[BoBoiBoy] Hilang

979 55 77
                                    

Superhero. Angst. Tragedy. Action. AU. Elemental Siblings. HaliTauGem. Teenage!Characters.

WARNING! Rated T+/15+ for violance & blood. Death character(s).

 Death character(s)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepasang iris keemasan itu memandang sosok di depannya dengan tatapan merendahkan. Dingin. Padahal seharusnya, mata itu adalah mata dengan sorot terlembut dan terhangat seantero Pulau Rintis. Semua orang tahu. Namun, semua itu telah hilang entah ke mana.

Taufan meringis kesakitan, masih belum sanggup bangkit kembali setelah terkena hantaman keras. Pemuda 17 tahunan, berpenampilan dominan biru dengan topi khas yang lidahnya miring ke kanan itu, terduduk bersandar ke sebatang pohon besar. Punggungnya yang beberapa detik lalu bertabrakan keras dengan pohon tadi, masih terasa sakit. Begitu pula segala serangan yang menorehkan goresan maupun lebam di seluruh tubuhnya. Akan tetapi, semua itu tak sebanding dengan pemandangan menyakitkan di hadapannya.

"Gempa ...," Taufan memanggil lirih.

Sosok bermanik keemasan di depan Taufan hanya mendengus sinis. Tanpa belas kasihan, dia—Gempa—melayangkan tendangan keras ke ulu hati Taufan. Berkali-kali, hingga pemuda berparas serupa dengannya itu muntah darah.

GREP.

"Uukh ..."

Taufan merintih tertahan ketika Gempa mencengkeram bagian depan jaketnya, dengan tangan kiri yang terlindungi sarung tangan berbahan batuan magma hitam. Benda yang hanya dipakai oleh Gempa di dalam pertempuran. Yang memperkuat serangan maupun pertahanannya. Sungguh, Taufan tak pernah menyangka, Gempa akan menggunakan sarung tangan itu untuk melawan kakaknya sendiri.


BoBoiBoy Gempa (close up)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BoBoiBoy Gempa (close up)


"Gempa ... hentikan ...!" Taufan berusaha bicara ketika Gempa menarik cengkeraman itu ke atas, memaksanya berdiri. Namun, sang adik tak menggubris sama sekali.

"Bola Kilat!"

Tiba-tiba seruan itu terdengar. Tanpa disadari Gempa, sebuah bola petir merah berukuran kecil telah dilemparkan ke arahnya. Dari belakang. Meskipun begitu, ternyata Gempa sangat waspada. Tanpa bergerak sedikit pun, pemuda berpenampilan dominan hitam-cokelat dengan topi senada yang dikenakan terbalik itu, sudah memunculkan sesuatu. Tepatnya, raksasa batu yang muncul tepat di belakang Gempa untuk menahan serangan bola petir.

Heroes Rise, Heroes Fall (Kumpulan Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang