3

69 2 1
                                    

Happy Reading :)

°°°

"Zildaaaann!!!" Teriak Bryan dan Cio.

Bryan berlari ke arah Zildan diikuti oleh Cio tapi tidak dengan Alan ia hanya berjalan santai sambil tersenyum melihat kelakuan kedua sahabatnya. Zildan yang terkejut langsung berbalik arah dan berlari menjauh.

"Woi Zil, lo kok lari? Berhenti woiii!!"

"Ah elah ni anak"

"Zildan!!" Teriak mereka berdua serempak.

Sebenarnya mereka bertiga ingin mengajak Zildan pergi ke perpustakaan. Tetapi Zildan malah lari seperti di kejar rentenir akibat hutang yang sangat banyak. Zildan selalu membuat teman-temannya heran, terkadang sikapnya sangat sulit ditebak. Ia bisa saja bertindak diluar dugaan.

Setelah aksi kejar-kejaran berlangsung selama hampir dua menit akhirnya Bryan berhasil menarik baju Zildan.

"Woi curut, lo dikejar kok malah lari sih?"

"Ya iyalah, dikejar lari, mana ada orang di kejar selfie."

"Eh, bener juga, lu sih yo, ngapain ngejar!" Teriak Bryan menyalahkan cio.

"Si kampret, kan gua ngikut lo!"

"Lah, trus kita kenapa ngejar?" Tanya Bryan polos.

"Ini beda bego, ngejarnya kan buat ngomong sesuatu yang penting."

Mereka berdua diam, sama-sama memikirkan siapa yang benar dan siapa yang salah.

"Jalan juga bisa, tuh si Alan jalan santai nyampe juga." Tunjuk Zildan kearah Alan yang sudah mendekat menuju lapangan.

"Diam grak!" Perintah Alan.

Zildan,Bryan dan Cio seketika diam dan berdiri tegap. Alan yang melihat kejadian itu hanya tersenyum tipis, walaupun hampir tidak terlihat.

"Kembali ke laptop, rencana kita ke perpus bukan ke lapangan." Tegas Cio

"Ngapain?" Zildan bingung untuk apa ke perpustakaan saat jam pelajaran. Terlebih lagi Bryan dan Cio, itu seperti sebuah kemustahilan.

"Nemenin Alan belajar."

"Ah elah, ribet kata-kata lo bry, bilang aja cabut!!!" Teriak Zildan.

"Cabut itu kalo pergi diam-diam, ini kita minta izin, ga cabut!!" Bryan balas berteriak.

Zildan terdiam ia tidak lagi menjawab Bryan. Pandangan Zildan teralihkan ke lorong di depannya.
Di ujung lorong terlihat seorang gadis yang membawa beberapa buku.

"Alan, Bryan, Cio, lo bertiga duluan ntar gue nyusul, gue harus melakukan tugas negara!"

Alan, Bryan, Cio hanya menaikan sebelah alisnya.

"BERAKSI!!" Ucap Zildan semangat dan berjalan pergi.

Mereka bertiga yang sudah tau rencana Zildan hanya pasrah dan berbalik menuju pustaka.

ŽŽŽ

"Hai nav" sapa Zildan semangat

Jangankan menjawab Aurel bahkan tidak menoleh. Zildan yg paham situasi langsung saja merebut buku yang ada ditangan Aurel.

"Sini biar gue yang bawa"

"Ucapan terimakasih yang tadi" lanjut Zildan

"Lo ga ada modusan yang lain?"

"Belum nyari sih nav, ga sempat" Zildan menjawab polos.

Aurel yang mendengar pengakuan Zildan hanya pasrah melihat buku-buku itu telah berpindah tangan, Aurel menurut saja, ia juga mengikuti Zildan dari belakang tanpa berbicara sedikit pun.

"Makasih" Aurel menatap Zildan yang saat ini baru saja selesai meletakkan buku di atas meja pustaka.

Zildan tersenyum mengangguk. Sudah dua kali ia mendengar cewek di hadapannya ini berucap tulus.

ŽŽŽ

Setelah melihat Aurel berbalik pergi, Zildan langsung mencari keberadaan teman-temannya. Dari jauh Zildan dapat mendengar perdebatan antara Bryan, Cio dan penjaga pustaka, memang tidak terlalu keras tapi masih bisa terdengar jelas.

"Sekali-kali gapapa lah buk"

"Ini udah puluhan kali!"

"Ah ibuk... Lebay itu mah"

"Kal___ " teriakan penjaga pustaka terhenti akibat Zildan yang memberikan sebuah kertas.

"Buk, ini surat izin saya" ucap Zildan lembut. Hal itu membuat Zildan mendapatkan tatapan tanya dari teman-temannya, Zildan hanya membalas tatapan itu dengan senyum mengejek.

ŽŽŽ

Zildan dan Alan sudah berjalan mencari meja agar bisa belajar dengan tenang. Mungkin Alan saja, sedangkan Zildan telah duduk dipojok lemari dan menutup mukanya dengan buku.

Tepat beberapa meter dari perpustakaan ada dua orang yang saat ini sedang mengatur strategi agara mereka juga dapat menyusul dua temannya yang mungkin saja saat ini sedang tidur nyenyak dipojok perpustakaan.

"Sebagai teman yang baik, Cio lo duluan"

"Lo kan lebih pintar dari gue, jadi lo aja" tolak Cio

"Kita itu harus sama rata sama rasa"

"Jadi??" Ucap mereka serempak

Tok Tok Tok!!!

Selang beberapa detik pintu ruangan tersebut langsung dibuka.

"Permisi buk, ini Bryan mau ngomong sesuatu"

"Lah? Kok gue?!" Bisik Bryan

"Udah lo aja"

"Ada apa?" Suara guru tersebut membuat Bryan dan Cio menjadi gelagapan, mereka sama-sama berpikir apa yang harus mereka katakan.

"Gini buk... Oo.... Gini... Hmmm.. Jadi kami.." Bryan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Cepat, ibuk harus ngajar"

"Kami mau minta surat izin buk"

"Kalian mau kemana?"

"Perpus buk"

"Ngapain"

"Sebagai teman yang baik kami mau nyemangatin Alan biar lebih semangat buk"

Guru tersebut melihat jam tangan yang ia pakai, sesaat kemudian ia langsung menuliskan surat izin sambil tersenyum jahil.

"Wah makasi buk"

"Gampang ya" ucap Cio spontan sambil tertawa. Yang langsung dihadiahi Bryan dengan pukulan di kepalanya.

"Diem!"

"Yaudah kami pergi dulu buk"

Setelah pintu kelas tertutup mereka langsung berlari menuju perpustakaan yang berada di sudut lorong.

Tidak membutuhkan waktu lama mereka berdua sudah sampai dengan nafas yang tidak beraturan, tapi baru saja mereka akan masuk, Alan dan Zildan sudah jalan mendekat.

"Kalian mau kemana?" Tanya bryan heran

"Lo nggak liat jam, ini udah jam pulang"

Benar yang dikatakan Zildan, tepat setelah itu bel sekolah berbunyi dan beberapa kelas terdengar bersorak.

"Bry gue seriusan mau ngilang dari dunia"

"Gue mau mati aja"

"Bagusnya lu sendiri atau kita berdua?"

"Berdua aja" ucap Alan malas dan langsung pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Alan emang gitu, sabar ya nak, hidup itu keras, kita harus tabah menjalani semua ujian yang diberikan tuhan kepada kita" ceramah Zildan dengan gaya dramatisnya.

Cio dan Bryan hanya mengakat bahu dan berlari menyusul Alan.

"Lah? Mau kemana? Gue ditinggal nih? Cio!! Bryan!!!" Teriak Zildan yang akhirnya ikut berlari menyusul teman-temannya.

°°°

Thanks for vote and comment guys

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZEICHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang