JIMINIE PAPOP

41 2 0
                                    

KRIINGGGG KRINGGGG telfon di pos jagaku berbunyi, ku angkat telfon dan menjawabnya. Ternyata telfon dari pusat yang mengabarkan jika ada kecelakaan didekat posku. Perkenalkan, aku pak jimin, polisi tampan penuh pesona dan masih lajang, ingat. Dengan cekatan aku langsung pergi ke lokasi kecelakaan, makin tampak gagah berani memakai sepeda motor policeku, dan benar ternyata ada kecelakaan. Ada mobil menabrak pohon. Aku segera membantu memanggil ambulance dan melapor pada atasanku. Lukanya cukup parah dan mobilnya rusak. Setelah korban diangkut ambulans dan mobil korban diderek menuju kantor polisi, selesai sudah tugasku. Aku duduk di pinggir jalan tempat kecelakaan mobil tadi, untuk melamun.

Saat asik melamun tiba tiba saja ada seseorang yang mengagetkanku.

"hay,, pak polisi, mengapa kau melamun?" gadis cantik berambut pendek menatapku yang duduk di trotoar pinggir jalan.

"o, mnegagetkan saja gadis kecil" aku melihat kea rah gadis yang barusaja menatapku

"kau mau donat?" tiba tiba gadis itu menawariku donat, tanpapikir panjang aku langsung menerima dan memakannya

"gumawo" aku berdiri dari tempat dudukku

"apa kau sedang bersedih?"

"ania, aku hanya sedang bingung hehe.."

"um,, kalau begitu aku yang sedih"

"hey, kau kenapa? Ahahaha,, kita saja belum mengenal dank au curhat, ish apa apaan"

"kau kan polisi, tugasmu membantu orang kan? Bisakah aku meminta bantuanmu?"

"yak,, jika kau meminta bantuanku untuk mendengar ceritamu aku tak mau. Pergi sanah,,"

"uum,, huu huuu uuu uu" tiba tiba gadis itu menangis dan menutup wajahnya dengan tangan

"weo? Omo omo, jangan menangis disini" aku membawanya ke bangku bawah pohon dan duduk disampingnya

"pak polisi, bisakah aku melaporkan seseorang?"

"siapa? Apa ada yang berbuat jahat padamu?"

"nde, dosenku sangat jahat.. hikz hikz" gadis itu makin keras menangis

"apa dia melakukan pelecehan padamu? Atau dia mencuri sesuatu milikmu?"

"nde, dia mencuri waktuku bermain, aku menghabiskan semua waktuku untuk menyelesaikan sekripsiku tapi dia melakukan pelecehan dan menghina skripsiku. Selalu saja ada kesalahan,, weo???" gadis itu berteriak kearahku lalu mengusap air matanya

"aish.. itu sih memangg kau saja yang bodoh"

"aku memang bodoh, sangat bodoh.. rasanya aku ingin mati saja. Ah,, astaga kenapa aku jadi emonasional begini sih"

"emosional bodoh, sudah tak usah menangis lagi. masih banyak orang bodoh didunia ini. lihat aku, aku juga bodoh, aku bodoh sekali membawamu kesini dan mendengarkan laporan kejahatan darimu yang tidak penting sama sekali" aku mencoba mneghiburnya

"cinca? Ahjushi.. gumawo, aku sudah lebih baik sekarang, kau harus lebih bodoh dariku. Ohiya namaku una, aku akan sering datang kemari dan membuat laporan tentang dosenku"

"what the ..." belum selesai aku berbicara gadis itu menyumpalli mulutku dengan donat

"ajushi, kuharap semoga anakmu tidak bodoh sepertimu"

"yak,, kau. Aku masih lajang, bahakan sepertinya kita seumuran, aku sudah menjadi polisi di usiaku yang muda ini" aku mengambil donat yang menutupi mulutku dan memakannya dengan perlahan

"kalau begitu,, jimin ah, aku bolehkan una mengunjungimu dan membawa donat seperti ini dan membuat laporan" gadis itu menatapku sambil menarik nafas tersendat sendat, sampai ingusnya hingga berbunyi sruuup syrup..

"kau tau darimana jika aku jimin? Apa aku sudah popular di wilayah ini? katakana.."

"ais,, tentu saja aku tau dengan melihat name tagmu, bodoh"

"ah,, iya hehe. Kukira aku sudah terkenal disini karena ketampanan dan karismaku" aku jadi malu, dan membetukaln poni belah tengahku lalu sedikit menggibaskan rambutku~ shy

Gadis ini lumayan juga, sangat imut. Dan dia lebih pendek dariku.. aku membetuklan posisi dudukku dan mengeluarkan semua karismaku tersenyum ke samping dan bawah, hehe.. sepertinya gadis ini terpana, dia hanya menatapku.

"hey, jimin ah.. apa yang kau lakukan? Kenapa senyum senyum?"

oo.. karismaku tak mempan,, "ahaha ania, hey kau masih kuliah kan? Sepertinya aku lebih tua sedikit darimu. Kau bisa memanggilku oppa saja" aku menggedipkan sebelah mataku ke arahnya dan tersenyum ramah

"oo oma... kau polisi genit" kulihat gadis itu memang terkedjoet menatapku

"hehe, jangan seperti itu, aku ini polisi baik baik"

"yak,, jangan mendekat... atau aku akan teriak. Astaga, aku bertemu orang jahat, heoh" una tampak kesal dan pergi meninggalkanku

Hem,, gadis jaman now,apa sih maunya, kenapa emonasional sekali.. kuharap kita bertemu lagi, una.. aku menatap punggung una hingga jauh dan pergi menghilang. Sangat manis, matanya hitam bulat dengan kulit putih pucat dan pipinya chuby, bahkan dia memiliki double chin saat meangis tadi wkwk lucu sekali padahal badannya kecil. Ah, membuatku teringat pada diriku sendiri, aku juga sangat menggemaskan dan imut seperti una.

Baru saja 4 hari diputus kekasihku momo aku tampak menyedihkan begini. Bukan bukan karena aku sangat mencintainya, aku hanya belum merelakannya. Aku sudah membelikan momo kalung berlian dengan jeri payah kerja, menghabiskan tabungan dan berhutang pada temanku tapi dia dengan gampangnya menyudahi hubungan kami tanpa alasan jelas. Sebenarnya aku ingin meminta kalung itu kembali tapi aku terlalu gengsi ah,, mola.

Kuharap dia akan mendapatkan karma saja, dan aku segera mendapat penggantinya. Karena ommaku di busan sudah menerorku untuk segera menikah, jika belum menemukan kekasih maka ommaku akan bertindak mencarikan dan aku tidak mau. Aku hanya ingin menikah dengan gadis yang kucintai.

SEMOGA ADA YA CIM..

Gangerti kenapa harus nulis lagi padahal ga ada yg baca >w<


thats loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang