Episode 01

1.8K 28 4
                                        

Mamat dan Engkus adalah dua buah manusia sedang menjalankan misi hidupnya masing-masing, dengan terikat tali persahabatan yang sudah begitu lama mereka ikrarkan untuk tidak saling bertentangan. Mereka baru saja memasuki sekolah SMK, tentu masih kelas satu tidak mungkinkan langsung kelas tiga dan langsung mengikuti Ujian Nasional. Dimana mereka masih polosnya tidak tahu dengan lingkungan sekolah barunya itu, katanya disekolah itu sistem perbulian masih berlaku oleh orang yang paling berkuasa. Siapa yang kuat dialah yang berkuasa.

Mereka baru saja menyelesaikan Masa Orientasi Peserta Didik kalau disingkat jadi MOPD, masa dimana mereka disuruh-suruh sama kakak kelasnya untuk melakukan ini itu lah, bawa ini itulah, dan mereka mau. Ah pokok nya membuat mereka sangat tidak menyukainya. Tapi, itu juga awal mereka mengenal sesama jenis dan lawan jenis mereka di sekolah barunya.

Hari pertama sekolah setelah MOPD dimulai. Engkus yang rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah Mamat hanya beda kampung saja, dia memutuskan untuk berangkat bareng dan menunggu Mamat di depan rumahnya. Lumayan lama Engkus menunggu, Mamat akhirnya keluar dari rumahnya untuk menemuai Engkus dan berangkat sekolah dengan menggunakan angkot.

Tiba disekolah, upacara sudah berlangsung sampai pembacaan Undang-Undang Dasar, mereka kesiangan. Mungkin, karena lama menunggu Mamat. Tentu mendapat hukuman dari Pak Satpam dengan melakukan push up tiga puluh kali dan skot jump tiga puluh kali, juga tidak di izinkan mengikuti upacara bendera pertama disekolah barunya itu.

"Ah anjir kesiangan Kus" kata Mamat dengan menyesalnya
"Gara-gara kamu ah, lama banget tadi dirumah" Jawab Engkus dengan menyalahkan Mamat.
"Oh hehe"
"Seuri weh"
"Yah jadi tidak ikutan upacara bendera pertama Kus"
"Minggu depankan ada lagi"
"Minggu depankan libur, tanggal merah"
"Senin depan maksudnya Mat"

Upacara selesai, mereka dipersilahkan memasuki kelas barunya bersama orang yang mengikuti upacara bendera. Tiba dikelas, untuk memilih tempat duduk, mereka menginginkan duduk paling belakang. Tapi, sudah ada yang menempatinya tidak tahu siapa karena belum berkenalan.

"Woy kamu siapa? ini tempat duduk kita" Tanya Engkus dengan wajah seperti orang mau ngajak berantem kepada orang yang duduk di bangku pojok paling belakang. Semua orang dikelas yang baru ada sembilan orang serentak mengalihkan perhatiannya kepada Engkus.

"Saya Jamal" jawab orang itu sambil berdiri dengan tubuhnya yang lebih tinggi dari Engkus.
"Oh, salam kenal broh" kata Engkus.
"Oke sama-sama" kata Jamal dengan suara cemprengnya.
"Apa liat-liat hah?" kata Mamat kepada orang yang melihatnya di depan bangku Jamal.
"Enggak bang enggak, silahkan duduk bang disini"
"Oke makasih" Mamat duduk dengan orang yang menyuruhnya duduk itu.
"Apa liat-liat hah?" kata Engkus kepada orang yang sedang duduk bersama Mamat. Padahal tidak ada yang melihat Engkus sama sekali.
"Enggak bang enggak, tidak juga melihatnya"
"Ah bohong, siapa namamu hah?"
"Acep bang"
"Oh Acep, tuh kata Pak kurnia suruh menemuianya dilapang upacara sekarang" Engkus mengusir Acep dengan pura-pura menemui Pak kurnia, padahal sama sekali tidak tahu nama Pak kurnia itu ada di sekolah ini atau tidak.

Tidak duduk dibangku pojok paling belakang, tapi mereka duduk didepan bangku pojok paling belakang. Tidak apalah asal jangan didepan banget. Semua murid sudah memasuki kelas dengan jumlah total dua puluh tujuh bersama Ibu guru jadi dua puluh delapan, masuk ke kelas dengan memperkenalkan dirinya yaitu Ibu Ani Sugiani Purnama Wijaya Kusuma yang biasa di panggil Ibu Endah katanya, hah kok bisa ya, dan mengumumkan bahwa dia adalah wali kelasnya. Oh sit, Mamat sama sekali tidak keberatan karena ibu gurunya masih muda, cantik, dan bolehlah, boleh mengajar maksudnya.

Bel istirahat berbunyi Mamat dan Engkus pergi ke kantin untuk melakukan mandi, ya untuk beli makananlah.

"Kus gimana kalau kita berlomba untuk dapat cewek" kata Mamat sambil makan cimol
"Hah"
"Gimana kalau kita berlomba untuk dapat cewek"
"Hah"
"Gimana kalau kita berlomba untuk dapat cewek"
"Hah"
"Hah heh hah heh hah heh we"
"Ini nih tersedak cimol, minta minum Mat"
"Oh nih, tenang dong Kus kalau makan tuh"
"Hayu, takut siapa?"
"Siapa takut!"
"Ayo" Engkus menyetujuinya.
"Ayo"
"Yang kalah, lari 10 keliling di lapangan upacara" Engkus menambahkan sangsi buat yang kalah.
"Jangan larilah" Mamat membantahnya
"Terus apa?"
"Gimana kalau teraktir jajan selama sebulan?"
"Oke, takut siapa?"
"Siapa takut!"
"Iya"

Mereka memulai persaingan mendapatkan seorang cewek, dengan sangsi teraktir jajan sebulan untuk yang kalah. Mereka kembali ke kelasnya karena bel masuk sudah berbunyi. Tidak ada kejadian yang terlalu seru untuk mereka lakukan sampai sepulang sekolah. Sekolah pertamapun berakhir begitu saja, semua murid sekolah pulang kerumahnya masing-masing, begitupun Mamat dan Engkus

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA-CINTAanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang