First

51 10 0
                                    

"Maaf Carmen, terima kasih untuk segalanya, mungkin ini bukan takdirku untuk hidup bersamamu" Sam melepaskan tangannya yang menggenggam tanganku.

-Teeeet-

Detak jantung Sam berhenti setelah ia mengucapkan kalimat terakhirnya.

<><><>

"1 tahun udah aja berlalu, tapi lo masih saja belum move on. Udah la... di luar sana masih banyak kok cowo-cowo yang lebih cool plus ganteng dari dia. Apalagi lo, udah cantik, pintar lagi, siapa sih yang ngak suka sama lo. Lagian Sam itu kan calon penghianat."

"Eh mulut lo y. Mentang-mentang ayah lo pernah dihianati papanya kan belum tentu kalau Sam itu calon penghianat. Orangnya udah tiada tapi lo masih aj ungkit-ungkit masa lalu, dan lo ngerti apa Sky soal hubungan gue dengan Sam? Dia itu ngak seburuk dengan apa yang lo bilang. Gue juga udah coba berkali-kali untuk move on dari Sam, tapi tetap ngak bisa, dan gue ngak butuh cowo yang cool plus ganteng. Gue udah muak sama cinta, gue pikir cinta bisa buat gue bahagia, rupanya cuma bisa buat gue bahagia untuk sementara. Gue udah berpikir untuk menghindari hal-hal yang terkait dengan cinta biar gue bisa bahagia kembali." sahut Carmen dengan wajah murung.

"Busett... ngeri amat cuy. Ok deh... mulai sekarang gue ngak akan ngungkit-ngungkit masa lalu lagi."

Gue udah 3 tahun temenan sama sky, mama gue juga udah temenan sama mama Sky sejak SD, jadi kita itu serasa seperti keluarga dekat. Tapi Sky itu ngak pernah ngertiin hubungan gue dengan Sam. Dia itu ngak suka kalau gue pacaran sama Sam, gara-gara dulu papa Sam pernah menghianati papa Sky dalam bisnis. Dia takut kalau keluarga gue diperlakukan seperti itu juga.

Sekarang keluarga Sam udah ngak sekaya dulu lagi, hal ini terjadi karena kepergian Sam yang membuat papanya depresi. Biaya rumah sakit Sam juga belum dibayar sepenuhnya, gue sebagai pacarnya hanya bisa membantu sedikit karena keluarga gue juga pas-pasan, hanya keluarga Sky yang bisa bantu. Mendengar kabar itu, papa Sky segera membantu dengan membayar sisa biaya rumah sakit Sam yang belum lunas. Sejak itu, papa Sam berubah dan meminta maaf kepada keluarga Sky, terutama papa Sky.

"Car, di Jakarta ada peluang bisnis yang besar banget, jadi papa gue mau pindah ke sana. Lo ikut gue dong, tanpa lo gue ngak bisa hidup." Carmen yang mendengarnya pun merasa geli.

"Iya deh, nanti gue tanya mama gue dulu. Mama gue juga udah pernah nawarin untuk pindah ke sekolah baru sih supaya gue bisa ngelupain segala hal tentang Sam."

<><><>

Hp Carmen berdering dan nama sky muncul di layar hp Carmen.

"Car. Lo udah sampai mana? Satu jam lagi udah mau boarding. Ketinggalan mampus lo!"

"Y gue juga tau nih uda mau sampai." Seru Carmen

Sky dan Carmen akan pindah ke Jakarta hari ini, akan bersekolah di sekolah baru tepatnya di sekolah Global Harapan dan akan tinggal di lingkungan yang baru. Carmen yakin dia dapat melupakan Sam. Namun apakah keputusan Carmen kali ini benar? Atau malah akan muncul permasalahan baru dalam hidupnya? Apakah Carmen akan terikat hubungan dengan orang yang lebih baik dari Sam? Dia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Tetapi Carmen bisa merasakan bahwa keputusannya yang ceroboh ini akan mengubah hidupnya.

"Ayo" seru Sky, mengulurkan tangannya kepada Carmen. Carmen menggenggam tangan Sky, "Ayo kita jalani ini bersama-sama!"

DAYBREAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang