5. Sesederhana Ini Untuk Bahagia.

95 13 3
                                    

"Ibu ibuu" aku mencari ibu di dalam rumah, namun aku tidak menemukan ibu sama sekali, dan akhirnya aku pun memutuskan untuk pergi ke toko ibu, mungkin saja ibu disana.

Setelah sampai di toko kue ibu, aku lengsung mendatangi ibu yang sedang duduk di meja pojok dekat jendela.

"Ibu, ibu kenapa? Kok Vee lihat ibu melamun?" Tanyaku pada ibu.

"Gak papa Vee. Ibu cuma lagi mikirin kamu dan abang kamu yang lagi kuliah di luar kota Vee. Ibu gak nyangka aja gitu, sekarang kamu dan abang kamu udah segede ini. Padahal dulu masih kecil, masih ibu timang-timang." Ucap ibu ku dengan penuh tatapan tulus dan matanya yang sudah berkaca-kaca

"Ibu, Vee juga gak nyangka Vee sudah segede ini. Vee udah dirawat dengan penuh cinta dan kasih sayang sama ibu dan ayah. Vee dan abang senang banget karna ibu dan ayah sudah menyayangi kami dengan tulus." Ucapku penuh terima kasih pada ibuku yang kini sedang tersenyum. Aku tak akan ingin melihat ibu ku terluka dan bersedih. Bagiku ibu adalah  malaikat yang sudah Tuhan kirimkan untukku, begitu juga dengan ayah.

"Eh iya Vee, kamu ngapain ke sini nak? Biasanya juga balik-balik kamu langsung tidur. Gak capek habis sekolah?"

"Vee pengen nanya sama ibu, makanya itu vee gak tidur habis pulang sekolah ini. Hehehe" ucapku sambil tersenyum ria.

"Emang anak ibu ini mau nanya apa sih?"

"Ibu pernah suka sama cowok gak bu?"

"Ya pernah lah Vee, ibu juga pernah muda. Sampe sekarang juga ngerasa muda. Kamu ini ya Vee, yakali ibu suka sama cewek. Kan gak mungkin. Kalau ibu gak suka sama cowok, kamu pasti belum lahir."

"Eehh, iya juga ya bu" balasku lagi dengan cengiran kuda.

"Emang kenapa sih Vee, tiba-tiba kamu nanya begitu?"

"Gak papa kok bu, gak papa" jawab ku cepat dan agak malu.

"Hhmm, anak ibu sudah besar ya. Udah bisa suka-suka sama cowok."

"Ihh, ibu apaan sih. Kan Vee cuma nanya."

"Dan ibu tahu, sekarang anak ibu lagi suka sama seseorang kan? Hayo Vee ngaku"

Astaga, aku jadi malu pada ibu. Kan jadi ketahuan. Pasti sekarang muka ku sudah memerah.

"Sebenarnya sih emang Vee lagi suka sama cowok. Tapiii--"

"Tapi kenapa Vee? Dia gak suka sama kamu ya?"

"Bukan gak suka bu. Vee udah suka sama dia dari kelas 8 SMP"

Aku pun langsung menepuk jidatku sendiri. Astaga! Tuh kan aku keceplosan lagi. Malu maluin didepan ibu aja sih Vee.

Ibu malah tersenyum dan memandangku dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kalau menurut penelitian itu ya bu, rasa suka sama seseorang itu cuma bertahan 4 bulan. Tapi kalau Vee udah hampir 4 tahun gimana dong bu? Vee salah ya berharap sama dia?" Aku pun menunduk dan aku melirik ibu, ibu menatapku dan tersenyum

"Vee, rasa suka itu gak bisa kita tebak kapan mulai dan kapan berakhirnya. Kalau kamu sudah suka selama itu, berarti kamu sudah jatuh cinta sama dia. Tapi ibu cuma mau ngingatin, kalau cinta itu gak bisa dipaksain. Ibu baru tau sekarang loh kamu suka sama cowok hampir 4 tahun. Sudah selama ini dan kamu masih nunggu dia Vee?"

Aku sedikit tertegun mendengar kata-kata ibu.

"Iya, bu. Vee masih nunggu dia. Vee belum dekat sama dia. Tapi Vee udah tahu tentang dia dari teman-teman Vee. Tapi dia dingin banget bu, tertutup dan tiap hari datar gitu mukanya. Gimana mau didekatin coba?"

i'm Lost You (On Going dan Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang