Ini hari pertamaku masuk kuliah. Aku pergi ke kampus menggunakan mobilku. Sebenarnya, aku ingin pergi menggunakan bus atau transportasi massal. Tapi paman Felix bersikeras bahwa aku harus tau jalan – jalan tempat tinggalku. Aku menggunakan Navigasi untuk pergi ke kampus. Kampusku cukup besar, kata paman kampusku fasilitasnya sudah lengkap.
Aku berjalan ke ruang TU untuk mengambil jadwalku. seorang wanita berambut merah ada di balik konter TU. “ maaf, Mrs, saya mahasiswa baru disini!, nama saya Mitch Carell,” ucapku
“oke, biar kuperiksa datamu dulu,” ucap Mrs. Rose – aku melihat papan namanya –, “ oke, ini jadwalmu
“terima kasih Mrs. Rose,” ucapku tersenyum kecil
‘’sama sama, ‘nak!’’ ucapnya ramah
Aku berjalan menuju ruang kuliah pertamaku. Menurut tulisan di kertas kuliah akan mulai jam 09.30 dan sekarang masih jam delapan lebih lima belas. Mungkin aku terlalu bersemangat untuk kuliah hari pertamaku. Rencananya, aku mau keliling sekitar kampus dulu, beradaptasi. Siapa tau aku dapat teman baru atau bahkan sahabat. Akhir perjalananku aku menemukan kantin. Kantin terletak diujung koridor ke lima dekat dengan ruangan kuliah pertamaku.
“Mitch,” teriak seseorang, aku berbalik dan menemukan Scott berlari menyongsongku
“oh,hi Scott,” ucapku menyapa
“kau mau kemana?” tanyanya
“aku mau ke kantin, mau ikut?” tawarku
“sure,” katanya singkat. Kami berjalan beriringan menuju kantin. “mau makan apa?, biar aku yang pesan!” ucap Scott
“fish and chips,” ucapku, “dan untuk minumnya, jus papaya tanpa gula,”
“oke tunggu beberapa menit,” ia berlari ke konter makanan.
15 menit kemudian ia berjalan bersama Rachel. Aku melihatnya kerepotan dengan dua nampan. Aku menyongsongnya dan mengambil nampanku.” Maaf sudah merepotkanmu, hi Rachel!” ucapku
“hi, Mitch,” ucap Rachel
“ah, It’s OK, ayo duduk,” ucap Scott
Aku memakan fish and chipsku dengan tenang. Sambil sesekali melirik handphoneku untuk me-googling suatu hal yang tak penting. Scott dan Rachel masih bercakap hal yang aku tak tahu.
“by the way, sekarang kau ada jam kuliah?” Tanya scott
“um, nanti jam Sembilan,” ucapku,” bersama Prof. Henderson,”
“bolehkan kalau aku lihat jadwalmu?” ucap Rachel, aku menyerahkan lembar jadwal kuliahku ke Rachel.
“well, untuk hari senin hingga jumat jadwal kita sama,” ucapnya
“oh, great, ngomong – ngomong udah jam sembilan kurang sepuluh, lebih baik kita masuk sekarang, aku nggak mau telat di hari pertamaku masuk kuliah,” ujarku
“oke, yuk,” ucap Rachel, ketika kami tiba, ruangan kuliah masih sepi baru ada beberapa anak yang kelihatannya sangat nerd. Tapi aku tak peduli. Aku duduk disamping Rachel dan Scott. Rachel sangat pintar memilih tempat duduk. Prof. Henderson tiba cukup cepat, jam Sembilan tepat ia sudah memulai materi kuliah.
**************
Kuliah selesai pukul 11.00 tepat, aku, Scott dan Rachel keluar bersama. “oh, sorry guys, aku harus kerja jam ini,” ucap Rachel
“kau bekerja, Rachel?” tanyaku
“iya aku kerja part-time, hanya untuk memenuhi keuangan bulanan dan bayar uang kuliah,” ucapnya santai
“oke deh, selamat bekerja Rachel,” ucapku, detik selanjutnya Rachel pergi. Aku dan Scott berjalan lagi dalam diam, it’s awkward moment.
“so…,” ucap Scott mebuka percakapan,” Kenapa kamu pilih sekolah disini?, bukankah diindonesia banyak universitas yang bagus?”
“umm, sebenarnya aku ingin sekolah di Indonesia tapi, aku kasihan lihat pamanku, di sendirian disini tanpa istri, anak, dia disini Cuma sama maid – maid nya saja,” kataku
“memangnya ia tidak menikah?” tanyanya
“dia gay, dia hidup sendiri karena nenek dan kakek homophobia, dari 4 saudaranya hanya ayahku saja yang menerimanya, jadi, ayahku membantunya dengan menjadikannya manager di perusahaan cabang ayahku,” ucapku menceritakan tentang uncle Felix,”dan aku tak tau mengapa ia tidak menikah dengan pacar prianya saja,” tambahku.
“kalu kamu sendiri?” Tanya Scott lagi, “ sudah punya pacar?”
“belum,” jawabku
“kenapa?” ujarnya
“aku sama seperti pamanku, aku gay, dan aku nggak tau aku belum punya pacar, mungkin menunggu saat yang tepat,” jawabku jujur, tiba – tiba Scott berhenti,”kenapa, kamu homophobic?” tanyaku.
*Scott POV*
“kenapa kamu homophobic?” Tanya Mitch, dia gay? Thank god dia gay. Sebenarnya, aku punya crush dengannya sejak pertama kali aku bertemu.
-FLASHBACK ON-
“200?” tawar pelangganku
“nope, 300 atau tidak!” ucapku
“okelah, 300, satu kilo gram?,” Tanya pelanggan itu
“saya pastikan satu kilo gram, sir! Itu dari Los Anthrax di Mexico,” ucapku
“ aku percaya padamu, jadi, deal,” ucapnya
“deal,” jawabku singkat, kuserahkan paket berbungkus kertas cokelat kepada orang itu,”jika ada pesanan hubungi saya lagi, sir!” ucapku lagi
“oke pasti,” jawabnya, akupun berlari dari tempat itu. Nah, itulah hidupku aku bisa makan, kuliah, punya tempat tinggal dari pekerjaan itu. Aku tak tahu kapan aku memulai bisnis ini atau, aku yang mulai lupa kapan aku terjun ke bidang ini. Yang penting ini semua sudah mencukupi kebutuhanku selama ini.
Aku tiba disebuah taman dekat Lotus Avenue. Disini tempatku biasa berdiam diri. Aku tak tahu mengapa, tapi aku rasa aku punya feel yang kuat tentang taman ini. ada seseorang yang duduk di ayunan taman ini. entah mengapa aku mendapat sesuatu yang berbeda dari orang itu. Aku melihat masa depan, keindahan dan nafsu. Tapi rasa nafsu itu bisa ditepis dengan mudah. ‘’hei, kau baru ya disini? Aku tak pernah melihatmu sebelumnya?’’ sapaku, bukan awalan yang bagus.
‘’eh, iya aku baru datang pagi ini,’’ jawabnya, sepertinya ia cukup ramah
‘’aku Scott, Scott Hoying, kau?’’ ucapku memperkenalkan diri
“Mitch Carell,’’ jawabnya, oh, Mitch aku rasa aku cinta padamu
-FLASHBACK OFF-
Dan mulai saat itu aku percaya aku cinta pada Mitch. Aku tidak tahu mengapa, Ketika aku melihatnya seakan ada ribuan rasa lucu dan aneh terasa di perutku.
**************************************************************************
Oke, part 3 udah ku-update, sorry kalo maksa banget dan dikit partnya. jangan lupa Vomments-nya juga Follownya
(AWAS BAHAYA LATEN TYPO!!!)
Media: Scott Hoying
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel This Moments (Repost) (Boy X Boy)
Teen FictionMitch, 18 tahun, dia anak baru di sebuah universitas di australia. Dia adalah seorang yang openly gay, namun semua orang tak memasalahkan orientasinya Scoot, 21 tahun, seorang bandar narkoba. Dia adalah orang asing pertama yang ditemui Mitch Alex, 2...