Chang

10 2 0
                                    

CHANG
Chang mengingat kembali percakapannya beberapa hari yang lalu. Ia masih tidak habis pikir atas tuduhan terhadap dirinya.
Milky Way School
Suasana di asrama Milky Way semakin tidak kondusif, Serkan telah mengumumkan akan membatasi pergaulan dengan kelas neptunus. Semenjek kasus hilangnya Chrysoberyl beberapa hari lalu, hubungannya dengan kelas lain semakin memburuk. Banyak tindakan provokatif yang bermunculan.
"Aku akan menemui Mr Juan" Serkan berjalan beriringan dengan Nathan, ia membawa beberapa berkas yang menguatkan tuduhannya atas Chang.
''Kita akan menemui dia setelah ini" Nathan menatap Serkan, tatapannya tajam namun sendu. Serkan berjalan lebih cepat, ia mengabaikan perkataan Nathan.
Di luar suasana Milky Way tampak tenang, beberapa siswa terlihat menjalankan aktivitas seperti biasa.
Air mancur berlambnagkan Jupiter dan bangunan gothic berlukiskan galaksi bima sakti terpampang gagah dari depan.
"Manna sudah meceritakan kejadian yang sebenarnya." Serkan menghadap Mr Juan, ia memberikan bebrapa berkas yang diminta.
"Aku sedikit ragu dengan Manna." Nathan yang sejak tadi berdiri di samping Serkan terlihat was-was jika Mr Juan akan salah memberi hukuman. Bukan kali ini saja, namun beberapa waktu lalu ia salah memberi vonis kepada Chang saat melakukan sidak ke asrama. Payah!!
"Baiklah, kita bahas dalam rapat internal."
Suasana tegang mulai tergambar dari wajah para siswa. Semua kelas sudah berkumpul di meeting room kecuali kelas Neptunus. Leader kelas yang sedang banyak dibicarakan ini belum menunjukkan batang hidungnya.
"Di mana siswa kelas neptunus?" Nathan yang sedari tadi menunggu kelengkapan siswa mulai gusar, ia tidak mau melihat amarah dari serkan kembali membuncah.
"Kami melihat Chang sedang memimpin teman-temannya berlatih biola di halaman depan." Juna yang merupakan Leader kelas Merkurius berdiri untuk memulai provokasi.
Nathan menghembuskan napas, ia segera berdiri untuk keluar menjemput anggota kelas neptunus ke meeting room. Satu jam lagi rapat internal akan segera di mulai. Baru beberapa langkah ia sudah melihat Chang dan teman-temannya di pintu masuk. Dengan wajah tanpa dosa mereka berjalan bak aktor korea yang sedang ditunggu kedatangannya.
Serkan menatap sinis kepada Chang, ia kemudian memalingkan wajah. Lima menit setelah Chang dan teman-temannya menuju barisan, Mr Juan dan sederet komite datang. Mereka mempersilahkan ketua senat untuk memulai rapat.
"Mari kita mulai rapat hari ini." Nathan kembali ke barisan kelasnya. Ia membuka beberapa berkas.
Serkan yang notabene adalah ketua senat mulai membacakan beberapa kasus yang akan diselesaikan, ia juga merupakan leader kelas saturnus. Wajahnya brubah masam ketika membacakan tentang pencarian Chrysoberyl.
"Bolehkan saya berpendapat?" Chang berdiri, ia menatap Mr Juan. Sesekali ia merapikan rambut keritingnya.
Mr juan mengangguk, ia menatap seluruh siswa sebelum mendengarkan pendapat Chang, sejauh ini memang pendapatnya selalu benar meski sering tidak masuk akal. Namun, seteleh melihat jika Chang melakukan kesalahan dengan membakar perkebunan asparagus yang menyebabkan amukan Theseus, ia kembali memberikan hukuman dengan mengurangi kelas Neptunus terlibat dalam menyampaikan pendapat.
Chang menunduk sebentar mengisyaratkan hormat kepada ketua senat yang menatapnya tajam.
"Saya akan berusana mencari Chrysoberyl ke seluruh penjuru kota. Hmmmmm." Chang menepukkan telunjuk ke pelipisnya.
"Aku yakin jika perjalannmu akan sia-sia Chang, aku melihat dengan mata kepalaku jika Chrysoberyl menghilang setelah asparagus terbakar, dan kau terlihat tidak ada niat untuk menolongnya bahkan saat kau tau jika dia ditawan oleh Theseus." Manna menambah aksi provokatif yang membuat mata Serkan semakin memerah.
"Kenapa kau sangat yakin jika Chrysoberyl tidak akan aku temukan? Kau terlihat sangat takut jika yang terhormat ketua senat Serkan akan kembali bersama nya daripada bersamamu?" Chang tersenyum kecut. Ia melihat Manna yang mulai terpancing emosinya.
"Perjalanan itu hanya sia-sia jika kau belum meminta maaf kepada Theseus." Serkan menginterupsi perkataan Chang. "Apa kau lupa, setelah kau bakar asparagus kau juga menginjak-injak sisa asparagus dengan anjing kesayanganmu yang konyol itu!" Serkan menambahkan, napasnya mulai tidak terkontrol. Benar jika ia memang dekat dengan Chrysoberyl.
Chang menyadari kesalahannya ketika hanya diam mematung menyaksikan anjing kesayangannya menginjak-injak asparagus. Apalagi saat Chrysoberyl tiba-tiba hilang terbawa angin, ia benar-benar membeku. Semua tubuhnya kelu.
"Aku pasti akan menemukannya. Aku mempunyai clue book. Dan ingat ketua senat yang terhormat, itu semua bukan murni kesalahanku!" Chang membalas tatapan sinis Serkan. Entah kapan mereka akan berhenti bermusuhan. Semenjak Chrysoberyl menghilang akibat ulah Chang, ia sangat membenci apapun yang dilakukan Chang.
"Jika kau tidak keberatan kau bisa mencarinya sesukamu, tapi ingat jangan buat masalah yang lebih besar lagi di Milky Way." Nathan berdiri, mungkin ini satu-satunya yang bisa ia katakan. Selain menjadi leader di kelas yang paling beken –Jupiter- ia juga merupakan wakil ketua senat.
"Cari Chrysobery sampai ketemu apapun yang terjadi" Kalimat itu merupakan perintah seklaigus ancaman.
***
Chang mengerutkan dahi, matanya melirik sebagian penumpang yang mungkin merasakan keanehan. Ia sebenarnya melihat Seorang nenek paruh baya yang mengamati kejadian hilangnya Nicky dan James secara spontan. Chang tersenyum lebar memasang muka peace. Nenek berambut ombre itu hanya melongo semu dan kembali terlelap. Chang menghembuskan napas dan menutup buku petunjuk dari pandangannya. Remukan strudel yang dibawa Nicky juga sudah habis. Ia memandang ke arah Louis yang masih sibuk menyibakkan parfum ke seluruh tubuh.
"Lalu siapa yang akan melakukan perjalanan berikutnya?" Erick berbisik ke arah Chang. Rambut keritingnya sedikit mengenai hidung Erick hingga membuatnya bersin. Hal itu justru mengalihkan perhatian Louis jika mereka harus fokus menyusun rencasa selanjutnya.
"Apa rambutku terlalu sexy sehingga hidungmu terlalu sensitive Erick?" Chang melirik Erick tajam seolah Ia ingin membuktikan kelangkaan rambut keriting miiknya. Erick hanya tersenyum getir.
"Kita tunggu saja mereka kembali. Aku agak ragu mereka mengindahkan ucapanku huff!" Chang mengelus dagunya mengalihkan pandangan dari Erick yang kembali menggaruk kepalanya yang nyatanya tidak gatal. Keith yang sedari tadi hanya terdiam mulai angkat bicara. "mereka harus kembali ketika pukul 2 tepat! Benar kan Chang?"
"Kau benar" Chang mengangguk.
"Apa kalian lapar? Aku akan pesan sesuatu untuk kalian" Louis mengambil dompet di sakunya.
Chang melirik dompat di tangan Louis. Ternyata pria itu masih membawa dompet.
"Apapun" Keith menyetujui tawaran Louis. Benar saja cacing di perut sudah menagih jatah makan siang.
Louis kembali membawa beberapa bungkus  bretzel, semangkuk sayur, tiga bungkus spageti dan sebotol susu.
"Apa ini asparagus?" Chang memastikan benda di sumpitnya ini benar asparagus.
"Hmmm" Louis tidak menjawab, ia terlihat begitu lahap menyantap spagetti di depannya.
Chang meletakkan kembali sumpitnya memilih membuka bungkus bretzel yang masi tersegel. Mulutnya tiba tiba kelu. Ia kembali melamun hingga Keith menyadari keanehan dari wajah Chang.
"Ada apa Chang?" Keith melihat perbedan raut wajah Keith yang pucat pasi. Ia mematung dengan spaghetti yang belum sepenuhnya masuk ke mulut.
"Baiklah ayo segera kita selesaikan makan siang kita dan memikirkan rencana selanjutnya." Erick tiba-tiba memotong pembicaraan mereka. Louis hanya mengangkat bahu mengisyaratkan ia tidak begitu peduli dengan apa yang akan dan telah terjadi. Baginya segera pulang ke rumah adalah segalanya,
Tiba-tiba tombol peringatan arloji chrono milik Chang menyala merah muda dan muncul gambar kepiting tersenyum, tidak ada peringatan apapun, sepertinya koneksi mereka mengalami masalah.
"Ada apa lagi" Louis bertanya sinis, pikiran negatif menyerbu otaknya jika kali ini akan terjadi hal yang lebih aneh lagi.
"Hmmm sepertinya aku lupa men-setting keadan darurat" Chang memasang wajah peace untuk kesekian kalinya. Erick memicingkan matanya.
"Tapi jangan khawatir, mereka tetapakan aman, hanya kita tidak bisa memantau mereka sedang berada di kota mana." Chang mencoba menenangkan.
"Setidaknya bisa kah kau hapus gambar dan ganti warna alarm peringatanmu selain PINK?" Keith menambahkan.
"Baiklah baiklah tenang kawan kawanku" Chang mulai mengganti setting warna menjadi hitam. Ia agak berat hati saat menghapus gambar kepiting di tombol setting, pasalnya ia sangat menyukai hewan laut apalagi kepiting.
"Bagaimana kalau merah?" Erick menghembuskan napas berat. Louis hanya menggeleng ia tidak tertarik ambil bagian dalam obrolan absurd itu.
"Jadi bagaimana? Mereka akan--" ucapan Keith terhenti, semburan cahaya menyambar gerbong mereka.
Ss
Ef
Wfe
Ff
Eff
Erick membuka mata perlahan, pandangannya sedikit kabur. Kedua kakinya terasa snagat sakit seperti mendapat beban yang snagat berat. Ia melihat stalagtit bergantungan dengan aura panas di sekelilingnya. Ia mencoba menggerakkan kedua tangannya namun sia sia keduanya telah terkunci entah dengan apa namun terasa sangat menyakitkan. Terbarig dan terikt dengan kodisi mengenaskan. Ia melihat ke samping, Louis tidak jauh berbeda dengannya bahkan lebih parah, terliht luka memar di samping bibirnya.
"Loius." bisik Erick lemah, nyatanya bukan karena takut suaranya bergema, ia memang tidak berdaya. Louis trlihat sangat pucat dengan kondisi tak sadarkan diri, jam tangan chopard kesayanganya juga terlihat retak.
Erick sekuat tenaga melepaskan ikatan di tangannya namun selalu gagal, tenaga dari spaghetti yang beberapa menit ia lahap hilang tak bersisa. Tiba2 datang segerombolan manusia bertubuh besar dan berkulit gelap perawakan orang amerika latin. Mereka telihat berlari, ada yang mengambil busur dan panah.
"Uhukkk..." Luois tiba-tiba terbangun, senyum sumringah menjarar di wajah Erick. Ia bahagia temannya akhirnya sadarkan diri.
"Dimana kita? Apa yang terjadi.... Tubuhku sangat sakit." Belum sempat membuka mata dengan sempurna namun Louis sudah bisa mencerca dengan beberapa pertanyaan.
"Kita ditawan, namun aku tidak melihat Chang dan Keith di sini." Erick memilih menatap langit langit gua dan tetesan embun di atas.
"Punggungku sakit." ia meringis. Bukannya tidak peduli, Erick yang merasakan tangannya memanas pun hanya bisa terdiam. Andai saja mereka punya kekuatan teleportasi pasti akan dilakukan.
"Kau harus menghemat tenagamu." Erick mencoba menangkan, ia sadar jika hari ini akan sangat payah. Dengan kedua tangan dan kaki terikat, apalagi yang bisa mereka lakukan jika tida menghemat tenaga.
Sebuah suara gelang kaki terdengar samar. Seorang wanita yang membawa pemujaan berjalan ke arah mereka.

Trace of HeroesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang