석순❤❤

529 91 5
                                    









   Jeonghan yang saat ini tengah berada diruang tunggu bersama Jisoo menggerutu kesal akibat dokter yang menanganinya belum juga sampai. Padahal sudah lewat lima belas menit.

   "Sebenarnya hari ini hari apa? Kenapa semua orang menyebalkan." Jeonghan yang menggerutu lalu mempoutkan bibirnya, membuat Jisoo ingin menerkamnya. Mungkin jika saat ini sedang berada di rumah ia bisa langsung merealisasikan keinginannya.

   "Tunggu sebentar. Aku janji setelah ini akan mengajakmu ke suatu tempat. Aku yakin kau akan menyukainya sayang." Rayu Jisoo supaya istrinya tenang dan sabar menunggu.

   "Kemana?"

   "Ra.ha.si.a. Jika aku memberitahumu sekarang pasti kau akan melewatkan check up."

Setelah selesai dengan check upnya, Jisoo membawa Jeonghan menuju sebuah lorong di rumah sakit itu. Beberapa menit kemudian keduanya sampai. Jeonghan menatap ruangan dihadapannya dengan mata berbinar.

Jisoo membawanya pada ruangan bayi. Dimana beberapa bayi yang baru saja lahir ditempatkan diruangan itu. Perawat yang kebetulan sedang berjaga tersenyum kearah mereka berdua.

Seorang bayi yang menggunakan topi rajutan berwarna biru muda berhasil merebut perhatian Jeonghan. Matanya yang masih tertutup rapat dan bibir kecil yang sedang menguap membuat Jeonghan tersenyum sembari mengusap kecil perutnya yang langsung disambut dengan tendangan kecil, membuat Jeonghan mengaduh.

   "Sepertinya baby cemburu melihat mamanya memperhatikan bayi lain" ucap Jisoo yang sekarang ikut mengusap perut Jeonghan.

   "Ahhh rasanya aku tidak sabar menunggu saat kelahiranmu baby. Tapi, aku juga sedikit takut Soo." Jeonghan menatap suaminya dengan wajah yang sendu.

   "Jangan khawatir, aku akan selalu berada disisimu. Termasuk menemanimu nanti saat melahirkan baby kita yang lucu ini." Perkataan Jisoo ditambah senyumnya yang meneduhkan itu mengurangi rasa khawatir yang tengah dilanda Jeonghan.

Puas memandangi makhluk-makhluk kecil itu, Jeonghan dan Jisoo berjalan beriringan dengan salah satu tangan Jisoo merangkul pinggang Jeonghan seakan takut jika hilang. Sesekali tertawa bersama saat mengingat kejadian lucu yang pernah terjadi selama mereka menjadi sepasang kekasih.

Sekarang pasangan pasutri itu memasuki sebuah toko yang menyediakan berbagai kebutuhan bayi. Dimulai dari pakaian, peralatan makan, peralatan mandi, hingga mainan.

Namun saat ini mereka sedang di bagian pakaian. Memilah mana saja yang akan digunakan baby mereka nanti saat sudah lahir.

   "Soo, pilih yang warna ini atau yang ini?" tanya Jeonghan seraya menunjukkan pakaian yang berada ditangannya pada Jisoo.

   "Pilih yang ini."

   "Tapi aku lebih suka dengan warna yang ini."

   "Kalau begitu beli saja keduanya." Tidak ingin memulai perdebatan, Jisoo memilih cara yang aman.

   "Kau yang terbaik!!"

Dan kejadian itu juga terjadi pada peralatan yang lain. Membuat Jisoo menangis dalam tawanya. Ini bukan masalah uang, karena ia bisa menjamin hal itu. Tapi perilaku istrinya yang ajaib. Jika ia tidak bisa menebak suasana hatinya mungkin akan menyebabkan perang ketiga.

   "Soo, jika kau masih mau disini aku pergi kesebelah sana dulu."

Jeonghan meninggalkan Jisoo menuju bagian lain. Banyak aneka mainan yang beragam. Membuat Jeonghan kebingungan akan memilih yang mana, karena menurutnya menarik semua. Tapi tidak mungkin kan dia meminta Jisoo untuk membelikannya semua kan?

*****


   Setelah selesai dengan meeting dengan kepala bagian keuangan yang membuat isi kepalanya mengepul, Seokmin berniat untuk pergi ke sebuah kedai sushi yang tidak jauh dari kantornya. Memesan beberapa menu dengan senyum yang tidak pernah luntur.

Namun ketika makanan itu tersaji dihadapannya, perutnya bergejolak. Membuatnya berlari menuju toilet yang tidak jauh dari mejanya. Hanya cairan yang keluar dari mulutnya karena ia sarapan dengan satu suapan dan kemudian meneguk susu kemasannya.

   "Bukankah semalam nafsu makanku sudah kembali? Ahh rasanya kenapa menjadi menjijikkan melihat daging segar itu. Padahal tidak pernah terjadi sebelumnya."

   "Apakah aku hanya akan membayarnya tanpa menyantapnya sedikitpun? Pemborosan sekali. Menghubungi mereka sepertinya tidak masalah."

Seokmin menghubungi teman squadnya lewat chatroom. Meskipun tidak semua bisa hadir setidaknya ada yang bisa dijadikan korban untuk menghabiskan daging mentah itu. Walaupun tidak benar-benar korban, karena ini sebenarnya penyiksaan mengenyangkan.

Sudah hampir dua jam Seokmin, Mingyu, serta Minghao yang menghabiskan waktu untuk mengobrol. Membicarakan banyak hal sehingga lupa untuk kembali pada rutinitas kerja mereka. Jika Minghao dan Mingyu mungkin sedikit tidak masalah, tapi Seokmin? Mungkin jika ayahnya mengetahui tingkah lakunya saat ini -membolos pada saat jam kerja- akan menurunkan jabatannya untuk sementara.

   "Oh Seok, apa Soonyoung noona sedang mengalami sakit? Aku melihatnya tadi saat mengunjungi Yeonghee." Mingyu membuka topik pembicaraan.

   "Kenapa kau bertanya padaku, memang aku suaminya." balas Seokmin innocent.

   "Memang kenapa noona gyu?"

   "Bagaimana aku mengatakannya ya. Dia terus memegangi perutnya dan wajahnya tampak, tampak kesakitan? Wajahnya hampir seluruhnya memerah." Mingyu sedikit memperagakan keadaan Soonyoung tadi.

   "Kau tidak membantunya?" tanya Minghao.

   "Ada dokter yang kemudian memapahnya masuk ke ruangannya."

   "Tapi tadi pagi aku berpapasan dengannya dan kondisinya baik-baik saja, tidak seperti yang kau bicarakan."

   "Karena kau tidak peka." sahut Minghao sambil terkekeh bersama Mingyu, membuat Seokmin mendengus kesal.



































TBC





Part ini edisi Jihan dan 97's yak 😀😀

Tebak2an kuy babynya Jihan bakalan cewek apa cowok?? 😝😝

Yang nyari uyoung, cari aja koriya kali aja lagi main sama kembarannya (read : hamster) :v


Damn!!  [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang