melempar ranselnya ke dalam kamar dan segera berlari menuju lift dan mengabaikan Manna.
Ia menekan tombol angka 3 lokasi ruang rapat Mr Juan. Setelah keluar dari lift ia melihat sekeliling ruangan lantai 3. Beberapa pekerja sibuk merenovasi lantai utama itu.
Chang manggut-manggut, ternyata guncangan amarah Theseus berakibat sebesar ini bagi Milky Way.
"Apa kau sudah menyerah?" Tiba-tiba suara barito milik Serkan terdengar sampai telinga Chang. Ia merasa risih dengan nada Serkan yang masih memperlihatkan sisi antagonis nya.
"Dari mana saja Chang? Kau melewatkan beberapa rapat penting!" Nathan menambahkan, ia sedikit meoleh ke arah arloji yang dikenakan Chang.
"Apa kau sudah lupa? Aku akan mencari Chrysoberyl. Ada apa?" Wajah menantangnya kini kembali ia tunjukkan. Chang tidak habis pikir dengan jalan pikiran temannya yang dianggap kolot itu.
Chang memang tidak bisa menampik jika Serkan masih bersikap dingin kepadanya. Chrysoberyl yang masih menjadi misteri serta renovasi Milky Way yang sedang berlanjut menambah beban pikirannya saat ini.
"Ayo masuk!" Serkan menoleh sebentar ke arah para pekerjanya. Ia tidak mau menimbulkan keributan dan segera menarik baju Chang memasuki ruang rapat.
Aku ini leader Pluto hzzzz bisa-bisanya mereka memperlakukan aku bak tahanan perang. Piker Chang dalam hati.
Ruangan gothic dengan pilar-pilar tinggi terpampag nyata. Beberapa foto leader yang berderat tidak terlihat, Chang mengerutkan dahi. Jangan-jangan aku sudah dilengserkan???!!
"Tolong di seluruh ruangan ini." Mr juan terlihat asyik berbincang dengan seseorang. Ternyata seorang pekerja yang akan memasang wallpaper di ruang itu. Huff chang menghembuskan napas, ternyata memang seluruh ruangan Milky Way sedang dalam proses renovasi, sehingga semua lukisan, foto dan hiasan yang menempel di dinding harus diturunkan sementara. Bukan dia yang akan dilengserkan. Ia meringis.
"Hai Chang.. Apa kabar? Bagaimana apa kau berhasil menemukan petunjuk keberadaan Chrysoberyl?" Mr Juan menjabat tangan Chang, ia terlihat lebih segar dari biasanya.
"Bolehkan saya membawa Bianca untuk mencari teman-teman saya?" Chang tidak menghiraukan pertanyaan retoris itu.
"Apa maksudmu?" Serkan yang mendengar pertanyaan Chang seakan ikut terganggu.
"Arloji Chrono mengalami kerusakan system." Chang menunjuk sebuah arloji di tangannya yang setengah hangus.
"Kenapa kau selalu membuat ulah?"
"Tunggu sebentar, ayo kita selesaikan di sana." Mr Juan kembali mengambil perintah. Mereka berjalan menuju ruang rapat tertutup yang belum tersentuh renovasi. Retak dinding masih terlihat membuat ngilu hati Chang.
Chang masih mengamati setiap detil ruangan yang dahulu terlihat sangat menyeramkan bagi setiap siswa yang melakukan kesalahan. Tanpa disadari ternyata Mr Juan telah duduk di kursinya sednagkan Serkan menatap sinis Chang. Nathan yang berada di dalam memilih untuk membaca berkas yang telah disiapkan untuk rapat.
"Bagaimana?" Serkan membuka suara. Ia memainkan kursi hingga terdengar suara 'ngik-ngik'.
"Bisakah kau hentikan suara itu!" Chang miris mendengar suara gesekan kaki kursi dengan lantai yang baginya sungguh mengganggu.
