03

480 210 327
                                    

-Happy Reading-


*****


Perasaan apakah ini? Apa mungkin ini cinta atau ketertarikan sesaat. Aku tak tahu. Aku hanya  merasa menemukan sosok yang berbeda.

                              *****
Sebulan sudah Alma sekolah di SMA Kartika dan sudah sebulan juga kelasnya sudah berganti dari kelas X IPS 4 menjadi X IPS 3. ‘ya  walaupun kelasnya cuman naik satu tingkat’. Bahkan  ia sekelas lagi sama Vania dan ia juga sekelas dengan sahabat kecilnya yaitu Farel itu suatu kebahagiaan buat dia karena biasa sekelas lagi bareng sahabatnya.

Dan jangan lupakan ia juga sekelas lagi bareng Fadhil itu suatu kesialan terbesar yang pernah ia dapat, karena selama di sekolah pula Fadhil selalu membuat ia kesal  setengah mati. Kadang ia juga bingung. ‘ko ada ya orang macam dia!’ seperti hal nya hari ini fadhil dengan jahilnya mengambil novelnya yang sedang ia baca.

“Fadhil balikin gak novel gue!”.

“Ambil aja sendiri kalau biasa,wlee” ucapnya sambil menjulurkan lidah nya ke depan.

“Awas lo ya” ucapnya sambil terus berlari mengejar Fadhil, tapi tanpa ia sadari Alma menginjak tali sepatunya yang terlepas.

“Auch!”.

Fadhil menoleh, mendapati gadis yang rambutnya di kuncir satu itu sekarang tersungkur dengan posisi kedua telapak tangannya menahan badannya.

 Alma melihat kedua telapak tangannya yang kotor dan merah serta dengkulnya yang berdarah. Ia mengusapkan  kedua telapak tangannya agar pasir di tangannya hilang.

“ALMA!”seru Fadhil. Reflek ia berlari mendekati Alma yang meringis ke sakitan.

“Lo nggak apa-apa?’ Tanya Fadhil yang jelas- jelas sudah tau Alma sedang apa-apa.

“Eh,ketek onta lo gak lihat apa kedua telapak tangan gue merah dan dengkul gue berdarah”.

“Lagian siapa suruh lo ngejar-ngejar gue”.

“Gue lari juga gara-gara lo! Coba lo nggak ambil novel gue”.

Fadhil tidak menanggapai gadis di hadapannya yang sedang kesal. Ia menjongkokkan tubuhnya dan memegang kedua telapak tangan Alma. Fadhil membersihkan kotoran yang ada di telapak tangan Alma dan ia membalikkan punggungnya . Alma hanya mengerenyitkan kening karena binggung.

“Apa?”, Tanya Alma.

“Naik”, perintah Fadhil.

 “Lo mau bawa gue kemana?”, Tanya Alma polos.

“Lo mau dengkul lo infeksi ?”,dan Alma dengan polosnya hanya menggeleng sebagai jawaban.

Setelah itu Fadhil bangun dan berjalan,sedangkan Alma menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Fadhil.

*****
Alma menggigit bibirnya menahan rintihan yang ia keluarkan sedari tadi. Dengkulnya terasa perih ketika Fadhil mengoleskan cairan berwarna kuning. Alma mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat.

“Dhil pelan-pelan!”, ringis Alma.

“Selesai”, Ucap fadhil setelah. mengobati Alma. Ia memasukan kembali obat dan peralatannya ke dalam kotak dan menaruhnya di lemari.

“Masih perih?”, Tanya Fadhil.

Alma diam, tidak menjawab ucapannya Fadhil. Fadhil pun yang tidak mendapat respon apa-apa dari Alma, ia langsung meniupi dengkul Alma. ‘jantung gue kenapa sih’ Batin Alma berteriak.

FIREFLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang