[BoBoiBoy Galaxy] Kenangan Berharga

994 51 14
                                    

"Kamu tidak boleh gunakan kuasa tahap kedua lagi. Kalau tidak, Jam Kuasa kamu akan rusak seperti dulu."

"Bagaimana kalau aku terpaksa ..."

"Tak ada pilihan lain! Kamu harus melengkapkan semua kuasa tahap pertama dulu, baru boleh gunakan kuasa tahap kedua!"

Waktu itu BoBoiBoy tidak membantah. Tapi juga tidak mengiyakan.

Ochobot tahu, itu artinya BoBoiBoy tidak bisa berjanji. Andai ada hal yang dirasanya membahayakan, apalagi jika ada nyawa yang terancam, dia pasti akan melakukan apa pun untuk mencegahnya. Tak peduli harus memaksakan diri. Tak ragu walau mungkin membahayakan jiwa-raga. Memang seperti itulah BoBoiBoy.

Dan lihat apa yang terjadi sekarang.

Tubuhnya terbaring diam. Kedua matanya terpejam. Sudah tiga hari tiga malam, dan dia masih tetap seperti itu. Andaikan Ochobot adalah manusia, mungkin dia sudah menangis sekarang.

Menangis untuk sahabatnya yang sedang membutuhkan bantuan, tapi tak bisa ditolongnya.

"BoBoiBoy ... kamu harus bertahan ..."

.

.

oO)-=-=-=-o-=-=-=-(Oo

Ditulis oleh untuk merayakan hari ulang tahun BoBoiBoy. #HBDOurHero

Penulis tidak mengambil keuntungan material apa pun atas fanfiction ini.

Hurt/Comfort-Friendship-Family. One-shot. Timeline: Setelah Episode 18 BoBoiBoy Galaxy.

oO)-=-=-=-o-=-=-=-(Oo

.

.

Anak muda itu memandang ke depan dengan perasaan tak menentu. Napasnya memburu, berpadu dengan sakit yang mendera nyaris seluruh tubuh. Tertelungkup di tanah yang dingin tanpa punya kekuatan untuk bangkit kembali, kecuali untuk sekedar mengangkat kepala.

Namun, sepasang iris cokelat itu terus mengirimkan tatapan khawatir kepada dua gadis yang kini terbaring pingsan beberapa meter di hadapannya. Tak ada ruang untuk mencemaskan dirinya sendiri.

"Yaya ... Ying ...," pemuda berpakaian hitam-jingga itu berbisik lirih. Suaranya bergetar, seperti juga seluruh tubuhnya.

Sepasang mata pemuda bertopi dinosaurus jingga itu telah mengabur, seiring kesadaran yang perlahan menipis. Tapi dipaksakannya mengedarkan pandang, hanya untuk menemukan sosok kawannya yang lain.

Pemuda berkacamata yang lekat dengan warna ungu, tampak tersengal kesakitan. Di hadapannya, sosok tinggi tegap tampak mencengkeram bagian depan pakaiannya, membuat tubuhnya terangkat hingga dua jengkal dari tanah. Sosok itu nyaris seluruhnya tertutup jubah hitam panjang bertudung. Wajahnya sama sekali tak terlihat.

"... Fang!" anak muda bertopi jingga itu berseru tertahan.

Sekali lagi, ia berusaha bangkit. Deraan rasa sakit kembali menggagalkan niat itu. Namun, kali ini ia menguatkan tekad, menerima segala nyeri yang menusuk di seluruh tubuhnya.

Ia berdiri, walau tidak tegak. Sosok berjubah hitam itu kembali tertarik kepadanya. Lantas melepaskan Fang—si pemuda berkacamata—begitu saja, hingga tubuhnya tergeletak di tanah.

Si Jubah Hitam bergerak maju. Baru juga setengah langkah, ia sudah berhenti. Perhatiannya teralih tiba-tiba ke sebuah batu besar. Seorang pemuda lima atau enam belas tahunan, berbadan gempal, serta berkulit gelap, baru saja keluar dari balik batu itu. Sepertinya dia bermaksud mendekati Yaya dan Ying, dua gadis yang masih terkapar pingsan.

Heroes Rise, Heroes Fall (Kumpulan Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang