Amatsuki×reader (A)

916 80 20
                                    

Langit biru di atas langit sana, mendadak berubah menjadi gelap. Suasana dingin, mulai memasuki kulit. Belum ada tanda-tanda bahwa tetesan air kan turun. Tetapi hanya untuk siaga, semua orang sudah mempersiapkan pelindung.

Terkecuali gadis berambut (your/hair). Dia malah duduk di sebuah ayunan, sambil mendengarkan musik dari earphonenya. Toh jika hujan, dia tak peduli sama sekali. Besok minggu, dan tak ada tugas yang kan menanti. Sebenarnya cukup abaikan tugas itu, hingga beranak-anak sampai 7 keturunan.

Drrrt...drrt...drrt

Lagu yang di putarnya tadi, mendadak berhenti. Ketika mendapat telepon dari seseorang, yang menurut gadis itu. Sukses, membuatnya merona.

"Moshi..moshi (y/n) chan"

"Hai'... Nandesuka Amatsuki?."

"Syukurlah... ini nomor teleponmu, kufikir kau tak akan menjawab teleponku karena kau sibuk." Suara dengan Voice Ikemen di sebrang sana, menghela nafas lega.

"Haa?... emang nomor teleponku kau apakan?." Kau sedikit linglung dengan pertanyaan aneh dari Amatsuki.

"Aku ingin meneleponmu, tapi Sakata tidak sengaja menepuk belakang pungungku. Hingga nomormu terhapuskan." Amatsuki terasa berbohong.

"Bahang...Kama bahang sama aka, aka tak parcaya sama kama." Kau mulai mengeluarkan bahasa unikmu.

(*Bohong kamu bohong sama aku, aku tak percaya sama kamu).

"Wai..wai Kanapa pakai bahasa ana." Bahasa yang dimana kau dan Amatsuki, yang tahu.

(*woi...woi kenapa pakai bahasa ini)

Kau berdiri dari ayunan, berjalan sambil menelepon Amatsuki.

"Kama lapa, kalau aka basa baca kata bahangma atau jajar."

(*kamu lupa kalau aku bisa baca kata bohongmu atau jujur)

Amatsuki bergidik, lalu terdiam beberapa menit mencari topik pembicaraan, selain dengan kekuatan aneh dari (y/n) untuk tida di curigaikan. Yang bisa membaca kalimat bohong atau kalimat jujur.

"Jaa mata nee..." Amatsuki menutup teleponya, sedangkan kau hanya menarik nafas kasar kalau Amatsuki sedang berbohong.

Tes...tes...tes

Hujan pun turun, kau berlari ke salah satu tempat berteduh. Beruntung, ada minimarket di dekatmu. Kau masuk ke dalam minimarket tersebut. Kau mencari sebuah payung atau mantel. Namun sayang, payung di minimarket itu habis terjual. Kau lagi-lagi menarik nafas kasar. Dan duduk di depan minimarket, sambil menunggu hujan reda.

"Katomoi...". Kau mengucapkan kalimat itu tanpa kau sadari.

-'-v-^-,

"Yosh... begini sudah". Amatsuki tengah berdiri disebuh tempat, menepukkan kedua tanganya yang berdebu. Tersenyum melihat hasil dekorasi ruanganya. U

Ting...tong...ting..tong

Pintu bel Amatsuki berbunyi. Dengn gesit dia berlari ke rah pintu depan. Hari ini, hari spesial untuknya. Hari dimana sebuah momen tak terlupakan, untuk dia di masa depan kelak. (A/n : cielahharu spesial -&-).

Amatsuki berjalan kedepan, melihat sebuah monitor. Senyuman semanis bunga matahari, terpancar dari mukanya.

"(Y/n) chan sudah lama?." Amatsuki girang, sambil membuka pintu apartmenya.

"Hee~ entalah." Kamu langsung mendekatkan, sebuah tas kertas warna coklat dihiasi pita. Ke muka mata empat itu." Aku tepati janjikan, datang di saat kau ulang tahun. Tetapi, aku merasakan hari ini bukan-."

BAHASA A, I, U, E, O(Utaite×readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang