Part 3~

33K 1.4K 8
                                    

Pintu tiba tiba saja terbanting, dan disaat yang bersamaaan aku melihat ka faro yang sedang menatap tajam cowo yang berada dihadapanku.

Ka faro menarik cowo itu dan langsung meluncurkan tinjuan dimukanya, dan memukulnya bertubi tubi walaupun cowo itu sudah meminta maaf ka faro tetap memukul nya.

Wajahnya sudah babak belur, tapi ka faro tetap memukulnya, aku terus memanggil namanya berulang kali tapi dia tak endengarkan ku,

"KA FARO !!" teriakku

Ka faro menghentikan tinjuannya lalu menatapku, tatapan nya berubah menjadi sedikit melembut dari sebelumnya.

"Apa ku tak apa ??" tanya ka faro panik

"Aku tak apa. Bagaimana dengan nya ??" tanyaku sambil melirik kearah cowo itu

"Dia pantas mendapatkannya" ucap ka faro sambil berusaha melepaskan tali yang kini mengikatku

Ka faro menarik tanganku menjauh dari rumah ini, dan membawaku pulang kerumah dengan motor kesayangannya.

.
.
.
.

Aku tak menyangka akan mendengar hal buruk sesampainya disekolah, semua orang membicarakannya bahkan guru guru pun sampai mengadakan rapat selama 2 jam untuk membahas masalah ini.

"Apa kau sudah mendengar kalau anak dari kelas sebelah terbunuh dengan cara yang mengerikan ??" tanya seseorang perempuan pada teman laki laki disampingnya

"Iya, aku dengar kepala dan badannya ditemukan dengan keadaan terpisah" balasnya

"Ih, seram banget sih" balasnya ngeri

Aku hanya berusaha menutup telingaku, berharap tidak mendengar percakapan mereka.

Semalam dia hanya mendapat beberapa luka karna pukulan ka faro, dan itupun tidak terlalu parah sampai seperti ini.

Faro POV

Aku langsung keluar dari kamar edfa dan kembali kerumah orang sialan itu dengan membawa pisau lipat kesayanganku.

Aku merasa sangat senang saat melihat wajah seseorang yang sedang putus asa dan memohon kepadaku,

"TERUSLAH MEMOHON, BERI AKU KEPUASAN !!" teriakku membabi buta

"Lep-askan a-ku" ucapnya terputus putus

"Apa aku tidak mendengarnya ??" aku kembali menekankan pisau kecilku ditangannya

"Arrgh.... lepaskan aku dasar bajingan" teriaknya kesal

"Bukankah yang bajingan itu kamu, apa kaca dikamarmu ini kurang besar" balasku tak kalah kesal

Aku menghancurkan kaca besar itu hingga pecah menjadi beberapa bagian, aku mencapkan 1 samapai 2 pecahan kaca itu masing masing dikaki kanan dan kirinya.

"Argh... dasar gila" ucapnya

"Memang" balasku cuek

Aku benar benar kurang puas dengan semua karya yang baru saja ku buat,

"Kau tak asik" ucapku dingin

Aku langsung menarik pisau ditangannya sampai mengeluarkan darah segar dari sana, aku sedikit menjilat darah dipisau itu lalu menatap kearah nya,

"Mari kita akhiri game ini sekarang juga" ucapku

Dia terus menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri dengan cepat,

"Sepertinya kau sudah tak sabaran" ucapku

Aku langsung menarik rambutnya kasar, dan mulai menancapkan pisau ditangan ku kelehernya,

"ARRGH...." melodi yang sangat indah

Aku terus menekan pisau itu semakin kedalam sampai menbus leher belakangnya, aku lakukan secara perlahan ditemani sebuah melodi yang sangat indah ditelingaku.

Sampai akhirnya kepala itu benar benar terpisah dari badannya.

"Game over" ucapku finish

"Ah.... ini benar benar membosankan" ucapku sambil mengelap bercak darah di pipiku

Aku segera membersihkan jejak jejak sidik jariku seteliti mungkin.

Tenang, aku ini paling pandai bermain petak umpet, tak ada yang bisa menemukan ku sampai saat ini.

Hal ini bukanlah kali pertama aku melakukannya, melainkan kesekian kalinya.

FARO POV END

Aku merasa kepalaku terasa sakit, dan keseimbangan tubuhku mulai memudar dan semakin memudar.

Di sinilah aku berada, diruangan serba putih dan berbau obat obatan.

Aku melihat ka faro memandang ku dengan tatapan khawatir sambil menggenggam erat tanganku.

"Apa kau tak apa ??" Tanya ka faro dengan nada cemas

"Tak apa" balasku

"Sungguh ?? Aku akan mengantarmu pulang sekarang" ucap ka faro

"Aku tak apa ka," ucapku mencoba meyakinkan

Aku menyenderkan kepalaku didada bidang ka faro, lalu memeluknya erat.

"Kau boleh cerita kepadaku" ucap ka faro lembut

"......."

"Apa ini tentang cowo itu ??" Tanya ka faro seakan akan mampu membaca pikiranku

Aku mengangguk pelan,

"Mungkin semua ini adalah takdir, kita tidak bisa menyangkalnya" ucap ka faro

Aku mulai menangis dipelukan nya, sedangkan ka faro hanya mengusap lembut kepalaku.

Ya.... sebuah takdir yang menyebalkan, dan merepotkan.

Bersambung....

Jangan lupa di vote ya...
Mencet bintang doang, gak akan membuat kalian bangkrut !!

My Posesif and Psycopath Brother (DiTerbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang