chapter1

178 76 85
                                    

"hey Putri Rainisa Surya kita lulus " ucap Rehan memegang kertas kelulusan dengan senyum gembira karna hari ini adalah hari yang ditunggu tunggu selama 3 tahun dia sekolah di SMA 1 Jakarta.
namun ada yang berbeda dari muka rain, semua siswa siswi dengan gembira karna kelulusan tapi tidak dengan Rain.

"kamu kenapa Rain" tanya Rehan bingung.
Rain yang tengah duduk ditaman deket sekolah hanya diam mendengar ucapan Rehan

"Rain kamu ga seneng kita lulus" tanya Rehan lagi semakin bingung

"Gue seneng kita lulus"ucap Rain dengan nada datar
"lalu"tanya Rehan sambil mengangkat sebelah alisnya

"gua mau dijodohin" ucap Rain lemas

"what? are you serius?" tanya Rehan dengan muka yang kaget

"iya gua serius" jawab Rain dengan muka yang bener bener serius.

terlihat muka Rehan memancarkan kekecewaan, karena Rehan menyukai rain sejak duduk dikelas 1 sma. tapi rain hanya memanggapnya sebagai sahabat.

"trus kamu mau dijodohin" tanya Rehan serius, meski rain berbicara dengan bahasa "lo gue" tapi Rehan tetap berbahasa aku kamu.

"iya" jawab Rain dengan cepat "gua ga bisa nolak" lanjutnya

"kenapa" tanya Rehan dengan raut wajah yang semakin penasaran.

"selama ini ayah dan ibu gua gapernah minta apapun dari gua, dan sekarang dia minta gua nikah ya gua harua nerima, keputusan orang tua itu pasti yang terbaik" ucap Rain seolah ucapannya tadi itu menunjukan bahwa dia harus bersikap dewasa

"oke"ucap Rehan sambil mencerna ucapan Rain tadi

" apa bisa kamu mencintai seseorang yang bahkan ga kamu kenal sama sekali " tanya Rehan

"kita liat aja nanti" ucap Rain sambil tersenyum seperti memikirkan apa yang barusan diucapkan Rehan

"cinta bisa datang kapan aja" ucap Rain meneruskan kalimatnya.

Rehan diam sejenak , menarik nafas lalu berkata " kalau aku bilang aku suka sama kamu gimana?" tanya rehan yang sedikit gugup

"gua bakal benci lu sampai gua mati" ucap Rain dengan tegas

Rehan tertawa keras " gua gabakal cinta kali sama lu" ucap Rehan dengan tertawa padahal hatinya hancur sehancur hancurnya. cinta memang tidak bisa dipaksa, jika semakin dipaksa dia akan semakin menjauh

Rain akhirnya memilih pergi meninggalkan Rehan untuk pulang, seperti biasa Rain pulang dengan taxi. karna adi Surya ayah Rain tidak mengizinkannya membawa mobil, bukan karna pelit tapi demi keselamatan, ayah Rain adalah orang yang tegas dalam segala hal. wajar saja sebab dia adalah seorang polisi dan jabatannya pun cukup tinggi.

tak sampai 1 jam Rain sudah tiba di rumahnya yang dibilang cukup besar. rumah yang diberi cat warna merah karena kalau kata ayah rain merah itu seperti darah, dan darah selalu ada dalam diri manusia.
Rain membuka pintu rumahnya namun tak dapat melihat apapun sebab semua lampu diruangan itu gelap, entah ada apa rain pun tidak tau.

"ibu" panggil Rain sambil melirik kekanan dan kekiri untuk mencari ibunya

"yah" panggil Rain "Rini" lanjutnya bergantian memanggil. Rini adalah adik kecil Rain yang lucu umurnya baru 5 tahun dan Rain anak pertama.

Rain semakin bingung karena tidak ada satu orang pun yang menjawab panggilannya
hari ini matahari tidak muncul itulah sebab nya tidak ada cahaya sehingga percuma rain membuka pintu untuk menghasilkan cahaya supaya dapat mencari ayah ibu dan adiknya.
tiba tiba terdengar suara orang meniupkan terompet, lampu mulai menyala dan balon mulai muncul dimana mana.
ekspresi rain sangat membingungkan sampai akhirnya dia menyadari bahwa hari ini tanggal 17 februari 2017 hari dimana dia terlahir kedunia. rain bahkan lupa ulangtahunnya , mungkin karena perjodohannnya dengan seseorang yang dipilih oleh ayahnya.

"selamat ulang tahun nak" ucap Rihana ibu Rain sambil tersenyum kepada anak sulungnya tersebut

"selamat ulang tahun ya sayang" ucap Adi Surya ayah Rain sambil mengelus rambut rain seolah Rain masih lah seperti gadis kecil buatnya.

Rain tidak berkata apapun, dia hanya tersenyum bahagia dan tanpa sadar air matanya jatuh karena terharu.

Rini menarik narik tangan Rain dan berkata " aku juga mau ngucapin ulang tahun mba" ucap rini dengan polosnya membuat Rain semakin membuat air matanya mengalir deras.

keluarga memang bisa membuat kita tersenyum dengan cara yang begitu luar biasa
Rihana menyuruh rain meniup lilin dan make a wish

"tiup lilin nya nak" ucap Rihana sambil tersenyum
"jangan lupa make a wish" lanjutnya

Rain hanya mengangguk dan memejamkan mata
" aku cuma minta semoga pria yang dijodohkan dengan ku bisa aku cintai" kata Rain dalam hati, karena selama ini dia belum pernah mencintai seseorang sebelum ayah dan ibunya.

selesai semua itu ayah Rain berkata " minggu depan kamu akan ayah nikahkan"ucap ayah rain tersenyum bahagia karna putrinya akan segera menikah tanpa mengetahui apa yang dirasakan oleh putrinya tersebut.
"secepat itu pak" jawab rain kaget
" lebih cepat lebih baik" kata ayah rain dan langsung pergi kekamarnya.

19:00 rain, ibu, ayah dan rini sedang makan malam di meja makan
seperti biasa mereka hanya bisa makan bersama kalau malam saja, karna kalau pagi sampai sore ayah rain bekerja di polsek. hari ini saja dia libur karna rain ulang tahun, jika tidak ayah pasti pulang jam 8 malam.

"makan yang banyak Rain" ucap ayah sambil ingin menyentong nasi, " biar kuat seperti ayah" lanjutnya
lagi lagi Rain hanya mengangguk

Ting Tong... suara bel rumah rain berbunyi, Rain yang sedang makan pun segera bangun untuk membuka pintu yang sepertinya ada tamu tapi ibu menyuruhnya tetap duduk dan makan

" biar ibu saja yang lihat" ucap ibu kepada Rain
ibu membuka pintu dan kembali membawa sebuah permen lolipop yang terbilang cukup besar dengan kertas yang diikat di gagang permen.

" buat kamu katanya Rain" ucap ibu mengasih permen itu ke Rain

"buat aku?" tanya Rain bingung
"dari siapa" lanjutnya

"coba aja kamu liat ada suratnya tuh" jawab ibu
Rain membuka kertas kecil berwarna pink yang berikat pita yang menempel digagang permen itu

"happy brithday Rain, Jangan lupa bahagia :) -Rehan"

Rain pun tersenyum melihat apa yang ditulis Rehan, Rain tertawa bukan karna isinya tapi karna tulisannya yang begitu jelek. Rain tau dari dulu tulisan rehan seperti ceker ayam.

Dear RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang