Eagerness in Ministry 1

6 0 0
                                    

So, as much as is in me, I am eager to preach the Good News to you also who are in Rome (Rom 1:5 from World English Bible Translation).

Apakah ini kali pertama anda melayani penuh waktu di gereja?

Atau anda sudah lama melayani?? Satu tahun, dua, atau tiga atau mungkin lebih sepuluh tahun??? Apakah anda masih memiliki eagerness in ministry?? Menurut definisinya; eagerness in ministry dapat diartikan anxious, impatient, longing, yearning, aching, wishing, hoping, hopeful, hungry, intent on bahkan enthusiastic untuk melayani. Apakah anda masih memiliki eagerness untuk melayani?

Bagi anda yang baru pertama kali melayani, apa yang anda rasakan saat ini? Apa yang anda pikirkan? Apakah ada excitement, antusias, semangat yang menggebu-gebu bukan karena tempat melayani anda bagus banget atau karena orang-orangnya baik, atau mungkin karena gaji anda tinggi tetapi apakah ada passion di dalam hati anda yang membuat anda excited...so eager to minister??

Bagaimana dengan anda yang telah melayani lebih dari setahun, dua tahun atau bahkan lebih dari sepuluh tahun? Masih adakah eagerness in ministry? Apakah the passion of Christ masih menjadi driving force bagi pelayanan anda?

Ada 3 macam eagerness yang harus dimiliki seorang hamba Tuhan:

1. Eager to speak: speaking the good news of Jesus. Di manapun kita melayani apakah kita tetap excited untuk mengabarkan kabar baik? God is good, God is great, God is love...di tengah-tengah jemaat yang anda layani?

Rasa jenuh; tekanan hidup yang dialami, terutama bagi mereka yang sudah berkeluarga dapat mempengaruhi semangat anda untuk melayani. Kesibukan melayani ditambah dengan tambahan pelayanan yang anda terima di sana sini mungkin menyebabkan anda mengabaikan keluarga anda selama ini. Kemudian anda akan berkilah...

"Meski sibuk dan saya jarang bercengkrama dengan keluarga, yang penting saya selalu memberikan quality time terhadap keluarga???Apa benar apa yang anda bilang quality time itu cukup buat keluarga anda? What about our time for God? Waktu kita terhadap orang-orang yang kita layani? Benarkah kalau kita tidak memiliki waktu untuk bercengkrama dengan keluarga, kita masih memiliki eagerness untuk bersama dengan mereka, kita masih memiliki banyak waktu terhadap orang-orang yang kita layani? Apakah waktu yang diberikan itu benar-benar quality time??

Are we eager to speak today? Am  I eager to preach the Good News?

Good news in the midst of trouble, good news in the midst of pain? Good news in the midst of death? Good news when there seems to be no hope for us???

Are we eager to speak?

Dan terkadang oleh karena situasi dan kondisi yang terasa begitu menekan dan menghimpit membuat kitapun tergugu, terasa tertampar, kita terhenyak, tak tau lagi apa yang harus kita katakan ketika berbagai hal ini menekan jiwa dan hati kita...

Kalau hal ini terjadi, biarlah Mzm 103:1-2 menyegarkan hati dan pikiran kita...

Pujilah Tuhan, hai jiwaku!

Pujilah namaNya yang kudus hai segenap batinku!

Pujilah Tuhan, hai jiwaku,

dan janganlah lupakan segala kebaikanNya!

Pada setiap akhir kalimat, terjemahan bahasa Indonesia menaruh kata seru sehingga dapat kita artikan ini adalah sebuah kalimat yang memuat sebuah perintah.

Ketika kita lagi terpuruk, stress, jenuh, terbeban begitu berat dan menekan hati kita bahkan kehilangan arah dalam pelayanan kita, mazmur memerintahkan jiwa kita untuk memuji Tuhan. Segenap pikiran dan emosi kita seharusnya memuji Tuhan. Kenapa? Karena kita harus ingat, kita memang lemah tetapi Tuhan kuat!

What Happens to Church Today?Where stories live. Discover now