Jangan lupa tekan tanda bintang di pojok kiri bawah
TYPO BERTEBARAN
Happy reading!!!
..............................
"Gimana kalau di Villa gue aja?"
Suara Kevin membuat semua mata tertuju padanya.Dia sendiri terlihat santai sambil melihat ke arah Revan.
"Gimana? Pada mau nggak?" tanyanya lagi.
"Widihh tumben nih si Boser bub, tapi beneran nggak papa nih?? " tanya Revan memastikan.
"Kalau Kevin yang ngajakin, berarti dia nggak keberatan," celetuk Vito.
Selain ganteng dan populer, Kevin dikenal sebagai anak penyumbang dana terbesar di sekolah. Tawaran dari Kevin ini pun berhasil membuat anak cewek dikelas kegirangan. Jelas saja, karena jarang sekali Kevin mau bersosialisasi. Vito yang dari tadi bad mood, senyum-senyum sendiri melihat kehebohan di kelas.
"Ntar, kalau udah ditentuin harinya, langsung kasih tau aja ke gue," tambah Kevin.
Revan mengangguk setuju dan mulai membicarakan rencana acara apa saja yang akan mereka lakukan di Hotel Kevin nanti. Belum pernah ada yang diajak main-main ke Villanya Kevin,kecuali Vito, yang notabenanya sebagai sahabatnya Kevin. Jadi, semua pertanyaan pengarah pada Vito.
"Cie.. Cie.. yang mau ke villanya doi." Feby tiba-tiba menggoda Kanza.
"Duuh,apaan sih lo? Terus lo godain gue sampe kiamat!!"
Tapi, tak lama setelah cemberut, Kanza tersenyum lebar dan membayangkan saat bertamu di villa Kevin. Tidak hanya Feby yang melihat rona merah di pipi Kanza ketika menunduk, ternyata Vito pun menyadarinya. Tak perlu diberitahu pun Vito sudah bisa menebak bahwa Kanza memendam perasaan terhadap Kevin,yang entah sejak kapan gadis itu memendam perasaanya terhadap Kevin.
🌜⚡🌛
Seluruh anak kelas 9-6 sudah berdiri di depan villa Kevin yang terlihat sangat mewah dan luas.
Villa itu terletak dipinggir pantai. Villa itu juga memiliki pemandangan yang sangat indah. Kanza membayangkan berapa banyak kamera cctv dan juga penjaga di villa ini.
"Waaaaah, parah gede banget nie villanya Kevin," sahut Feby.
Kanza mengangguk menanggapi ucapan Feby yang masih mematung takjub.
"Butuh berapa orang ya, buat bersihin villa sebesar ini?"
Tak lama, seorang pria dengan balutan kemeja batik dan celana hitam yang rapi,datang menyambut dan memperkenalkan diri dengan sopan.
"Selamat datang, teman-teman Tuan Kevin. Saya Joko, ketua pelayan di villa ini. Mari ikuti saya,karena saya tidak mau ada yang tersesat."
Beberapa anak ada yang tertawa karena ucapan terakhir pak Joko. Mustahil sepertinya kalau sampai tersesat di dalam villa. Tapi, begitu masuk kedalam pekarangan villa mengikuti pak Joko, semuanya makin menganga. Villa itu benar-benar luas dengan kolam air mancur di tengah-tengah halaman depan dan kolam renang yang sangat luas di halaman belakangnya yang disebelahnya terdapat kursi santai. Ada tanah lapang yang sepertinya biasa digunakan untuk pesta kebun dan di sebelah tanah lapang tersebut ada pantai yang sangat indah.
"Kalau ada perlu,silakan menghubungi lewat telepon itu," ujar pak Joko ramah sambil menunjuk ke salah satu sisi. Revan mengangguk sopan dan berbicara beberapa hal dengan pelayan tersebut kemudian berjalan beriringan, diikuti Wenda yang setia mendampingi.
"Gilaaaa keren banget!!!" ujar Anita, seraya berjalan mendekati tumpukan kayu yang sudah disusun rapi membentuk segitiga. Tumpukan kayu itu akan menjadi pelengkap acara mereka malam ini. Anak-anak lainnya mengikuti langkah Anita, mendekati tumpukan kayu tersebut.
"Kevin yang nyiapin semua ini?" ucap Kanza takjub.
"Nggak mungkin, lah!!" jawaban Feby membuat Kanza memasang muka bingung. "Duuuh, sahabat gue yang lemot, dengerin ya. Pembantunya Kevin itu kan banyak banget, pasti mereka yang nyiapin ini semua."
"Iya juga ya. Hehehehehe..."
Kanza mengikuti Feby berjalan sambil melihat-lihat sekeliling. Karena tidak memperhatikan jalan, Kanza menabrak seseorang. Untung saja orang itu menangkap pinggangnya. Kalau tidak,Kanza pasti sudah jatuh tersungkur.
"Nggak apa-apa?"
Kanza langsung membeku begitu tau orang itu adalah Kevin,si tuan rumah. Wajahnya terasa panas begitu mata mereka saling bertemu. Kanza benar-benar tak tau harus berbuat apa. Apa kabar dengan jantungnya?, rasanya jantung Kanza akan segera loncat keluar.
"Hei, Kanza." Kevin menepuk pipi Kanza sambil tersenyum. "do not be stunned."
Kanza tersentak dan langsung melepaskan tubuhnya dari Kevin.
"Eh... eh... iya. Makasi, Kevin. Maaf ya."
"Jangan bengong makanya," ucap Kevin yang makin membuat jantung Kanza berdetak tak karuan. Kevin kemudian berjalan meninggalkan Kanza yang masih membeku. Perasaan Kanza bercampur aduk menjadi satu seperti es campur. Malu sekaligus senang.
"Awas jantunnya copot!!" celetukan Feby hampir membuat Kanza terjungkal ke depan,kaget karena kedatangan Feby tiba-tiba.
"Ihhh, apaan sih ngagetin aja."
"Gue tadi ngeliat, lhoo. Cieee cieee, Kanza. Akhirnyaaaa!","kayaknya bentar lagi ada yang nggak jomblo lagi niiih, hahahahahaha!"
"Apaan sih lo, By. Ngeselin banget deh."
Kanza adalah tipe cewek yang paling tidak bisa menyembunyikan perasaanya saat senang. Dan satu lagi, dia selalu gugup kalau menyangkut cowok yang ia sukai.
🌜⚡🌛
Jangan lupa vomment ya... Dan jangan lupa juga kritik dan saranya supaya cerita ini lebih bagus lagi😊.
Salam
Adinda 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
ZaVin
Teen Fiction"Tugas gue cuma suka dan cinta sama dia, nggak masalah dibales atau nggaknya, yang terpenting gue tetep bisa deket dan liat senyumnya"- z Berawal dari benci menjadi suka, suka menjadi cinta, lalu beralih menjadi sosok pengagum rahasia, lama-lama p...