Happy Weekend💜
***
Hari demi hari sudah berlalu, kini Iqbaal sudah sibuk dengan Meet and Greet Dilannya. Dan dengan berjalannya waktu, maka akan semakin dekat waktu kepulangan Iqbaal.
Besok!
Besok Iqbaal akan kembali ke Amerika dan menempuh pendidikannya kembali. Meninggalkan kesibukan di Indonesia yang sedang digelutinya. Meninggalkan semua penggemar Dilan dan semua SoniQ. Sepertinya baru semalam Iqbaal sampai disini. Tapi tak apa, itu sudah biasa. Ini adalah kedua kali dimana aku harus mengantar Iqbaal kembali. Tak ada air mata yang akan mengalir di pipiku, karena sekarang hanya ada kebahagiaan.
"Gue pergi dulu yaa. Jaga diri baik-baik di Indonesia. Semangat sekolahnya. Jangan lupa belajar dan siapin semuanya buat ujian. Gue tunggu lo di UWC" Kata Iqbaal.
"Oke. Lo juga jaga diri disana. Jangan main-main. Belajar" Ujarku.
"Iyaa" Sahutnya.
Lalu perlahan Iqbaal berjalan dan mulai menghilang.
"Gak usah sedih, dek" Kata Teh Ody yang tiba-tiba muncul di belakangku.
Aku segera berbalik badan.
"Enggak kok, Teh. Aku gak sedih. Justru bahagia banget. Buat apa sedih? Ini kan kali kedua aku nganter Iqbaal ke bandara" Ucapku.
"Bagus bagus. Yaudah yuk pulang" Ajak Teteh.
"Ayuk" Jawabku.
Aku dan Teteh pulang bersama. Aku membawa mobil, dan Teteh ikut bersamaku. Ayah Herry dan Bunda Rike di mobil mereka.
Banyak yang aku bicarakan dengan Teteh. Mulai dari membahas kembalinya Iqbaal, Dilan, Vanessa, Zidny, bahkan sekarang kami sedang membicarakan tentang UWC China.
"Kamu beneran mau ke China?" Tanya Teteh.
"Iya dong, Teh. Kesempatan gak dateng tiga kali. Ini udah kedua kalinya beasiswa dateng ke aku, dan aku gak akan nolak lagi" Jawabku.
"Iya juga sih. Kesempatan kedua kadang gak ada"
"Nah mangkanya itu, Teh"
"Kenapa gak ambil yang di USA? Biar bareng gitu sama Ale" Goda Teteh.
"Enggak, Teh. China emang negara yang ingin aku datengin untuk sekolah. Dan sekarang akhirnya aku untuk pergi mewujudkan itu" Jelasku.
"Yaudah deh kalo emang itu mau kamu. Yang terpenting sih kamu mau belajar. Dan jangan terlalu santai karena kamu udah resmi di terima disana. Kamu kan masih ada ujian disini. Fokus ke itu dulu yaa" Ujar Teteh.
"Siap bos!" Pekikku
***
1 Tahun sudah berlalu. Kenangan manis nan pahit bersama Iqbaal, semuanya hanya sebatas kenangan sekarang. Aku jauh darinya. Aku tak lagi bisa bersamanya untuk beberapa hari. Tak hanya jauh dari Iqbaal, aku juga jauh dari Bunda, Ayah, dan semuanya. Sekarang akudi China. Menempukan pendidikan yang aku mau, jurusan Language and Cultural.
Setiap hari, aku selalu menelfon Ayah dan Bunda di Indonesia. Dan sesekali aku menelfon Teteh, dan tak jarang juga Ayah Herry dan Bunda Rike yang berbicara denganku.
Ini sudah sangat membahagiakan untukku. Memang, tak ada ikatan yang mengikat aku dengan Iqbaal, seperti status pacaran layaknya remaja biasa. Tapi, apakah pacaran itu sudah memberikan ikatan? Menurutku tidak.
Aku pernah menonton video yang orang didalamnya berbicara seperti ini "Ketika kamu menerima ajakan lelaki untuk berpacaran, maka kamu sudah memberikan harga dirimu kepadanya. Kamu gratisan. Harga dirimu, kau jual dengan kata-kata manis darinya. Kamu murahan. Kamu gratisan". Menurutku ada betulnya. Al-Quran pun tak mengajarkan kita untuk berpacaran. Yang ada Ta'aruf. Itu pun ada waktu dan aturannya, tak sembarangan. Dan tak hanya memberikan kata-kata manis yang kelak memudar dan menjadi pahit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back
Fanfiction[SELESAI] Sequel Fact Not Dream. Ketika kau kembali dan kau-- Kartika Cahya Andhini Bangkalan, 22 November 2017