01

4.1K 57 0
                                    

                Terminal keberangkatan telah penuh sesak oleh orang yang berangkat maupun mengantarkan kerabatnya. Termasuk aku, ayah, ibu dan kelima kakakku. Meskipun ayah dan ibu sibuk mereka selalu menyenpatkan kesempatan yang penting untuk anak – anaknya. Bobby kakak pertamaku meneteskan airmata dibalik senyumnya yang indah. Micah dan Zack menatapku dengan muka bangga. Flo dan Liza membawa koperku dengan cukup kerepotan mengingat koperku cukup banyak. Aku berdiri diapit oleh ayah dan ibuku yang menampakan wajah bahagia juga bangga.

“ ‘Nak disana nanti jangan nakal ya!” ucap ibuku lembut, “ Nanti kalau sudah sampai pergilah ke alamat ini, ini alamat paman Felix, kau tahu kan”

“Iya bu, masa aku lupa dengan paman Felix, aku udah kangen sama paman Felix,” ucapku, paman Felix adalah kakak dari ibuku. Ia sering memberiku Vegemite jika berkunjung ke Indonesia.

                Aku akan ke Australia untuk melanjutkan pendidikanku. Aku akan kuliah di Universitas Royal – Ok, ini ngasal – dengan jurusan ekonomi. Cukup biasa memang tapi itu membutuhkan kerja keras dan harus melalui beberapa test.

                “Mitch,’’ panggil Kak Bobby

                ‘’Iya, Kak?’’ tanyaku

                ‘’Don’t Forget us,’’ Kak Bobby dan 3 kakakku yang lain melihatku serius

                ‘’ Never, I will never forget you, we always brother and sister until the end of a time,’’ ucapku panjang lebar. Mereka memelukku satu persatu lalu aku mengucapkan selamat tinggal kepada mereka.

************************************************

                Kurang lebih empat jam aku duduk di kabin pesawat, dan itu sangat memebosankan. Akhirnya aku sampai di bandara internasional Melbourne. Aku menghentikan taksi danmemberikan alamat rumah paman Felix. Rumah paman Felix bisa dibilang besar aku hanya pernah mengunjunginya 3 kali seumur hidupku. Aku memencet bel rumah paman Felix.

                ‘’Ya ada yang bisa saya bantu?’’ ucap seorang maid

                ‘’uhm, apakah paman Felix ada?’’ tanyaku

                ‘’Anda siapa tuan Felix?’’ Maid itu yanya balik

                ‘’ aku keponakannya, Namaku Mitch Carell,’’ ucapku memperkenalkan diri

                ‘’ oh, Tuan Carell saya kira anda datang besok atau lusa, Tuan Moore baru saja ke kantor 30 menit yang lalu,’’ ucap maid itu, ‘’ silahkan masuk tuan, anda pasti capek karena perjalanan, mari Tuan saya bawakan koper anda, TRUDY, MARGARETH KESINI CEPAT BANTU AKU BAWA KOPER TUAN CARELL,’’ teriak maid itu kepada anak buahnya , mari tuan saya antarkan ke kamar anda,”

                Kamarku ada di lantai 2, kamarnya luas telah disetting seperti kamarku yang ada di indonesia. Dengan spring bed queen size, lemari super besar bahkan masih ada banyak tempat kalau. hanya sekedar menaruh pakaianku yang kubawa, tv LED 23 inchi, dan yang paling mengejutkan  — bahkan kamarku diindonesia tidak ada— aku punya kamar mandi pribadi.

‘’ well, terimakasih --, ‘’

‘’ Michele tuan,’’ ucapnya

‘’ terimakasih Michele atas sambutannya yang hangat, sekarang aku mau istirahat kau boleh keluar sekarang, tapi jangan lupa,sampaikan terimakasihku juga pada Trudy dan Margareth,’’ ucapku

‘’ baik tuan dan selamat istirahat, ‘’ ucap Michelle

Sepeninggalan Michelle aku membersihkan diriku dengan mandi dibawah shower hangat. Ototku yang terasa kaku sekarang menjadi lebih rileks dan santai. Aku mengambil i-Pod ku dan menyalakan lagu tidurku Mika - Relax

************************************************

                Aku bangun pukul 9 malam karena mendengar suara gaduh dari ruang keluarga. Kilihat paman Felix sedang berkaraoke sendirian. Ia menyanyikan lagu Avril Levigne – Wish You Were Here dengan suara bassnya yang sangat fals .

                ‘’paman, bisakah kau  tidak bernyanyi aku masih jet-lag!’’ kejutku dari belakang

                ‘’Oh, Mitch, Wow, kapan kau sampai? Kenapa kau tak memberitahuku?, kenapa ibumu tak telfon?, ‘’ Tanya paman

                ‘’Aku sampai jam setengah Sembilan pagi, aku tak mau mengganggu pekerjaanmu, aku tak tahu kalau ibu akan telfon,’’ jawabku satu persatu

                ‘’ kau sudah tau kamarmu, ‘nak?’’ Tanya paman Felix

                ‘’sudah paman,  Michelle yang menunjukannya,” ucapku

                ‘’oh, oke tidurlah kembali ‘nak, I know you still jet-lag,’’ ucap paman Felix

                ‘’oke paman,’’ ucapku lalu naik ke atas untuk tidur kembali. Aku memutuskan untuk tidak tidur gara – gara insomniaku kambuh. Aku pergi keluar rumah untuk menikmati angin malam yang berhembus. Disamping rumah paman Felix ada taman bermain. Aku menikmati duduk di ayunan sambil mendengarkan lagu dari Pentatonix – Daft Punk. Setidaknya ini bisa mengusir rasa bosan, meskipun sepanjang lagu aku harus mendengarkan beatbox dari Kevin dan Avi.

                Aku terkejut saat aku mendengar suara gemerisik dari semak di belakangku. Seorang cowok keluar dari semak – semak itu. Seorang cowok yang memakai snapback, jumper kebesaran,  celana jeans yang  dipotong tak rapi sampai lutut.

                ‘’hei, kau baru ya disini? Aku tak pernah melihatmu sebelumnya?’’ ucap cowok itu

                ‘’eh, iya aku baru datang pagi gini,’’ ucapku

                ‘’aku Scott, Scott Hoying, kau?’’ Tanya Scott

                “Mitch Carell,’’ ucapku

**************************************************************************************************

sorry, kemarin aku hapus tapi ini udah di repost.

dimedia dari kiri ke kanan: Alex, Mitch, Scott

               aku butuh Vomments, guys

Feel This Moments (Repost) (Boy X Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang