Sesampainya disana, mereka langsung mencari tempat duduk yang biasa mereka digunakan ketika menghabiskan waktu ditempat ini. Sebuah meja yang letaknya berada dipojok ruangan dan dekat dengan mini bar beserta bartender yang bisa mereka panggil hyung.
"Hyung, berikan aku vodka dua botol." ujar Seokmin yang membuat mereka terkejut. Bahkan sang bartender pun menaikkan alisnya tidak yakin.
"Berniat untuk mabuk?" balasan bartender itu tapi tidak dihiraukan Seokmin.
"Lebih baik pulanglah kemudian tidur." suara Eunwoo menasehati. Disetujui yang lain.
"Tidak. Aku butuh ini untuk sekarang." balas Seokmin datar.
"Mabuk tidak akan menyelesaikan masalahmu." tambah Mingyu yang kemudian mendapat jitakan dari Minghao dan Jungkook yang berada di sebelahnya. Sebab, beberapa hari yang lalu Mingyu juga melampiaskan masalahnya dengan minuman itu.
"Dan mungkin malah akan membuatmu membuat masalah lain." Winwin yang sedang memperhatikan sesuatu juga memberi masukan. Bahkan sangat disetujui yang lain.
"Jika kalian masih berkomentar, lebih baik aku akan mencari tempat lain." perkataan Seokmin mengakhiri sesi menasehati itu.
Karena suasana yang sedang tidak bersabahat, meja itu kini hanya tersisa Seokmin. Eunwoo memilih untuk berdiri tidak jauh darinya hanya mengawasi dengan was-was. Takut apabila sahabatnya itu melakukan tindakan aneh sehingga membuat dirinya sendiri dan orang lain rugi.
Namun hingga botol pertama tandas, Seokmin tidak ada tanda-tanda akan melakukan sesuatu yang aneh. Meracau misalnya. Hal biasa terjadi pada seseorang yang sedang berada dalam pengaruh alkohol.
Dengan perasaan penasaran, Eunwoo mendekati Seokmin kembali. Dan menemukan tatapan kosong serta kekecewaan yang terlihat dari pandangan mata itu. Perlahan, Eunwoo duduk tepat disamping Seokmin. Kemudian tangan kanannya mendekati botol yang masih terlihat penuh itu dengan hati-hati. Berniat untuk menjauhkan. Namun kalah cepat dengan gerakan tangan Seokmin yang kini kembali membiarkan alkohol itu untuk masuk kedalam tubuhnya.
"Kenapa?" hanya kata itu yang terucap dari mulut Seokmin seraya mencengkram botol itu ditangannya dan pandangan kosong menatap lantai marmer.
"Hentikan ini Seok. Aku tau kau sudah mabuk." sedikitpun perkataan itu tidak digubris oleh Seokmin. Malah ia semakin gencar menghabiskan minuman beralkohol tersebut.
Puncaknya, ketika botol itu terlempar dan membuat beberapa orang menoleh kearah mereka berdua. Jaehyun dan Mingyu yang mendengar suara pecahan itu segera menghampiri dan menanyakan apa yang terjadi pada Eunwoo yang masih dalam keadaan sadar. Namun hanya dibalas gelengan tanda tidak tau.
Seolah tidak terjadi apapun, Seokmin kembali memanggil bartender itu untuk memberinya satu botol lagi namun dicegah oleh Mingyu. Dua botol sudah cukup berlebihan menurutnya, apalagi ditambah fakta bahwa sahabatnya itu tidak bisa menegak alkohol terlalu banyak seperti yang lain.
Seakan tidak ditanggapi permintaannya, Seokmin berdiri dan mendekati mini bar kemudian menggebrak meja itu hingga tangannya memerah. Seakan itu belum cukup, ia berteriak seperti kesetanan untuk memberinya minuman yang diinginkan.
Mingyu dan Eunwoo yang sudah habis kesabaran melihat tingkah laku Seokmin segera menarik kedua lengannya keluar dari bar diikuti Jaehyun di belakangnya. Dalam beberapa saat, mereka berempat menjadi pusat perhatian. Bahkan Bambam sempat menghampiri mereka tetapi Eunwoo mengatakan tidak apa-apa. Hanya ingin mengantar Seokmin sebentar lalu akan kembali lagi.
Eunwoo mengambil alih kemudi mobil Seokmin. Kemudian Mingyu berada dikursi belakang menemani Seokmin yang sekarang tidak sadarkan diri. Jaehyun mengikuti dibelakang menggunakan mobil miliknya sendiri.
*****
Meskipun mereka adalah pria dewasa, akan tetapi untuk menggendong Seokmin yang -mungkin- tidur bukan pilihan baik. Lebih baik membangunkannya lalu memapah hingga sampai di depan apartementnya. Setidaknya jika terjadi hal yang tidak diinginkan -muntah dibaju- mereka bisa menghindar. Meskipun Seokmin mungkin akan terjatuh. Tapi itu lebih baik daripada menggendongnya kemudian terkena muntahan.
Di lobby depan, Mingyu menemukan Soonyoung yang dikenal sebagai tetangga Seokmin sedang menahan kantuk di kursi tunggu seperti tengah menunggu seseorang. Dengan sedikit berteriak Mingyu berhasil membangunkan Soonyoung. Padahal sebenarnya ia hanya ingin menyapa. Diluar dugaan, Soonyoung langsung menghampiri mereka. Dan menanyakan dengan cemas keadaan Seokmin.
"Tadi Jeonghan eonnie meminta padaku untuk menunggunya pulang. Karena dia akan tidur lebih dahulu." penjelasan Soonyoung membuat Mingyu dan yang lain khawatir. Bagaimana tidak, kakak Seokmin itu benci dengan orang mabuk. Bukan tidak mungkin akan menciptakan perang ketiga setelah ini.
"Diantara kita bertiga, apartement siapa yang sedang kosong?" Jaehyun melirik dua sahabatnya, namun Mingyu dan Eunwoo menggeleng. Satu umpatan keluar dari mulut Seokmin mengalihkan perhatian mereka.
"Bawa saja ke apartementku. Aku hanya tinggal sendiri." usul Soonyoung tapi ditolak Eunwoo. Dalam keadaan dipengaruhi alkohol bisa saja Seokmin melakukan hal yang aneh pada Soonyoung.
"Huekkkk. . . . Huek . . . huek." muntahan Seokmin hampir mengenai kepala Soonyoung.
Dengan hanya berbekal nekat, Mingyu dan Jaehyun yang memapah Seokmin menuju apartementnya. Masalah Jeonghan mungkin Soonyoung bisa menolong dengan meminta pengertian Jeonghan.
Begitu memasuki kamar dan membaringkan Seokmin pada ranjangnya mereka keluar kamar setelahnya. Jeonghan yang berada di luar kamar sedang membawa tongkat baseball mendesah lega karena dia pikir yang masuk ke dalam apartement adiknya adalah seorang penjahat.
"Apa yang sedang terjadi? Kenapa kalian bertiga ada disini?" Jeonghan menujuk wajah tiga pria itu dengan tongkat baseball. Seingatnya dia hanya meminta tolong pada tetangga sebelah bukan mereka bertiga.
"Ahh itu. . . hanya. . . hanya." Jaehyun yang berada didekat Jeonghan mencoba mencari alasan.
"Eonnie, tidak perlu khawatir keadaannya baik-baik saja."
"Kalian mencurigakan." dengan cepat Jeonghan menerobos Mingyu dan Soonyoung yang berada di depan pintu.
Karena masih dalam keadaan dipengaruhi cairan panas itu, Seokmin meracau tak jelas. Beberapa kali meracaukan tentang pernikahan. Jeonghan pikir adiknya tadi pergi untuk melamar Wonwoo tetapi sebelum mengutarakan keinginannya Wonwoo malah memutuskan hubungan mereka karena sudah menemukan sosok lain.
Perlahan Jeonghan mendekati Seokmin dan mengusap rambutnya dengan sayang. Namun, respon Seokmin diluar dugaan. Ia mendorong Jeonghan hingga terjatuh dilantai dengan posisi duduk dan sedikit kepalanya membentur lemari dikepalanya.
Soonyoung, Mingyu, Eunwoo dan Jaehyun yang memang sedari tadi melihat gerak gerik Jeonghan berlari menghampiri. Jeritan kecil Jeonghan terdengar menyakitkan dengan kedua tangannya mengusap perut buncitnya dan darah yang mengalir membasahi dress warna biru langit itu. Ia pendarahan.
"Jangan ganggu aku brengsek." teriak Seokmin.
Daripada meladeni Seokmin, mereka segera menolong Jeonghan. Mingyu menggendong Jeonghan diikuti Jaehyun dibelakangnya. Eunwoo sudah keluar terlebih dahulu untuk menyiapkan mobil dan terakhir Soonyoung menghubungi suami Jeonghan, Jisoo untuk segera menyusul ke rumah sakit.
Sebelum menyusul yang lain, Soonyoung mendekati Seokmin terlebih dahulu. Menjitak kepalanya dengan keras dan menarik kasar hidungnya hingga memerah. Saat akan membalik tubuhnya ke arah pintu keluar, tangan kanannya ditarik seseorang.
Dan itu Seokmin.
TBC
Hae gaesss^^
Cuma mau ngomong kalo part selanjutnya aku nggak yakin mau ngepostnya 😔😔 ya karna itu 👉👈
Haruskah ku private?? Atau enggak??😂😂😂 tulisannya juga masih amatiran 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn!! [✅]
FanfictionSudah jatuh tertimpa tangga pula Itu adalah deskripsi yang bisa menggambarkan keadaan seorang Lee Seokmin. #551 on fanfiction [21/04/18]