Ikutin terus cerita ini ya, kalau baca jangan cuma part1 nya aja biar tau gimana jalan cerita ini👌👌👌 .
TYPO BERTEBARAN
Happy reading!!!..............................
"Kanzaaaa!"Suara teriakan seorang gadis yang sangat tidak asing lagi suaranya di telinga Kanza membuatnya menoleh. Siapa lagi kalau bukan Feby Trixsy Priscilia. Sahabatnya itu berlari kecil kearahnya dengan tergesa-gesa di antara lorong kelas yang ramai karena bel tanda pelajaran pertama telah berbunyi. Begitu sampai di hadapan Kanza,Feby mengambil nafas dalam-dalam dan mengeluarkanya secara perlahan.
"Paan sih lo!, nggak usah teriak-teriak napa, ni telinga gue masih dipake ya."
"Hehehe ya maaf, oh iya! masa yahh.. ,tadi gue liat Kevin diparkiran sama cewekhnyahh lagi pelukanhh gitu, tapi ya si ceweknya itu keliatannya lagi nangis deh, hahh.. hahhh.. capek gue lari dari parkiran. " ucap Feby dengan napas yang tersenggal-senggal.
Kanza hanya tersenyum tipis mendengar cerita dari Feby. Hampir setiap hari mereka berdua membahas seorang bernama Kevin Pamungkas Brasheitto si Boser Bub-nya SMP Galaxy. Sebenarnya sih, bukan hanya mereka. Namun seluruh murid di SMP Galaxy ini juga pasti pernah menggosipkannya.Sayangnya, kali ini Kanza seperti tidak tertarik untuk menaggapi cerita Feby tentang Kevin.Feby pun kesal karena Kanza tak menanggapi ceritanya,padahal ia sudah rela berlari dari parkiran sampai depan kelasnya hanya untuk memberi tahu Kanza kabar tentang doinya itu. Dengan wajah santainya Kanza masuk kedalam kelas 9-6.Membuat Feby jengkel.
"Ihhhhhh Kanza tungguin gue dong..!!"ucap Feby sambil berjalan memasuki kelas.
"Heran deh gue sama lo kok bisa cewek baik-baik kayak lo suka sama dia? Sampe bertahun-tahun lagi! Nggak capek apa lo mendem perasaan lo sama si Keep.. Aduhhhhh! Sakit, zaaaa!" Feby tidak melanjutkan kekesalannya karena kakinya keburu diinjak Kanza.
"Ihhhh mulut lo nggak bisa pelanan dikit apa kalo ngomong keras banget sih.. " kata Kanza merengut. "Kalau yang lain denger, gimana?"
"Ihihihihi sorry sorry za, abisnya ya gue tuh geregetan banget sama lo" kata Feby sambil ketawa-ketawa.
"Yaaa tapikan lo bisa nggak sihh kalo ngomongin tentang dia itu suaranya di kecilin dikit" jawab Kanza sambil memcubit pinggang Feby dan segera lari dari Feby menuju bangkunya.
Feby pun segera mengejar Kanza. Mereka saling senggol dan bercanda sambil setengah berlari menuju tempat duduk mereka,yang berada di deretan paling belakang. Cukup nyaman untuk bemalas-malasan, tapi tidak bagi mereka yang sudah kelas sembilan. Untungnya, mereka sudah melalui Ujian Nasional. Ya,Kanza dan seluruh murid kelas sembilan lainnya kini sudah bersiap untuk menuju jenjang pendidikan di SMA.
"Eh eh za, liat tuh... " Feby tiba-tiba menoel-noel lengan Kanza. Alisnya naik turun dengan pandangan terfokus pada satu arah. "Sang pangeran berkuda datang."
Pandangan Kanza langsung mengikuti Feby. Tampak seorang cowok yang berjalan dengan beberapa cowok lain,persis seperti pangeran yang dikelilingi ajudannya. Pesonanya membuat cewek-cewek yang dilewatinya ngeces dan berebut untuk menyapa. Cowok yang dimaksud adalah Kevin.
"Apaan sih, By? Gue kan udah bilang jangan godain gue kayak gitu." Kanza sedikit risih.
Kevin tidak duduk sebangku dengan Kanza,tapi Kevin seringkali memperhatikannya. Termasuk sikap Kanza yang selalu menunduk setiap kali Kevin lewat atau berjalan menuju ketempat duduk. Apalagi, selama dua tahun penuh mereka tidap pernah bertegur sapa. Kadang, Kevin berfikir kalau Kanza tak mau berteman dengannya lagi. Padahal dulu sewaktu mereka satu tempat les mereka sering sekali berbicara.
Pandanga Kevin kadang beralih pada Feby yang duduk sebangku dengan Kanza. Kevin juga sering melihat Feby memggoda Kanza hingga wajahnya merona, membuat dia makin penasaran. Mungkin, Kevin tidak tau kalau sebenarnya jantung Kanza selalu berdetak tak karuan saat berada di dekatnya. Kalau saja anak-anak lain di kelas tuli, Kanza pasti sudah berteriak kegirangan bisa duduk berdekatan dengan salah satu cowok populer di sekolah.
"Eh, si ketua kelas mau ngapain tuh?" suara Vito mengalihkan pandangan Kevin dari Kanza.
"Semuanya! Gue minta perhatiannya sebentar, dong!" Revan memukul papan tulis menggunakan spidol. Kesal karena tak ada yang menoleh, dia berteriak.
"Yang nggak diam, gue sumpahin nggak lulus!"
"Buset dah sembarangan lo nyumpahinnya parah banget!" Satu bolpoin melayang kearah Revan.
"Lo tuh yang bakalan nggak lulus, Van!"
tambah si Naya."Makanya, dengerin dulu dong. Gue kan mau ngomongin acara malam perpisahan kita," jelas Revan sambil menghela napas dan menggelengkan kepala. Maklum,tantangan terberat menjadi ketua kelas adalah selalu dicuekin anak-anak sekelas saat lagi memberikan penjelasan.
"Kalian ada saran nggak, kita mau kemana?"
Tak ada yang menanggapinya. Semuannya justru asik mengobrol sambil saaling mengutarakan pendapat.
"Ayo dong, pada mau ke mana nih?" tegas Revan sambil memukul-mukul papan tulis.
Lagi-lagi tidak ada yaang menjawab. Sampai akhirnya, Lisa mengangkat tangan.
"Kalau ke Puncak gimana?"
"Jangan anak kelas 9-9 udah rencanain acara perpisahan di sana."
"Ya terus,kenapa emangnya kalau kita ke Puncak juga? Lagian kan kita nggak satu tempat sama mereka," celetuk Damar.
Lagi-lagi Revan menolak usulan itu. Akhirnya, anak-anak sekelas sibuk bergosip kalau Revan menolak ke Puncak karena takut bertemu mantan pacarnya yang kebetulan siswi kelas 9-9. Wenda, si sekertaris kelas yang notabenanya pacar Revan, ikut berkomentar.
"Ooooh, mentang-mentang ada Sekar.... Takut galau,yaaaa?!"
"Apaan sih!"
"Ya udah, bilang aja sih kalau takut galau. Nggak apa-apa kaliii."Setelah itu, justru Revan dan Wenda yang ribut saling ejek. Mereka pun jadi tontonan seru anak-anak satu kelas.
"Woy! Kalau mau ribut jangan di sini, dong!" teriak Vito, yang membuat suasana hening seketika.
Vito yang juga termasuk cowok populer di sekolah, sebenarnya punya sifat ramah dan sering tersenyum. Tapi kalau lagi bad mood, jangan harap dapat senyuman dari dia.
"Gimana kalau di Villa gue aja?".
🌜⚡🌛
Hai... Maaf kalo ceritanya jelek dan membosankan karena ini cerita pertama aku, jadi harap maklum ya hehehe..
Nah kira-kira siapa ya yang ngusulin pendapat itu, penasaran kan.
Jangan lupa vomment ya.... dan jangan lupa juga follow akun ini ya😊.
Kritikkan kalian bakal diterima dengan baik :).
Salam
Adinda💕
KAMU SEDANG MEMBACA
ZaVin
Teen Fiction"Tugas gue cuma suka dan cinta sama dia, nggak masalah dibales atau nggaknya, yang terpenting gue tetep bisa deket dan liat senyumnya"- z Berawal dari benci menjadi suka, suka menjadi cinta, lalu beralih menjadi sosok pengagum rahasia, lama-lama p...