"Apa yang akan kau sampaikan Chang?" Mr Juan melihat arloji di tangannya. Ia toda mau membuang waktu sia-sia hanya untuk melihat adu mulut kedua siswanya itu.
"Eh?? Saya minta izin untuk membawa Bianca."Chang yang awalnya masih berdiri kemudian segera menarik kursi dan duduk di depan Serkan. Meja rapat berbentuk oval sehingga kursi yang tertata dalah melingkar.
"Hmmmm. Mau bagaimana lagi!" Mr Juan memainkan bolpoin di tangannya.
"Maksudnya?" Serkan terkejut dengan pernyataan Mr Juan yang baginya mulai melunak.
"Bisa kah kalian ikut saja daripada terus berusaha mencari berkas konyol yang tidak ada ujungnya?" Chang menginterupsi pertanyaan Serkan.
"Berkas konyol?" Nathan menarik kacamatanya ke abwah. Ia sangat tidak suka dengan kalimat yang baru saja dilontarkan Chang seolaj-olah meremehkan kerja kerasnya selama ini. "Perjalannmu lebih konyol!"
"Bisakah kalian tenang? Apa kalian lupa jika kalian seorang leader? Sungguh memalukan!" Mr Juan memijat pelipisnya, wajahnya berubah suram.
"Maaf mr." Mereka kompak.
"Aku akan baca morena paper setelah dari istal. Taruh saja di mejaku! Dan kau Chang, kau bisa membawa Bianca untuk mencari teman-temanmu, tapi ingat kondisi mesin Bianca!" Mr Juan berdiri, mengaitkan kancing jas dan berlalu meninggalkan ketiga siswanya yang masih memanas.
***






Chang muak mengingat pertemuannya dengan Serkan beberapa hari lalu di Milky Way. Ia kembali menarik pancingnya, untuk kesekian kalinya bukan ikan yang didapat. Entah mengapa banyak sekali sampah manusia di sini. Ia mengambil topi yang didapat pada tangkapan pertama. Lumayan bagus dengan aksen gelap dan rajutan bulan sabit menyerupai huruf C setidaknya ia dapat mengakui itu memang miliknya.
Semenjak berpisah dengan teman temannya, Chang memilih membawa dan merenovasi alat transportasi yang mungkin bisa ia gunakan untuk mencari keberadaan teman-temannya. Ia juga sempat meminta bantuan kepada Hephaestus untuk menyempurnakan alat transportasi payah milik Chang.
Alat transportasi itu diberi nama Bianca, entah mengapa Chang sangat menyukai nama itu.  Bianca berbentuk kotak tidak rapi dengan ukuran 3x4 meter terbuat dari kayu dan ranting pohon di sekitar sungan Euenos. Poseidon memberi nya sayap sehingga terlihat agak menyerupai hippocamus.
"Ayo Bianca saatnya kita mencari teman-teman" Chang menepuk tubuh Bianca dan segera mengendarainya. Mungkin ini adalah karya yang lebih baik daripada arloji chrono. Setidaknya Poseidon turut ambil bagian dalam proses pembuatannya.
Chang mulai menyusuri seluruh yunani, mulai dari pualau santorini, sifnos, naxos hingga berlibur di kuil Athena Parthenon dan berfoto ria dengan patung dewa kebijaksnaan itu. Chang sangat mengagumi dewi Athena meskipun ia tahu leluhurnya –Poseidon- pernah bersitegang dengan nya.
Leluhur? Iya Chang masih keturunan Poseidon dan Theseus. Entah keturunan yang keberapa. Dia saja tidak ingat. Mungkin karena itu Serkan menganggap Chang lah yang harus bertanggung jawab atas menghilangnhya Chrysoberyl.
"Seharusnya aku meminta Poseidon untuk membuatmu pandai berbicara!" ia menepuk kemudi kesal. Beberapa hari ini ia merasa sangat kesepian. 

***
Goresan di pipinya terlihat jelas, wajahnya pucat dan tangannya terluka. Erick memilih beristirahat sebentar di bawah pohon. Mereka meyeka keringat, menunggu kehadiran James dan keith. Tangan James memainkan kerikil di tanah.
"Tolong jangan pernah ceritakan hal yang memalukan barusan. Oke!! " Louis menatap Erick dan Nicky tajam. Setelah itu ia memalingkan ajahnya. Kedua tangannya menyila.
"Ha?" Nicky mengerutkan dahinya, ia berharap Louis tidak termkan guna-guna karena omongannya yang mulai ngawur. Erick memilih diam membaca Bahasa tubuh Louis.

"Jangan pernah kalian bicarakan lagi keadaanku yang menggantung dengan posisi kaki di atas seperti-"
"James.." Erick yang melihat James terseok-seok segera menghampirinya untuk menolong dan mengabaikan ocehan Louis. Nicky yang mengekor mengikuti Erick meninggalkan Louis yang masih saja mematung.
James meletakkan Keith di pangkuan Nicky. Suku maya mungkin kini sedang bersiap mengejar mereka kembali setelah dewa Chac kembali ke markasnya.

"Sebaiknya kita segera pergi dari sini atau sekedar bersembunyi!" Erick menepuk bahu James.
"Apa kalian tidak lelah?" Louis ternyata sudah berdiri di samping Erick.
"Lihat!" Nicky menunjuk ke arah gua, segerombolan manusia haus darah kembali terlihat, kali ini jumlahnya terlihat sangat banyak.
"Oh my God." Louis mepepuk jidatnya.
"Nicky, berikan pouch dari Galenus!" James mencoba melakukan apapun untuk menyelamatkan diri.
"Tapi di mana ya?" Nicky terlihat bingung, ia tidak bisa berpikir dibawah tekanan seperti ini.
"Saku celana sebelah kanan!" James mengeraskan suaranya. Setidaknya itu bisa menghilangkan sedikit rasa takutnya.
"Oh iya, ini." Nicky memberikan pouch kepada James.
"Bantu Erick memapah Keith!" James menepuk pundak Louis. Mereka kemudian lari. Segerombolan suku maya semakin mendekat, mereka melempar busur dan batu. Nicky terjatuh karena kakinya terkena batu yang lumayan besar, ia merasakan kram.
"Guys....." tiba-tiba Chang medaratkan Bianca tepat di samping Nicky. "Ayo naik!"
"CHANG!!!!" mereka kompak. Tanpa basa basi mereka menaiki Bianca. "James ayo.." Erick berteriak ke arah James yang masih berada di belakang. Ia mengulurkan tangannya memohon bantuan karena lututnya sudah sangat payah, namun tetua suku maya berhasil membuatnya terjatuh akibat tembakan busur yang tepat mengenai kaki kanan James. Ia terjatuh. James mencari pouch dari sakunya dan ia lempar ke belakang. Ia merah Bianca yang sudah menggantung di udara. Tiba-tiba angin topan datang dan mengempaskan para suku maya.
James memperbaiki pernapasannya, ia melihat sekeliling dan teman-temannya juga mencoba menetralkan kembali kondisi masing-masing.
"Erick, bisa kah kau kemudikan Bianca, aku akan mengambil beberapa persediaan makanan untuk mereka."
"Baiklah." Erick mendekati kemudi setelah beberapa lukanya berhasil diaobati.
"Bagaimana kau bisa di sini Chang? Ke mana kau selama ini?" Nicky masih tidak percaya, ia melihat kondisi Chang yang segar.
"Aku terdampar di sungai euenos." Chang mengambil beberapa spanokopita dan meletakkannya di depan semua temannya.
"Lebih baik kita obati Keith terlebih dahulu!" James angkat bicara, ia berjalan pincang mendekati tubuh Keith yang terbaring lemas. 
"Bagaiman kalau kita obati dengan ramuan dari Galenus?" Nicky mengacungkan jarinya, ia meraba ke seluruh kantong celana dan ahirnya mengeluarkan sebuah pil pipih berwarna putih.
"Ide yang bagus" James mengambil ramuan itu dari Nicky dan memberikannya kepada keith.
"Ini airnya." Chang memberikan segelas air putih yang dia mabil dari locker.
"Kalian tau? Aku bertemu poseidon untuk menyelesaikan Bianca." Chang mulai bercerita.
"Kau?" Keith bertanya seolah dia tidak mempercayai perkataan Chang. Ia mulai membaik setelah meminum ramuan itu.
Chang mengangguk, ia mengambil kotak P3K di dasboard dan memberikannya kepada James.
"Terimakasih Chang." James menerima kotak P3K dari tangan kiri Chang yang maish harus mengemudikan Bianca. James kemudian membalut lukanya, ia masih sangat payah untuk sekedar berjalan.

Werner Heisenberg-Allee 25, 80939 Munchen.
"Apa tidak bisa kau meminta Poseidon atau siapapun itu untuk mengembalikan aku ke kehidupan nyata ku?" Louis mendengus kesal. Ia masih tidak habis fikir jika mereka sedang terperangkap dalam dunia absurd ini.
"Kita belum menyelesaikan permainan!" Nicky memasang wajah garang dengan berkacak pinggang. Semua hanya melongo melihatnya kecuali Erick yang focus mengemudi Bianca dan Chang yang menikmati  spanakopita yang ia dapat ketika berkunjung ke kuil Athena.
"Akan kuantar tapi setelah kita berwisata ke Allianz arena" ia melahap spanakopita  yang tersisa di meja kayu. Louis memicingkan mata, menatap nanar Chang. Ia tidak bias menolaknya, tentu saja kalah telak apalagi dia hanya menumpang sekarang. Andai saja ia juga keturunan dewa pasti akan memohon sebuah permintaan yang masuk akal dan tidak konuol seperti ini.
"Bagaimana kita mau menyelesaikan permainan sementara clue book itu sudah hilang di Yucatan." James memilih membereskan lukanya, ia tidak begitu memikirkan tentang permainan konyol ini.
"Nah itu pertanda jika kita seharusnya pulang!" Louis masih dengan argumen awalnya. "Chang apakah kau juga sempat membeli parfum saat berlibur ke Yunani?" nadanya seolah bertanya sekaligus menyindir.
"Tenang kawan, aku tidak melupakanmu, itu ambillah di loker!" Chang menunjuk k earah spanakopita di hidangkan, di sampingnya memang ada loker yang lumayan bagus.
"Keith apakau sudah baikan?" James tidak menghoiraukan obrolan rekan nya dan lebih memilih memberikan segelas air putih untuk Keith.
"Sudah mendingan." Keith meminum air itu hingga habis. Maklum saja mereka sangat haus dan lapar.
"Oh lihaattt... Allianz Arena terlihat sangat indah." Chang berteriak kencang kegirangan, rambut keritingnya seolah ikut memantul akibat locatannya yang tak terkontrol.
"Aku ingin menemui Mat Hummels, Toni Kro—eh dia kan udah pindah.. hmm" Nicky tersenyum telapak tangannya memeluk kedua pipi tembem seolah membayangkan dirinya bersanding dengan idolanya  itu.
"Memangnya kau sudah memesan tiket, Chang?" James memastikan.
Chang mengipaskan tiket ke wajahnya, ia memasang muka sombong. "Apasih yang tidak aku bisa?" Ia terkekeh. "Ayo mendarat, Erick!" Chang kembali berteriak menepuk pundak Erick yang masih fokus mengemudi sekaligus mempelajari cara mengendarai Bianca.
"Diamlah Chang aku tidak bias fokus, bisakah kau meminta Poseidon untuk membuatnya dengan kertas yang lebih layak, ini sungguh sangat sulit dibaca!" Erick memperlihatkan kertas petunjuk kemudi yang memang sangat menghawatirkan dengan kondisi lusuh dan bolong seperti dimakan rayap.
"Itu dari Hephaestus bukan Poseidon" Chang menjawab kesal. Bukankah harusnya mereka berterimakasih karena Chang telah menyelamtakan nyawa mereka.
"Hentikan ku mohon! Terserah apa yang akan kalian lakukan di Allianz Arena intinya aku ingin segera kembali ke rumah." Louis kembali mengambil alih pembicaraan.
Nicky menoleh ke belakang, ia melihat sebuah benda terbang menyerupai Bianca membuntuti mereka. "Siapa itu?" Nicky menyipitkan matanya.
"Sepertinya mengejar kita!" James mulai memberikan argumen, ia berdiri mengikuti gerakan telunjuk Nicky yang mengelus dagu.
"Erick! Bisa kau percepat perjalanan kali ini?" Chang yang dari awal tidak menunjukkan sisi seriusnya akhirnya sifat itu muncul juga. Ia kemudian menuju ke Erick yang terlihat sangat lelah.
"Kita mau ke mana?" Tanya Erick kesal, ia hanya diperintah namun tidak pernah menentukan tujuan selanjutnya.
"Lurus terus saja! Aku juga tidak tau." Chang mengangkat bahu ia menggaruk kepalanya yang nyatanya tidak gatal.
"Seharusnya kita berbalik, Allianz Arena kan di sebelah sana!" Nicky kesal menyadari tujuan mereka bukan ke Allianz Arena. Ia mengarahkan jari telunjukkan ke belakang.
"Hentikan omong kosong mu Nicky!" James menurunkan tangan Nicky yang masih saja menunjuk ke arah berlawanan. Ia mendekati Erick.
"Chang, jangan bilang kau lupa memasang rem cakram untuk Bianca!" Erick mencoba mencari kendali alat itu, ia terlihat panik.
Chang menepuk kepalanya, "Astaga... aku hanya lupa memasnag rem untuk keadaat darurat."
"Lalu bagaimana ini?" Erick mendengus.
Keith merangkak ke samping, memegang erat Bianca agar tidak terlempar. Nicky yang melihatnya megikuti gerakan Keith.
"Arahkan saja ke atas, kita akan mendarat jika situasi aman!" James megambil kertas petunjuk dari tangan Erick.
"Tekan ini saja, aku sepertinya tau ini tombol apa." Erick menunjuk tombol merah di depan James.
"Jangan--" belum sempat James melanjutkan kalimatnya, tangan lincah Erick terlebih dahulu menekan tombol itu.

Bukan pendaratan mulus, mereka terperosok dan tersungkur ke tanah. Bianca hancur bekeping-keping. Kedua sayapnya mendadak hilang.
James segera berdiri dan membantu Keith membersihkan tangannya dari tanah, ia tidak boleh sampai menyentuh air hujan, apalagi ini adalah hutan hujan.
Bagaimana James tau? Iya dia hanya menduga saja.
Chang terperangkap di antara puing Bianca, alat yang ia ciptakan sudah hancur. Chang terlihat melambaikan tangan memohon bantuan Erick.
"Apa kau baik-baik saja?" Erick menepuk pundak Chang yang telah berhasil berdiri. Ia melihat sahabtanya itu sedang menatap Bianca dalam-dalam. Suara mesin rusak itu membuat Chang ingin menangis.
Seluruh kru akhirnya turun. Kembaran Bianca (alat transportasi menyerupai Bianca) yang sedaritadi mengikuti mereka akhirnya mendarat dengan mulus. Mereka berisikan tiga orang. Ya, hanya tiga orang ternyata. Dua orang pria dan satu wanita.
"Siapa kalian?" Keith angkat bicara. ia memasang kuda-kuda dan sikap waspada. Ketiga pria itu berjalan mendekat. Mereka berpakaian layaknya perompak.
"Aku Serkan, bersama dua sahabatku Nathan dan Manna." Mereka berjalan maju.
"Mirip Jack Sparrow, tapi masih terlihat kurang cool." Nicky membisikkan kalimat itu kepada James. Serkan merasa ada yang membicarakannya kemudian menatap ke arah Nicky. Secepat kilat Nicky kemudian menunduk dan berpura-pura memberi hormat.
"Kau licik sekali Chang, membiarkan mereka melakukan hal konyol sesuai perintahmu!" Serkan tersenyum licik dan berjalan ke arah Chang yang terlihat sedikit pasi. ia memainkan rambut keriting Chang.
James memicingkan mata, ia mencoba mencerna perkataan Serkan. Ia melirik ke arah Erick namun hanya dibalas dengan tatapan kosong. Itu artinya mereka tidak bisa hanya menduga-duga dan harus bertanya langsung pada Chang.
"Coba jelaskan pada mereka!" Serkan menunjuk ke arah James dan kawan-kawan. Kemudian ia kembali ke barisan.
"Apa?" Chang mendongakkan wajahnya, wajah menantangnya terlihat sedikit membosankan. Serkan tersenyum kecut.
"Boleh saya menyela? Dari maka kalian membeli kostum itu? sudah lama aku menginginkannya namun tidak pernah menemukannya." Nicky mengedipkan matanya, ia sungguh merusak momen menegangkan ini.
Kini semua pandangan tertuju pada Nicky, ia merasa jadi pusat perhatian, ia pun kembali menunduk seolah-olah tidak pernah mengatakan apapun.
"Kau terlihat menggemaskan ternyata, hmmm asal kalian tau kalian hanya dimanfaatkan oleh Chang. Dia tidak benar-benar ingin berteman dengan kalian." Manna memicingkan matanya.
"Kenapa kau terlihat begitu panik jika aku menemukan Chrysoberyl? apa kau takut jika popularitasmu akan meredup karena tidak bisa menemukannya?" Chang menatap sinis Serkan.
"Aku tidak pernah panik jika kau akan menemukannya Chang! Cari saja hingga kau bisa menemukannya, aku jamin Theseus akan semakin marah jika kau terus menantangnya." Serkan terlihat muak, ia membalikkan badan.
"Lebih baik kau ke kuil untuk meminta maaf sebelum melanjutkan pencarian itu. kami juga akan membantu. Kau tidak bisa hanya mengandalkan clue book itu kan?" Nathan menepuk pundak Chang, ia merasakan tekanan yang dialami Chang akhir-akhir ini.
"Tidak perlu, aku bisa mencarinya sendiri. Manna, mengapa kau terlihat mendoakan jika Chrysoberyl tidak akan  pernah ditemukan?"
"Hentikan! Ayo kita pergi dari sini," Serkan memberi perintah kemudian berbalik ke alat transportasi multitalenta –Autos- yang terparkir gagah di belakang.
***
Setelah kepergian Serkan dan teman-temannya, Chang kembali ke tempat Bianca hancur, mengambil puing-puing Bianca. Melakukan aktivitas seolah ia tidak pernah bertemu Serkan.
"Jadi kau ini sebenarnya apa yang telah kamu lakukan Chang?" Keith yang awalnya ragu untuk bertanya akhirnya membuka suara, ia sangat penasaran.
Chang menjelaskan semuanya. Kali ini wajahnya terlihat sedih.
"Kita akan tetap membantumu Chang." James menepuk pundak sahabtanya itu. semua tersenyum kecuali Louis yang menatap James penuh tanya.
"Benarkah?"
"Tapi ada syaratnya!" Nicky tersenyum jail
"Apa?"
"Kau harus mengajak kami ke Milky Way setelah menemukan Chry chry... hmmm " Ia terlihat memikirkan sesuatu, matanya memutar sempurna.

Trace of HeroesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang