Warning: klik mulmed biar lebih berasa.... Entah berasa apa. Pokoknya klik aja 😝
💕💕💕
"There goes my heart beating
'Cause you are the reason
I'm losing my sleep
Please come back nowThere goes my mind racing
And you are the reason
That I'm still breathing
I'm hopeless now."(You are the reason, Calum Scott feat. Leona Lewis)
💕💕💕
"H-hai...."
Flora tergeragap, seketika lupa bagaimana cara tersenyum. Akan tetapi, dia tak ingin terlihat tak senang di mata Dicko, jadi dia mengangkat sudut-sudut bibirnya meski terasa sedikit kaku.
Detak jantungnya kembali menggila, terutama ketika netranya menangkap seulas senyum yang selalu berhasil memorak-porandakan pertahanannya. Ajaibnya, bibir Flora sontak mengikuti. Senyum yang terkembang dari hati.
"Gimana kabar kamu?"
Satu pertanyaan sederhana yang butuh perjuangan keras bagi Flora untuk menjawabnya. Benaknya kini tengah berpacu, menggulirkan kenangan-kenangan manis yang pernah dilaluinya bersama sang suami.
Itulah yang selalu dikatakan Eliana, psikolognya. Pikirkan hal-hal positif, kenangan-kenangan indah yang akan memunculkan perasaan bahagia....
"Aku ... kabarku baik. Kamu?" balasnya, hampir serupa bisikan.
"Aku? Belum mandi dan bau keringat."
Gadis itu kembali tersenyum, kali ini lebih lebar saat Dicko mengernyitkan hidung seraya mengendus ketiak kirinya.
"Om Koko kok belum mandi?"
Flora segera tersadar bahwa dia tak sendirian. Anne telah meringsek duduk di pangkuannya, ikut menatap ke layar ponsel bersama-sama.
"Ini kan udah malam, Om. Nanti Om masuk angin."
Dicko tertawa di seberang sana. Entah apa korelasi belum mandi dan masuk angin menurut gadis cilik itu.
"Om baru pulang kerja. Tadi Om sama teman-teman belajar ngerancang bangunan dari bambu. Bikinnya agak lama, jadi Om nggak sempat mandi. Nih, fotonya. Cakep, kan?" Dicko memperlihatkan gambar-gambar yang diambilnya menggunakan kamera DLSR.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Up (Sekuel Flora-Dicko)
General Fiction"Pemenang The Wattys 2018 kategori The Wild Cards" Flora mengira, hubungannya dengan Dicko akan baik-baik saja. Namun, segalanya menjadi runyam. Malam pertama mereka yang seharusnya indah berubah menjadi bencana. Traumanya masih bersisa. Sifat cembu...