Lupakan Takut : 1.

66 2 0
                                    

     Keindahan kota pada malam hari itu memang sangat indah, mulai dari lampu yang kerlap kerlip menghiasi pinggiran jalan dan juga mewahnya keramaian alat transportasi yang menjadikan kesan nyata bahwa adanya suatu kota yang hidup. Namun bila usailah malam dan datanglah fajar dengan sambutan manis dari sunrise diujung timur dan kemudian berpisah bersama embun di situlah dunia beraktivitas. Random look style, itulah suatu komunitas motor yang terletak di kota nanas dengan menampung para pemuda yang memiliki kecerdasan, kreativitas, dan imajinasi dalam memodifikasi sebuah motor yang kemudian menjadi nilai fungsi seni dan keindahan.

    Di kota tersebut terdapat seorang pria yang tampan, berani, dan tentunya pintar. Ialah Garin, seorang joki dan mekanik yang handal dalam merawat dan mengubah sebuah mesin motor yang pada awalnya memiliki spesifikasi standar dan berevolusi menjadi sebuah mesin dengan tenaga seperti segerombolan kuda. Ia bersama kedua temannya Ridwan dan Ibang memang sudah tak asing lagi bila di dengar bagi anak-anak yang gemar mengikuti balapan liar dengan jalur aspal ±201m yang bertaruh nyawa dan uang sebagai pekerjaan serta bersenang senang.

    Langit biru yang cerah pada pagi itu mengawali pembicaraan mereka. “Garin? Apa yang akan kita lakukan nanti sore?” ucap ibang, “tentusaja demi uangn aku akan mempertaruhkan nyawa dan mengutarakan bakat seni ketrampilanku sebagai seorang mekanik di dalam mesin ini.” Jawabnya dengan santai sambil mengotak atik mesin motornya. Tak lama 15 menit berlalu, datanglah ridwan bersama kuda besinya yang berwarna hitam dope membawa berita yang tak biasa. “hey ridwan apakah kau sehat? Nampak sekali jika wajahmu sangat berbeda!” ucap ibang dengan bercanda menyinggung ekspresi wajah ridwan. “hahahaha.. maafkan aku, hanya saja aku sedikit sedang bahagia.” Jawab ridwan, lalu garin mulai berbicara “apa maksudmu dwan? (panggilan dari garin untuk ridwan).”, “tidak, aku tadi mendengar pembicaraan dari anak-anak yang sering nongkrong melihat balapan liar bahwa kemarin sore dan malam ada dua orang pria yang selalu menang dalam taruhan balapan di planet (tempat jalur balap liar di kota nanas). Dan hal itu mebuatku menjadi sangat penasaran dengan mereka berdua, dan ingin sekali rasanya aku bertanding dengan mereka satu persatu.” Jawab ridwan dengan mimik wajah yang serius. “baiklah, ayo kita tebar pesona sore ini dan lanjut malamnya seperti roadshow” kata ibang berkatakepada garin dan ridwan.

     Ketika terik mentari sudah tak selembut sang putri dan sebaik sang peri, dan waktu yang kian lama semakin berlari menuju senja. Pada saat itulah balapan liar terjadi yang di lakukan pembalap liar di jalan lingkar kota nanas, jalan yang semula bagaikan pemakaman dan kemudian dalam hitungan detik saja berubah menjadi ramai seta padat. Harum asap itu dan indahnya suara bising yang didengar sangat memberikan ciri khas dalam pertunjukan balap liar pada sore itu. “inilah bahagia masa remaja yang sesungguhnya, bersenang-senang bersama teman  dam jalanan kota tercinta” kata ridwan sambil menghirup udara yang ia rasakan, lanjutnya dengan wajah yang ceria “baiklah, aku yang pertama dari kalian berdua yang akan menunjukan karismaku (balapan) kepada semua orang.”

Corat Coret Independent (puisi, quotes,dan cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang