Sore ini Seokmin berencana akan mengunjungi tempat tinggal kekasihnya. Terhitung sudah hampir dua tahun ia tidak bisa menemui orang yang dicintainya karena ia harus pergi ke Jepang untuk pekerjaan. Dan selama itu mereka hanya berkomunikasi dengan sosial media, terutama via email dan skype saat ingin melihat kondisi masing-masing. Saat liburanpun Seokmin juga tidak bisa pulang karena ia menggunakan hari itu untuk beristirahat. Entah untuk mengunjungi tempat wisata disana bersama kenalan atau benar-benar tidur seharian tanpa keluar sedikitpun dari kamar tidur.
Meskipun rasa lelahnya belum reda sepenuhnya akibat perjalanannya -karena pagi tadi baru sampai- tidak menyurutkan niatnya untuk segera bertemu dengan sang kekasih. Rasa rindunya sudah benar-benar tidak dapat ditahannya lagi sejak tiba di bandara tadi.
"Yak!! Seokmin, kau akan kemana lagi? Kenapa pakaianmu rapi sekali?" sebuah kepala menyembul dari balik pintu kamar Seokmin. Seorang wanita berambut panjang menghampiri Seokmin yang tengah bersiap.
"Aku akan menemui kekasihku, kenapa?" jawab Seokmin sambil menyisir rambut.
"Bukankah kau baru saja tiba?" wanita itu mengerutkan keningnya tanda tak mengerti jalan pikiran adiknya.
"Pagi tadi lebih tepatnya." ralat Seokmin membenarkan.
"Kenapa tidak besok saja? Kau harus istirahat."
"Aku akan istirahat nanti setelah pulang menemui kekasihku." balas Seokmin.
"Apa tak bisa menundanya? Aku masih ingin bersamamu. Babyku mungkin masih merindukan pamannya. Ya ya ya ya." wanita hamil itu merengek memohon Seokmin sambil mengelus sayang perutnya yang telah membuncit.
"Aku janji akan menemanimu setelah pulang nanti noona. Ngomong-ngomong kemana Jisoo hyung? Bukankah tadi kalian bersama ayah dan ibu di ruang tamu?"
"Baru saja dia pergi mengantar ayah dan ibu pulang ke rumah. Baiklah, aku akan menunggumu kalau begitu dan tidak akan pulang sebelum kau kembali."
"Terserah noona. Aku berangkat sekarang."
Dengan segera ia menyambar jaket kulit berwarna coklat kesayangannya lalu menyempatkan mencium perut kakaknya sebentar untuk menyapa keponakannya yang belum lahir. Meladeni kakaknya tidak akan ada habisnya. Apalagi saat ini ia tengah berbadan dua, rasanya semakin cerewet saja. Untung saja kakak iparnya itu sabar menghadapi tingkahnya. Kalau tidak, entahlah apa yang akan terjadi.
*****
Saat sedang menunggu lift, tak sengaja Seokmin bertemu dengan penghuni apartemen sebelahnya yang -mungkin- akan turun juga. Sudah lama sekali mereka tak bertemu. Kalau tidak salah ingat terakhir mereka bertemu saat pesta ulangtahun Jihoon tahun lalu.
"Seokmin?" panggil Soonyoung memastikan.
"Oh Soonyoung noona, bagaimana kabarmu? Sudah lama kita tak bertemu." balas Seokmin ramah.
"Seperti yang kau liat. Tentu saja tidak bertemu, kau pergi ke Jepang bukan?"
"Darimana kau tau? Apa Jeonghan noona yang memberi tahumu?"
"Tentu saja. Dia terkadang menginap di apartementmu dan kadang juga mengajakku untuk mengobrol ditempatku saat menunggu suaminya datang untuk menjemput."
"Pasti noona memiliki waktu yang sulit saat bersamanya. Apalagi saat ini dia sedang hamil, aku rasa dia tambah menyebalkan dan cerewet."
"Tidak juga, aku malah senang karena ada teman mengobrol sehabis kerja. Lagipula terkadang dia juga memberiku beberapa nasihat."
"Aku tidak yakin noonaku melakukan itu semua."
"Tanya saja padanya. Ahhhh aku jadi berharap dia jadi kakakku."
"Sungguh?? Aku yang menjadi adiknya saja frustasi, rasanya ingin membuangnya ke laut. Bagaimana mungkin noona malah mengharapkannya."
Obrolan tidak berhenti sampai disitu, berlanjut hingga lift sampai ke lantai dasar. Dan sebelum berpisah, Seokmin menyempatkan bertanya lokasi toko bunga pada Soonyoung. Secara kebetulan, ternyata Soonyoung sekarang bekerja di toko bunga miliknya sendiri yang sudah beberapa bulan ia buka. Padahal dulu ia adalah seorang karyawan yang bekerja disalah satu perusahaan besar.
Dan karena itu, Seokmin memutuskan mengajak Soonyoung berangkat bersama. Saat sampai disana, mereka disambut dua pekerja yang tengah sibuk menyiram bunga. Karena itu Soonyoung langsung turun tangan memilihkan bunga yang dipesan Seokmin lalu merangkainya dengan rapi. Meskipun hanya bunga, Seokmin berharap kekasihnya akan menyukainya.
TBC
Hallo gaes^^ ku bawa ff seoksoon lagi ^^ #tapi GS :)Sebenernya ff ini ceritanya mau aku buat jadi oneshoot doang, tapi pas ngetiknya ide terus ngalir sampe wordnya 7k+ itupun masih belum ending 😂😂 jadi aku putusin buat jadiin berchapter 😀
Semoga kalian suka^^
Jangan lupa kritik+saran kalo ada kata yang salah hehehe 😃😃
#votenya juga yakk ngehehehe 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn!! [✅]
FanfictionSudah jatuh tertimpa tangga pula Itu adalah deskripsi yang bisa menggambarkan keadaan seorang Lee Seokmin. #551 on fanfiction [21/04/18]