BAB IX

281 68 17
                                    

Selamat malam pembaca setia akoh❤
Maaf malam minggu kemarin tidak update dikarenakan sedang berkumpul keluarga, hehe.
Btw, jangan lupa kasih vote dan comment ya❤

Daylon dan Dyra sayang kalian❤❤

---

Daylon sedang mengendarai motornya dengan kecepatan rata-rata. Daylon bingung, dia dilema dengan kedua pilihan yang sekarang menimpanya.

Harus menemui Rachel atau menjemput Dyra?

Tanpa pikir panjang, Daylon sudah dapat mengambil keputusan. Daylon tidak memikirkan resiko yang nanti akan menimpanya.

Setelah sampai tempat yang dituju, Daylon belum menemui seseorang yang dicarinya. Diambilnya ponsel di sakunya dan dibukanya aplikasi pesan.

Di mana? Udah sampe nih.

Daylon menutup layar ponselnya dan ditaruhnya kembali ke dalam sakunya. Sepasang mata Daylon tidak luput bekerja mencari seseorang yang dia cari.

Di mana? Ditelan bumi kah?

Dari arah jauh, ada seorang perempuan yang sedang melambaikan tangan kanannya ke arah Daylon. Yap, Rachel sedang memberi lambaian tangannya dan senyuman manis yang ia punya.

Daylon yang melihat senyuman manis milik Rachel, hanya tersenyum tipis. Kali ini Daylon ingin selalu ada untuk Rachel. Menemaninya dan berada di sampingnya. Ahh, Daylon sangat egois.

Daylon menghampiri Rachel dengan motor kesayangannya. Setelah berada di hadapannya, Rachel masih memasang senyuman manis itu. Sungguh, ingin sekali Daylon mencubit pelan pipi Rachel karena gemas.

"Beli ini?" tanya Daylon melihat ke arah barang bawaan yang Rachel pegang sedari tadi.

Rachel mengangguk. "Stock baju baru udah habis, hehe."

Daylon menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Daylon tak habis pikir, mana mungkin seorang perempuan bernama Rachel kehabisan stock baju baru. Daylon tidak peduli Rachel mengenakan baju baru atau tidak. Yang terpenting, mau itu baju lama atau pun baju baru, Rachel tetap cantik. Sungguh! Daylon sedang tidak drama.

"Supir lu ke mana?" tanya Daylon mengalihkan pembicaraan. Mana mungkin Daylon menanyakan harga dan merk baju yang dibeli Rachel? Tidak lucu, pasti.

"Tadi supir gua ngirim pesan, kalau mobil yang supir gua bawa tiba-tiba mogok di tengah jalan." jelas Rachel seadanya.

"Yaudah, kenapa masih berdiri? Nggak mau pulang? Mau nginep di sini?" tanya Daylon lagi.

"Lu belum nyuruh gua buat naik ke jok motor lu," jawab Rachel sambil memutar bola matanya malas.

"Tanpa disuruh, jok motor ini juga bakal mau didudukkin sama cewe secantik lu, kok," kata Daylon sambil mengacakkan rambut Rachel.

Panas. Sumpah, pipi Rachel sudah memanas sampai memerah seperti kepiting rebus. Rachel tidak bisa menepis tangan Daylon yang sedang mengacak rambutnya itu. Karena menurutnya mengacak rambut itu adalah hal romantis yang Daylon berikan kepadanya.

"Stop!"

Rangga memberhentikan motor sport merahnya secara mendadak. Untung saja di depannya tidak ada orang menyebrang dan kendaraan yang sedang menyalipnya.

"Kenapa berhenti si? Lu mau telat masuk?" teriak Rangga di balik helm fullface-nya.

Itu Daylon bukan, sih? Masa iya, dia sama Rachel yang ternyata kakak seniornya. batin Dyra.

"Coba deh samperin kedua orang itu." pinta Dyra sambil menunjuk kedua orang tersebut dengan jari telunjuknya.

Rangga membuka kaca helm fullface-nya setelah itu melihat ke arah jari telunjuk Dyra.

Rachel?

Rangga menghampiri kedua orang tersebut dengan menjalankan motor sport-nya menggunakan kedua kakinya.

"Jangan dekat-dekat," ucap Dyra memberi tau Rangga.

Dyra tidak percaya kalau itu memang Daylon dan Rachel-kakak seniornya. Relung hati Dyra yang paling dalam bisa dikatakan sudah remuk. Mana bisa? Seorang cowok yang ia sayangi dan cintai selama ini bisa-bisanya main belakang dengan kakak seniornya. Memangnya Dyra kurang apa?

Benar, Dyra mengakui kalau ia pernah berselingkuh dengan Satria saat itu. Tapi, ia punya alasan tersendiri kenapa ia bisa berbuat hal yang memalukan pada saat acara kelulusan.

"Ayo, kak," ajak Dyra agar meninggalkan tempat ini yang menbuat hatinya sakit.

Rangga menyalakan mesin motornya dan mengendarainya untuk menjauhi tempat itu. Dari kaca spion, Rangga melihat mata Dyra yang sudah membendung air mata.

Day, aku ngelakuin kesalahan apa lagi, sih? Sampai-sampai kamu selingkuh lagi untuk ke sekian kalinya. Aku salah apa? Aku salah apa, Day?

Dyra sudah tidak bisa menahan air matanya lagi. Semuanya jatuh di pipi mungilnya. Dyra ingin berteriak sekencang-kencangnya. Pergi sejauh mungkin dari tempat ini. Kalau perlu, pindah ke planet lain. Entah, Dyra mengira kalau manusia di bumi itu jahat apalagi Daylon-kekasihnya.

Dyra tidak akan menyalahkan Rachel karena menurutnya Daylon yang salah. Sepenuhnya salah Daylon. Sungguh! Dyra sudah menangis terisak-isak.

Rangga memberhentikan motor sport-nya karena lampu lalu lintas yang berwarna merah. Rangga sedari tadi tidak fokus ke arah jalanan, dia hanya fokus ke arah kaca spion yang mengarahkan ke wajah cantik Dyra.

Rangga tidak tega. Ingin sekali rasanya dia memberhentikan motornya itu ke sebuah tempat dan turun dari motornya, setelah itu mengusapkan air mata Dyra yang sedari tadi jatuh, kemudian memeluk tubuh kecil Dyra dengan erat. Tapi, itu tidak mungkin.

"Dyra?" ucap Daylon pelan sambil melihat punggung seorang perempuan yang duduk di jok motor sport merah.

Daylon mengendarai motornya lagi setelah lampu lalu lintas itu berwarna hijau. Daylon mengendarainya dengan pelan dan lumayan dekat dengan motor sport tersebut. Daylon ingin memastikan, apakah itu Dyra?

Daylon melihat seorang perempuan itu dari samping, ia sedang menangis sambil mengusapkan air matanya dengan punggung tangannya.

Daylon memajukan motornya sedikit agar dia bisa memastikan kalau seorang perempuan itu adalah Dyra. Dan benar, itu adalah Dyra-kekasihnya.

Daylon melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Dia tidak mau kelihatan oleh Dyra kalau dia sedang dengan cewek lain.

Rangga yang melihat motor Daylon di depannya berkata, "Itu Daylon, Dy? Mau disusulin?"

"Nggak usah, Kak. Dikit lagi kelas dimulai, gua nggak mau telat gara-gara dia," ucap Dyra.

Setelah sampai di kampus, Dyra dan Rangga berjalan sejajar menuju kelasnya. Untunglah, Dyra sudah selesai menangis walaupun matanya tidak bisa bohong kalau sembab.

"Belajarnya yang fokus, ya?" kata Rangga sambil mengacak rambut Dyra. Rangga mengantarkan Dyra menuju kelasnya, ia takut kalau nanti terjadi sesuatu saat Dyra menuju kelasnya.

Dyra tersenyum, setelah itu masuk ke dalam kelasnya. Ahh, akhirnya Rangga diberi senyuman juga dari Dyra.

Beberapa jam kemudian Dyra ke luar dari kelasnya setelah itu berjalan ke luar gerbang dan menuju halte depan kampusnya itu. Dyra sedang menunggu angkutan umum jurusan tempat dekat rumahnya. Dyra tidak ingin menumpang lagi dengan Rangga apa lagi meminta Daylon untuk menjemputnya. Sepertinya, Dyra hari ini sedang tidak ingin berurusan dengan Daylon.

Bunyi motor yang tidak asing di telinga Dyra membuatnya menoleh ke arah bunyi tersebut. Ternyata seseorang yang sudah berkali-kali membuat hatinya remuk sedang menjemputnya.

Daylon, buaya darat kesayangan Dyra.

TBC

DIFFERENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang