Prolog - Meet My Planet

24 6 6
                                    

Hello guys! Meet me again in new story. Hope you like it!

Budayakan vote and comment ^^

oOo

Jenia baru saja pindah ke sebuah apartemen yang cukup besar di sini. Akhirnya, gadis itu merasakan hidup sendiri. Karena selama ini, ayahnya selalu melarang ia untuk tinggal sendirian. Beliau selalu memaksa Jenia agar anak perempuannya itu tetap tinggal di rumah. Ayahnya sungguh protektif. Terkadang, Jenia merasa kesal kalau ayahnya sudah over-protective. Tapi sekarang, ia sudah bebas. Ia sudah lepas dari kontrol ayahnya. Berkat ibunya, ia bisa membujuk sang ayah kalau ia sudah dewasa dan semuanya akan baik-baik saja.

Gadis itu menghirup napasnya dalam dan mengeluarkannya dengan perasaan yang teramat lega. Ia berjalan menuju kaca jendela apartemennya yang sangat besar. Pemandangan diluar adalah kota Paris dengan menara Eiffel-nya. Jenia sedikit murung ketika menyadari hari masih terang. Mungkin akan tambah cantik kalau malam tiba, batinnya.

Sudah cukup untuk mengagumi segala yang terjadi di hari ini. Jenia segera membereskan barang-barangnya.

oOo

Esok harinya, Jenia berencana untuk berjalan-jalan di sekitar apartemen. Ia akan menghabiskan waktu satu harinya yang tersisa sebelum hari senin datang. Hari sibuk dunia. Ugh, ia merasa phobia pada hari senin.

Jenia mengusir jauh-jauh pikirannya. Ia menekan tombol lift dan menunggu pintu lift itu terbuka. Tanpa sadar, kakinya mengetuk-ketuk lantai. Semuanya berhenti ketika ia menangkap wangi maskulin itu.

Ada yang datang.

Entah mengapa, jantungnya berdetak cepat dan semakin cepat. Ia merasa gugup. Sialan, padahal ia belum melihat sosok dengan wangi maskulin itu tapi mengapa ia sudah begini. Oh, Jenia yang malang karena terlahir single sejak dulu.

Ting!

Suara lift mampu menyadarkan Jenia kembali ke kenyataan. Gadis itu sedikit mengerjap saking gugupnya. Ia memilih masuk lebih dulu. Tak lama, ada seseorang yang mengikuti. Dan dia adalah pria-wangi-maskulin itu. Damn! Sekarang, mereka berdua berada dalam satu lift.

Jenia berusaha mengontrol kegugupannya yang tidak jelas. Ia sedikit menoleh ke arah pria yang agak jauh di sampingnya. Jenia mengumpat dalam hati. Shit! Dari pinggir saja sudah tampan, bagaimana dari depan!?

Jenia menoleh lagi untuk kedua kalinya. Ia memandang pria itu lebih lama dan menyimpan baik-baik wajah tampan itu diingatannya. Entahlah... Ia rasa, ia menyukai pria itu. Ada sesuatu yang berbeda dari pria yang tidak ia ketahui namanya tersebut.

Dan waktu berjalan sangat cepat sampai-sampai ia tidak menyadari pintu lift yang sudah terbuka dan pria itu sudah berjalan jauh di depannya.

oOo

Hari senin pun tiba. It's monster's day for Jenia!

Jenia sedang mengolesi roti tawarnya dengan selai stroberi kesukaannya. Setelah selesai, ia kemudian melahapnya sembari duduk di sofa ruang tamu. Tangan kirinya mengambil remote TV dan segera mengganti channel-nya. Tak sengaja, ia berhenti di channel berita cuaca hari ini. Jenia senang sekali ketika tahu kalau hari ini akan sangat cerah. Mudah-mudahan, rencananya mengirim naskah ke penerbit juga akan secerah cuaca.

Karena keasikan menonton, Jenia hampir lupa waktu. Ia mengecek jam dinding yang menggantung di atas TV. Damn! Ia terlambat.

Gadis itu buru-buru mengambil tasnya dan memakai sepatu. Sebelum membuka pintu, ia merapihkan bajunya yang sedikit kusut. Ketika ia membuka pintu, pria itu melewati apartemennya. Dan apa!? Kedua mata mereka bertemu. Jenia mematung sekejap. Seriously handsome, God.

Jenia tersenyum kaku yang dibalas pria tampan itu dengan anggukan kecil sebelum menghilang dari pandangannya. Ia yakin, hari ini akan menjadi hari tercerah baginya.

oOo

Menarik? Kalau iya, klik vote dan beri aku comment yaa.

With luv,

Ailoils

ARIONIA (Arion & Jenia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang